McCarthy Lengser, DPR AS Berkutat Mencari Ketua Baru
DPR AS harus mulai berhimpun untuk menentukan ketuanya. Hingga ketua DPR yang baru terpilih, tidak akan ada langkah terkait rancangan undang-undang anggaran pemerintah.
Oleh
IRENE SARWINDANINGRUM, FRANSISCA ROMANA
·5 menit baca
WASHINGTON, RABU — Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat digulingkan. Kevin McCarthy dari Partai Republik dilengserkan dari posisinya melalui pemungutan suara dengan 216 suara mendukung berbanding 210 suara menolak. Kini DPR AS harus berkutat dalam waktu singkat untuk memilih ketua baru seiring risiko penghentian layanan pemerintah (shutdown) yang membayangi.
Segera setelah McCarthy lengser, anggota DPR Republikan, Patrick McHenry, ditunjuk sebagai ketua sementara. McHenry dikenal sebagai sekutu McCarthy. Kepada wartawan, anggota DPR Republikan lainnya, Kelly Armstrong, mengatakan, tugas utama McHenry sebatas memilih ketua baru. Lebih jauh dari itu, kata Armstrong, ia juga akan digulingkan.
McCarthy baru menjabat pada Januari 2023 setelah melalui pemungutan suara alot sebanyak 15 putaran. Kini para anggota DPR AS harus mulai kembali berhimpun untuk menentukan ketuanya. Menurut rencana sidang membahas pengganti McCarthy mulai digelar pada 10 Oktober dan voting diadakan sehari kemudian.
Anggota DPR Republikan mengatakan, mereka membutuhkan waktu setidaknya sepekan untuk memilih ketua baru. Hingga ketua DPR yang baru terpilih, tampaknya tidak akan ada langkah terkait rancangan undang-undang untuk anggaran pemerintah. Padahal, mereka menghadapi tenggat pada 17 November untuk menyediakan anggaran lebih banyak demi menghindari shutdown.
Perseteruan soal anggaran, sekaligus kemarahan anggota partai terhadap kegagalan McCarthy untuk mendukung upaya kubu konservatif memangkas belanja, menjadi hal yang memicu pelengseran McCarthy. Upaya itu dimotori Matt Gaetz, rekan separtai McCarthy yang sejak awal tidak mendukung pemilihan McCarthy sebagai Ketua DPR AS. Adapun anggota DPR dari Partai Demokrat sepakat memberikan 208 suara untuk mendukung pelengseran McCarthy. Hal itu dipicu upaya McCarthy untuk memakzulkan Presiden Joe Biden.
Berdasarkan Konstitusi AS, Ketua DPR tidak harus berasal dari anggota Kongres. Republikan dan Partai Demokrat mulai bersaing untuk mengajukan calon masing-masing. Bagi Partai Demokrat, ini cukup mudah karena mereka solid mendukung Pemimpin Minoritas Hakeem Jeffries. Ia juga maju sebagai calon ketua pada Januari melawan McCarthy dan kandidat lain.
Bagi Republikan, pemilihan kandidat diperkirakan lebih alot. McHenry memiliki keuntungan karena ia menjabat sebagai ketua sementara. Namun, belum jelas apakah ia menginginkan posisi sebagai ketua. McCarthy telah menyatakan ia tidak akan maju lagi. Sejumlah anggota Republikan bahkan mengajukan nama Donald Trump sebagai ketua, meskipun ia tengah maju sebagai kandidat presiden dan menyatakan tidak ingin menjadi ketua DPR.
Kita memerlukan ketua yang berjuang untuk sesuatu, apa pun itu, bukan ketua yang hanya bertahan sebagai ketua.
Mencuat nama Steve Scalise yang didukung Gaetz untuk menjabat ketua. Scalise adalah orang nomor dua di kubu Republikan dan telah lama difavoritkan untuk mengambil alih kepemimpinan di Partai Republik. Ada pula nama Tom Emmer, yang memimpin tim kampanye DPR Republikan saat pemilihan sela 2022 dan Jim Jordan, Ketua Komite Judisial dan sekutu Trump. Nama Byron Donalds, bintang yang tengah naik daun di kalangan Republikan, juga muncul.
Momen pemilihan ketua baru di tengah masa jabatan belum pernah dialami sehingga tidak jelas seberapa cepat ketua baru bisa terpilih. Normalnya, pemilihan ketua DPR dijadwalkan saat dimulainya Kongres baru, di awal tahun setiap dua tahun.
Gedung Putih berharap DPR segera memilih pengganti ketua. Ketua DPR menduduki urutan kedua dalam sistem dan hierarki pemerintahan setelah wakil presiden untuk menjalankan pemerintahan jika Presiden AS berhalangan tetap.
Pelengseran McCarthy menjadi momen dramatis terbaru dalam rangkaian drama di Kongres AS tahun ini. Dewan yang dikuasai oleh Partai Republik membawa Washington begitu dekat ke ambang kebangkrutan dengan hutang AS sebesar 31,4 triliun dollar AS dan ancaman shutdown.
Partai Republik mendominasi DPR AS dengan mayoritas tipis 221-212. Artinya, Republik hanya punya selisih sembilan suara untuk tetap bisa menang jika seluruh suara Demokrat bersatu dalam pengambilan sebuah keputusan.
Saat ini Kongres AS dalam situasi yang tidak pernah terjadi sebelumnya, tepat di saat pembahasan masalah penting seperti program subsidi pertanian dan nutrisi, meloloskan undang-undang anggaran pemerintah, serta mempertimbangkan bantuan lebih lanjut untuk Ukraina.
Dalam beberapa debat di DPR, Gaetz dan beberapa pendukungnya mengkritik McCarthy karena mengandalkan suara Demokrat untuk meloloskan anggaran sementara guna mencegah shutdown. ”Kita memerlukan ketua yang berjuang untuk sesuatu, apa pun itu, bukan ketua yang hanya bertahan sebagai ketua,” kata anggota DPR Republikan, Bob Good.
Anggota DPR Republikan, Nancy Mace, mengatakan kepada wartawan, dia memberikan suara untuk menggulingkan McCarthy karena McCarthy tidak memenuhi janji-janji kepadanya, yaitu untuk meningkatkan akses kontrasepsi dan mendukung rancangan undang-undang tentang alat periksa pemerkosaan yang dia buat.
”Saya telah membuat kesepakatan dengan Kevin McCarthy, dengan ketua, yang tidak dia tepati untuk membantu wanita di negara ini,” kata Mace.
Para pendukung McCarthy, termasuk beberapa anggota yang paling konservatif dan paling vokal, mengatakan, McCarthy telah berhasil membatasi pengeluaran. Ia juga berhasil mendorong prioritas kelompok konservatif lainnya meskipun Demokrat mengendalikan Gedung Putih dan Senat. ”Pikirkan dengan baik sebelum Anda membawa kita ke dalam kekacauan karena itulah yang akan kita hadapi,” kata Tom Cole.
Demokrat pun tak memberi dukungan kepada McCarthy. Selama beberapa pekan terakhir, McCarthy telah beberapa kali memancing kemarahan mereka. Selain upaya pemakzulan Biden, pada Sabtu lalu, McCarthy memberi tenggat sangat mepet untuk membaca undang-undang anggaran sementara demi menghindari shutdown. Akibatnya, mereka kesulitan menelaah isi undang-undang anggaran itu, padahal suara mereka dibutuhkan untuk meloloskannya.
Demokrat bisa saja menyelamatkan McCarthy. Namun, setelah mempertimbangkannya, mereka mengatakan tidak akan membantu Partai Republik menyelesaikan masalah mereka sendiri. ”Biarkan mereka tenggelam dalam inkompetensi mereka,” kata anggota DPR Partai Demokrat, Pramila Jayapal, kepada wartawan sebelum pemungutan suara.
Partai Demokrat menyatakan, mereka melihat McCarthy tidak dapat dipercaya setelah dia melanggar kesepakatan dengan Biden soal anggaran pada Mei 2023. (AP/AFP/REUTERS)