China dan Indonesia sama-sama sedang mengejar kemajuan negeri. Memasuki sepuluh tahun jalinan kerja sama, China dan Indonesia memiliki prospek yang menjanjikan.
Oleh
LUKI AULIA, JOSIE SUSILO HARDIANTO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Memasuki sepuluh tahun kemitraan strategis China-Indonesia, hubungan kedua negara memiliki prospek yang menjanjikan. Kedua negara juga sama-sama sedang bergerak menuju masa depan yang menjanjikan. Rakyat China sedang bergerak menuju Tujuan Seratus Tahun Kedua dan bangsa Indonesia juga sedang berjuang untuk mencapai Visi 2045.
”Mari kita bergandengan tangan untuk memperluas kepentingan bersama dan menjalin kerja sama yang saling menguntungkan,” kata Duta Besar China untuk Indonesia Lu Kang dalam acara Peringatan Ke-74 Hari Berdirinya Republik Rakyat China, Rabu (20/9/2023) malam, di Jakarta.
Acara ini merupakan resepsi luring pertama yang diadakan Kedutaan Besar China untuk Indonesia setelah pandemi Covid-19. Pada acara resepsi China ini tampak hadir Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto, dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.
Lu Kang mengatakan, selama 74 tahun, di bawah kepemimpinan Partai Komunis China yang kuat, rakyat China telah menggabungkan kekuatan dan mencapai tujuan perjuangan 100 tahun pertama untuk membangun masyarakat cukup sejahtera secara menyeluruh. ”Kami sekarang menuju tujuan perjuangan 100 tahun kedua yaitu saat genap 100 tahun berdirinya RRC,” ujarnya.
Presiden China Xi Jinping mengemukakan Inisiatif Pembangunan Global, Inisiatif Keamanan Global (GSI), dan Inisiatif Peradaban Global. Ketiga inisiatif ini diterima dengan baik oleh komunitas internasional. Mediasi China dalam perdamaian bersejarah antara Arab Saudi dan Iran merupakan salah satu praktik GSI yang berhasil.
Tahun ini menandai peringatan sepuluh tahun kemitraan strategis komprehensif China-Indonesia. Ini juga merupakan tahun ke-10 sejak Xi mencanangkan ”Jalur Sutra Maritim Abad Ke-21” di Indonesia. Hubungan bilateral kedua negara dinilai China berhasil mempertahankan momentum pertumbuhan yang kuat.
Ini ditunjukkan dengan intensitas pertukaran tingkat tinggi. Pada tahun 2022, Xi dan Presiden RI Joko Widodo saling bertukar kunjungan dalam waktu enam bulan. Pada Juli lalu, Jokowi menghadiri upacara pembukaan Chengdu World University Games. Kedua presiden sepakat untuk mengambil langkah-langkah konkret untuk mewujudkan komunitas kedua negara.
Pada awal bulan ini, Perdana Menteri China Li Qiang menghadiri pertemuan Pemimpin Kerja Sama Asia Timur dan melakukan kunjungan resmi ke Indonesia. Kunjungan itu memberikan momentum yang kuat bagi hubungan kedua negara.
Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin juga baru saja mengakhiri kehadirannya pada China-ASEAN Expo ke-20 di China. ”Kami menantikan kehadiran Presiden Jokowi pada Forum Sabuk dan Jalan untuk Kerja Sama Internasional Ketiga pada bulan Oktober di Beijing,” kata Lu Kang.
Kedua, sinergi antarstrategi yang dinilai China hebat. Kereta Cepat Jakarta-Bandung, proyek andalan kerja sama Inisiatif Sabuk dan Jalan, akan segera beroperasi secara komersial. China senang telah berkontribusi pada masyarakat Indonesia. Kedua belah pihak harus menerapkan konsensus penting dan melakukan persiapan penuh untuk memastikan kereta api beroperasi dengan standar tinggi dan kualitas tinggi.
China ditegaskan siap bekerja sama dengan Indonesia untuk mewujudkan Koridor Ekonomi Komprehensif Regional dan ”Dua Kabupaten, Taman Kembar” menjadi proyek andalan baru dalam kerja sama Inisiatif Sabuk dan Jalan Indonesia.
Adapun dari sektor perdagangan, perdagangan dua arah kedua negara mencapai hampir 150 miliar dollar AS dan ini meningkat dari tahun ke tahun sebesar 19,8 persen. China telah menjadi mitra dagang terbesar Indonesia selama sepuluh tahun berturut-turut.
Menurut Kementerian Investasi Indonesia, investasi langsung dari perusahaan China ke Indonesia berjumlah 8,23 miliar dollar AS pada tahun 2022. Angka ini meningkat dari tahun ke tahun sebesar 160 persen dan merupakan sumber investasi asing terbesar kedua di Indonesia.
Yang terakhir tetapi juga terpenting adalah pertukaran orang ke orang yang selama ini berjalan aktif. Ini kemudian menghasilkan saling pengertian dan hubungan persahabatan yang kian mendalam antarkedua bangsa.