Drama di Beijing dan Kembalinya Wang Yi di Ujung Tombak Diplomasi China
Dari segi kebijakan luar negeri, tidak ada yang berubah dengan pergantian menteri luar negeri China. Akan tetapi, publik tetap penasaran. Apa yang sebenarnya terjadi di Beijing?
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·5 menit baca
Kembalinya Wang Yi menjadi menteri luar negeri China, menggantikan Qin Gang yang kurang dari tujuh bulan menjabat, membuat publik bertanya-tanya mengenai gejolak yang terjadi dalam politbiro Partai Komunis China (PKC). Qin (57) dilantik sebagai menlu pada Desember 2022. Ia digadang-gadang sebagai orang termuda yang menjabat posisi itu.
Sekarang, dengan Wang (69) kembali memegang jabatan menlu sekaligus Direktur Komisi Pusat Kebijakan Luar Negeri PKC, diperkirakan kebijakan luar negeri China akan lebih fokus ke Asia dibandingkan memprioritaskan perbaikan hubungan dengan Amerika Serikat.
Lengsernya Qin dari posisi menlu tidak disertai keterangan apa pun dari Kementerian Luar Negeri China. Akibatnya, muncul berbagai teori liar di dunia maya yang disebarluaskan oleh warganet. Muncul pula foto-foto Qin tertidur di sejumlah rapat PKC sehingga terbit gosip bahwa ia tidak sehat. Bahkan, ada juga yang mengatakan, ia serong dengan seorang perempuan sampai melahirkan seorang bayi laki-laki.
Warganet pun mengaitkan hilangnya Qin dari peredaran dengan kasus petenis putri China, Peng Shuai, pada akhir tahun 2021. Peng (37) mengunggah di media sosial bahwa ia pernah dilecehkan oleh Zhang Gaoli (77), mantan Wakil Perdana Menteri China. Keduanya kemudian menghilang dari peredaran hingga sekarang.
Terkait Qin, pegiat hak asasi manusia Lin Shengliang di media sosial Weibo mengunggah bahwa pada hari saat Qin diangkat sebagai anggota Komite Pusat PKC, penyiar Phoenix TV, Fu Xiaotian, mengunggah foto dia bersama bayi laki-lakinya dengan teks ”hari yang penuh kemenangan”.
Sebelumnya, warganet telah curiga bahwa Qin dan Fu memiliki hubungan karena pada Maret 2023, Phoenix TV menyiarkan wawancara Fu dengan Qin. Dalam wawancara itu, keduanya tampak sangat akrab, bahkan saling melontarkan candaan.
”Masalahnya, Kementerian Luar Negeri China sama sekali tidak berkomentar. Semestinya, mereka bisa mengatakan bahwa tuduhan warganet itu gosip belaka, tetapi ini tidak ada tanggapan sama sekali dari pemerintah sehingga publik kian berspekulasi. Ini tidak membantu meluruskan informasi,” kata Fang Zhouzi, penulis China yang memelopori gerakan antihoaks dan disinformasi di negara itu, seperti dikutip surat kabar New York Post, Rabu (26/7/2023).
Kepada surat kabar Washington Post, pakar kajian China di Institut Kebijakan Masyarakat Asia (ASPI) Neil Thomas menjelaskan bahwa langkah tutup mulut Pemerintah China ini justru mencoreng kredibilitas mereka. Masyarakat global bisa meragukan kemampuan China berdiplomasi apabila segala sesuatu dilakukan secara rahasia. Pertanyaan yang muncul di publik justru semakin banyak karena Beijing tidak memberi jawaban apa pun.
Hingga kini belum ada penjelasan dari Beijing, apakah Wang Yi seterusnya akan menjabat menlu atau nanti digantikan oleh darah muda.
Hingga kini belum ada penjelasan dari Beijing, apakah Wang Yi seterusnya akan menjabat menlu atau nanti digantikan oleh darah muda. Ada dugaan bahwa mantan juru bicara Kemlu, Zhao Lijian, akan dipromosikan menggantikan Qin. Zhao pada akhir tahun 2022 dipindah ke Departemen Perbatasan dan Kelautan.
Diskusi publik berspekulasi bahwa Zhao dipindah karena perilaku istrinya, Tang Tianru. Beredar foto-foto Tang jalan-jalan di Jerman, sementara seantero China mengalami pembatasan sosial sangat ketat di tengah pandemi Covid-19.
Selain itu, Tang per Desember 2022 mengunggah di Weibo, berisi keluhan susahnya mendapat obat penurun demam selama pandemi. Unggahan itu dihapus tidak lama kemudian, tetapi warganet kadung mengabadikan tangkapan layarnya.
Wartawan AS pemerhati China, Bill Bishop, menulis di situs Sinocism yang berisi kajian sosial-politik China bahwa kecil kemungkinan Zhao menggantikan Qin sebagai menlu. Pasalnya, Zhao adalah salah satu ”pendekar serigala” alias diplomat China yang galak di media sosial dan suka mendiskreditkan orang-orang yang mengkritisi kebijakan Beijing.
”Qin sendiri juga merupakan pendekar serigala, tetapi ia jauh lebih diplomatis dibandingkan Zhao karena pernah menjadi Duta Besar China untuk AS. Mengingat hubungan AS-China sekarang di titik terendah dan Washington telah mengirim tiga pejabat ke Beijing, kelihatannya China menghindari penunjukan menlu yang konfrontatif,” kata Bishop.
Tiga pejabat AS yang telah melawat ke Beijing di tahun 2023 adalah Menlu Antony Blinken, Menteri Keuangan Janet Yellen, dan Utusan Khusus Presiden AS untuk Urusan Iklim John Kerry. Selain itu, pekan lalu, Beijing menyambut kedatangan mantan Menlu AS Henry Kissinger. Xi Jinping menjamu Kissinger yang ia sebut-sebut sebagai sahabat lama Beijing.
Fokus ke Asia
Sementara Wang Yi kembali memegang posisi menlu, para pemerhati isu China memperkirakan manuver politik luar negeri Beijing tetap fokus di Asia. Wang sebelumnya menjadi menlu pada periode 2013-2022. Ia adalah pakar kajian Jepang yang selama duduk di perguruan tinggi maupun ketika masuk Kemenlu dikenal kritis.
Ketika dilantik menjadi menlu pada tahun 2013, China dan Jepang sedang tegang akibat sengketa di Laut China Timur. ”Kelihatan sekali penunjukan Wang sebagai menlu menunjukkan prioritas Beijing adalah di Asia,” kata Guru Besar Hubungan Internasional Universitas British Columbia, Kanada, Paul Evans, kepada Christian Science Monitor edisi 18 Maret 2013.
Pada 4 Juli 2023, Wang sebagai Direktur Komisi Pusat Kebijakan Luar Negeri PKC menghadiri Forum Kerja Sama Internasional Trilateral di Qingdao. Dalam pidato sambutannya, ia berkata kepada delegasi dari Jepang dan Korea Selatan bahwa mereka terlalu dekat Barat, terutama AS.
”Orang-orang Barat itu tidak bisa membedakan antara orang China, Jepang, dan Korea. Sekeras apa pun kalian berusaha memancungkan hidung dan memperbesar kelopak mata, kalian tetap orang Asia di dalam. Oleh sebab itu, mari kita perkuat kerja sama antarbangsa Asia,” tutur Wang. Video pidato itu disiarkan oleh media-media arus utama China yang terafiliasi dengan pemerintah.
Posisi China juga diperkuat dengan posisi negara itu dalam perang Rusia-Ukraina yang berlangsung sejak 24 Februari 2022. Kedekatan Wang Yi dengan Menlu Rusia Sergey Lavrov tampak ketika mereka berdua kerap melakukan dialog di sela-sela Pertemuan Ke-56 Para Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM) di Jakarta, 11-14 Juli 2023.