logo Kompas.id
InternasionalJepang Semakin Meninggalkan...
Iklan

Jepang Semakin Meninggalkan Onigiri dan Sake

Kala penggemar sake dan onigiri meningkat di sejumlah negara lain, di Jepang justru konsumsinya semakin terpangkas. Orang Jepang lebih memilih makanan dan minuman yang bahannya harus diimpor.

Oleh
KRIS MADA
· 5 menit baca
Sisa sawah di Desa Shirakawa, Prefektur Gifu, Jepang, pada 4 Oktober 2023. Luas sawah dan produksi beras di Jepang terus menyusut dalam beberapa dekade terakhir. Sebab, nasi bukan lagi menjadi pangan utama Jepang. Warga Jepang memilih pangan berbahan tepung atau bahan lain.
KOMPAS/KRIS MADA

Sisa sawah di Desa Shirakawa, Prefektur Gifu, Jepang, pada 4 Oktober 2023. Luas sawah dan produksi beras di Jepang terus menyusut dalam beberapa dekade terakhir. Sebab, nasi bukan lagi menjadi pangan utama Jepang. Warga Jepang memilih pangan berbahan tepung atau bahan lain.

Seperti bagi banyak bangsa di Asia, Jepang menganggap beras sebagai hal penting dalam kehidupan. Sayangnya, anggapan itu tidak selaras dengan jumlah produksi dan luas sawah di negara kaya tersebut. Beras semakin tersingkir dari Jepang. Kalah dari aneka tepung yang harus diimpor. Pukulan bertubi melanda beras yang menjadi bagian kehidupan dan kebudayaan Jepang lebih dari 2.000 tahun.

Dulu, beras dan luas sawah jadi salah satu ukuran kekayaan di Jepang. Para shogun dari klan Tokugawa mengukur kekuatan panglima perang di berbagai daerah dari jumlah beras dan luas sawah. Semakin banyak beras, semakin besar potensi pasukan bisa dibentuk.

Editor:
KRIS MADA
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000