Setiap saat, dunia berada di ambang perang nuklir yang merupakan kiamat jika betul-betul terjadi.
Oleh
IRENE SARWINDANINGRUM
·3 menit baca
Ada 12.512 hulu ledak nuklir Bumi saat ini, masing-masing mampu menghancurkan satu kota dan membunuh jutaan orang sekaligus dalam sekali ledakan. Adu senjata nuklir negara-negara adidaya semakin sengit. Dunia dihantui ancaman perang nuklir yang bisa terjadi setiap saat.
Pekan lalu, Rusia mundur dari Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir Komprehensif. Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani undang-undang yang mencabut ratifikasi Rusia terhadap perjanjian tersebut pada Kamis (2/11/2023).
Perjanjian tahun 1996 itu melarang semua peledakan nuklir, termasuk uji coba senjata nuklir. Dengan pencabutan ratifikasi tersebut, Rusia dinilai selangkah lebih dekat untuk menggunakan senjata nuklir.
Armscontrol.org menyebutkan, Rusia punya 5.889 hulu ledak nuklir pada 2023. Adapun Amerika Serikat punya 5.244 unit, China 410 unit, Perancis 290 unit, Inggris 225 unit, Pakistan 170 unit, India 164 unit, Israel 90 unit, dan Korea Utara 30 unit.
Putin mengatakan, Rusia mencabut ratifikasi itu karena menyamakan posisi dengan AS. Washington memang tidak pernah meratifikasi perjanjian itu. Bahkan, AS telah mencoba persenjataannya pada 1 November 2023 dengan meluncurkan rudal Minute Man III tanpa hulu ledak nuklirnya. Rudal itu meledak di tengah uji coba karena ada anomali pada sistemnya.
Uji coba itu dihadiri oleh pejabat pertahanan Korea Selatan. Kedatangan pejabat Korsel itu dianggap provokasi oleh Korea Utara. Seorang ahli militer Korea Utara menilai, meski gagal, uji coba itu adalah ancaman.
Menurut dia, kehadiran kelompok militer boneka Korea Selatan menunjukkan bahwa senjata nuklir AS ditujukan ke Korea Utara. Dengan 30 hulu ledak nuklir dalam kendali Korea Utara, provokasi militer Korea Utara tak bisa diremehkan.
”Korea Utara akan tetap melanjutkan tindakan militernya untuk memperkuat daya tangkal dan memastikan keamanan strategis di Semenanjung Korea dan wilayah itu,” kata ahli yang tidak diidentifikasi dalam laporan yang disiarkan oleh agensi berita negara resmi Korea Utara, KCNA.
Ironisnya, AS paling keras mengkritik saat Rusia memutuskan mundur dari perjanjian itu. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan, tindakan Moskwa sangat mengkhawatirkan dan keliru.
China pesat
Beberapa tahun terakhir, China membangun senjata nuklirnya secara agresif. Berdasarkan laporan Kementerian Pertahanan AS yang dirilis Oktober 2023, China kini mempunyai lebih dari 500 hulu ledak nuklir. China diperkirakan akan memiliki lebih dari 1.500 hulu ledak nuklir pada 2035.
Juru Bicara Kemenlu China Mao Ning mengatakan, China berkomitmen kuat terhadap strategi nuklir defensif. China selalu mempertahankan kekuatan nuklir pada tingkat terendah yang diperlukan untuk keamanan nasional dan tidak berniat terlibat dalam adu senjata nuklir berpacu dengan negara mana pun.
Pakar militer China, Zhang Junshe, mengatakan, sangat lucu jika negara yang memiliki lebih dari 5.000 hulu ledak nuklir mengatakan bahwa negara lain merupakan ancaman.
Dunia terus berada di ambang perang nuklir. Apalagi, saat ini hubungan AS dan Rusia serta China sedang tak berjalan baik. Dunia sebelumnya pernah menghadapi bahaya perang nuklir dalam krisis rudal Kuba pada Oktober 1962.
Saat ini, setiap saat, dunia berada di ambang perang nuklir yang merupakan kiamat jika betul-betul terjadi. Jika pencipta bom atom, Oppenheimer, dilingkupi rasa masygul saat menciptakan senjata itu, para pemimpin negara adikuasa itu mungkin mengatakan dengan bangga sembari menepuk dada: kini kamilah kematian, penghancur dunia.