Agar Merata, Presiden Jokowi Dorong Sistem Keuangan Global Lebih Adil
Presiden Jokowi menerima sejumlah pemimpin lembaga ekonomi dunia dan pemimpin negara sebelum penyelenggaraan KTT ASEAN. Masalah ekonomi global maupun hubungan saling menguntungkan dibahas dalam pertemuan-pertemuan ini.
Oleh
NINA SUSILO, CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Presiden Bank Dunia Ajay Banga di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (4/9/2023). Dalam pertemuan, Presiden Jokowi mendorong sistem keuangan global yang lebih adil.
JAKARTA, KOMPAS – Menjelang penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN, Presiden Joko Widodo menerima para pemimpin organisasi ekonomi dunia. Harapan sistem keuangan global yang lebih adil untuk negara berkembang pun disuarakan.
Secara berturut-turut, Presiden Jokowi menerima Presiden Bank Dunia Ajay Banga, Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva, dan Ketua Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) Prof Klaus Schwab, Selasa (4/9/2023) di Istana Merdeka, Jakarta. Dalam pertemuan ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno mendampingi.
Kunjungan Presiden Bank Dunia Ajay Banga menjadi pertemuan pertama yang dimulai jam 14.15 sampai 14.45. Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi mengatakan bahwa Indonesia dan negara berkembang lainnya berharap Bank Dunia bisa mewujudkan sistem keuangan yang lebih adil. ”Saya yakin Presiden Banga menyadari berbagai kritik pada Bank Dunia, termasuk oleh Sekjen PBB terkait kurangnya perhatian pada kepentingan negara berkembang. Indonesia dan negara berkembang lain menaruh harapan besar kepada Anda untuk wujudkan sistem keuangan global yang lebih adil bagi semua, terutama bagi negara berkembang,” tuturnya.
Kolaborasi lintas pemangku kepentingan juga dinilai penting. Sebab, saat ini situasi ketidakpastian global sangat memengaruhi pembangunan di negara berkembang. Presiden Jokowi pun menjajaki kolaborasi Bank Dunia dengan ASEAN dan Indonesia untuk menjawab tantangan tersebut.
”Saya yakin Presiden Banga menyadari berbagai kritik pada Bank Dunia, termasuk oleh Sekjen PBB terkait kurangnya perhatian pada kepentingan negara berkembang. Indonesia dan negara berkembang lain menaruh harapan besar kepada Anda untuk wujudkan sistem keuangan global yang lebih adil bagi semua, terutama bagi negara berkembang.”
Presiden Jokowi menambahkan komitmen Indonesia dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Karena itu, didorong penguatan komitmen untuk merealisasikan pembiayaan dan investasi dalam transisi energi dan ekonomi hijau.
”Berbagai terobosan telah kami lakukan, termasuk pengembangan EBT dan upaya penerapan pajak karbon. Tapi tidak semua negara dapat memenuhi kebutuhan pembiayaan hijau.”
”Berbagai terobosan telah kami lakukan, termasuk pengembangan EBT dan upaya penerapan pajak karbon. Tapi tidak semua negara dapat memenuhi kebutuhan pembiayaan hijau,” kata Presiden.
Kondisi ekonomi global juga dibahas Presiden Jokowi saat bertemu Direktur Pelaksana IMF. Menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Presiden Bank Dunia dan Direktur Pelaksana IMF mengapresiasi prestasi Indonesia. Perekonomian Indonesia dinilai baik karena pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,3 persen dan kemampuan Indonesia mengendalikan inflasi.
Kristalina mengakui saat ini kinerja perekonomian dunia kurang baik. Pandemi Covid-19 pernah menjadi tantangan bersama. Karena itu, pandemi sekaligus mendorong semua bergerak bersama untuk saling menguntungkan.
Kristalina, kata Retno, juga menyebut ASEAN sebagai titik terang di tengah situasi dunia yang sulit. Indonesia pun disebut sebagai sumber harapan.
”Ini juga memberi pelajaran bagi negara-negara berkembang, kalau Indonesia bisa, maka negara berkembang lain juga harus bisa,” tuturnya.
Yakin jadi pusat ekonomi
Adapun saat pertemuan Presiden Jokowi dan Ketua WEF, Prof Klaus Schwab menyampaikan keyakinannya pada ASEAN sebagai salah satu pusat ekonomi. ”Beliau adalah big believer on ASEAN, percaya mengenai masalah ASEAN, pertumbuhan ekonomi ASEAN,” tutur Retno seusai pertemuan.
”Beliau adalah big believer on ASEAN, percaya mengenai masalah ASEAN, pertumbuhan ekonomi ASEAN.”Klaus juga menyinggung pentingnya integrasi isu terkait kecerdasan buatan dalam diskusi-diskusi ekonomi. Dia juga mengundang Presiden Jokowi untuk menghadiri World Economic Forum tahun depan."
Presiden Jokowi juga menggelar pertemuan bilateral dengan para pemimpin negara ASEAN, Senin ini. Pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Kepulauan Cook Mark Brown dimulai pukul 16.00 sampai pukul 16.30. Pertemuan bilateral ini dilanjutkan dengan pertemuan bilateral secara berturut-turut dengan Perdana Menteri Timor Leste Kay Rala Xanana Gusmao, Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh, dan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet.
Dalam pertemuan dengan PM Timor Leste Xanana Gusmao, Presiden Jokowi juga menegaskan dukungan Indonesia yang selalu diberikan untuk keanggotaan Timor Leste di ASEAN. ”Indonesia selalu mendukung dan aplikasi keanggotaan Timor Leste dan implementasi roadmap keanggotaan termasuk melalui peningkatan kapasitas pejabat Timor Leste,” tuturnya.
Dalam pertemuan dengan PM Kamboja, Presiden Jokowi menyampaikan apresiasi karena Kamboja menyambut keinginan Indonesia untuk mengimpor beras dari Kamboja 250.000 ton setiap tahun. Indonesia juga siap mendukung infrastruktur ketahanan pangan Kamboja melalui pasokan pupuk dan pelatihan.
Para pemimpin lembaga ekonomi dunia maupun pemimpin negara ini akan menghadiri KTT ASEAN yang dimulai Selasa (5/9/2023) di Jakarta. (CAS/INA)