Presiden Jokowi Ajak AS Hentikan Kekejaman di Gaza
Kemitraan Indonesia-AS diharap mampu berkontribusi pada perdamaian global, terutama menghentikan kekejaman perang di Gaza. Hal ini disampaikan Presiden Jokowi saat bertemu Presiden AS Joe Biden.
Oleh
NINA SUSILO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia-Amerika Serikat meningkatkan hubungan kedua negara menjadi kemitraan strategis komprehensif. Hubungan strategis ini diharap mampu mendorong perdamaian global serta menghentikan konflik dan kekejaman di Gaza.
Presiden Joko Widodo bertemu Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Senin (13/11/2023) waktu setempat.
Dalam pertemuan itu, Presiden menyebut Amerika Serikat merupakan salah satu mitra terpenting bagi Indonesia. Oleh karena itu, kedua pemimpin negara sepakat untuk meningkatkan kemitraan antarkedua negara menjadi kemitraan strategis komprehensif (comprehensive strategic partnership/CSP).
Presiden Jokowi pun berharap kemitraan ini bisa berkontribusi pada perdamaian dan kemakmuran, baik di tingkat regional maupun global. Presiden juga mengajak Presiden Biden untuk turut menghentikan konflik dan kekejaman yang terjadi di Gaza. ”Hal ini merupakan sebuah hal yang sangat menyakitkan bagi umat manusia,” tutur Presiden Jokowi.
Tak hanya mendorong perdamaian global, kemitraan strategis komprehensif juga diharap mampu meningkatkan kerja sama kedua negara. Untuk Indonesia, menurut Presiden Jokowi, prioritas pada kerja sama ekonomi termasuk pada masalah rantai pasok.
Presiden Biden juga menilai peningkatan kerja sama antara Indonesia dan Amerika Serikat kemitraan strategis yang komprehensif menandai era baru kerja sama kedua negara dalam berbagai bidang. ”Termasuk di dalamnya adalah peningkatkan kerja sama kita dalam hal keamanan,” katanya.
Perhatian lainnya terkait peningkatan kerja sama dalam membangun rantai pasok yang aman hingga kerja sama penanggulangan krisis iklim. Peran Indonesia, menurut Biden, sangat penting dalam transisi energi bersih.
Presiden Biden juga berkomitmen untuk terus meningkatkan kerja sama antara Amerika Serikat dan ASEAN guna memajukan kawasan Indopasifik yang bebas, terbuka, dan makmur. Presiden Biden mengapresiasi kepemimpinan Indonesia di ASEAN tahun ini.
Hadir pula dalam pertemuan Presiden Jokowi dan Presiden Joe Biden, antara lain, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Ad Interim Erick Thohir, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, dan Duta Besar RI untuk Amerika Serikat Rosan Roeslani.
Tanggung jawab
Sebelum ke Gedung Putih, Presiden Jokowi sempat menyampaikan kuliah umum yang diikuti hampir 500 peserta di Georgetown University, Washington DC. Para peserta terdiri dari akademisi hingga mahasiswa.
Dalam kuliah umum di Gaston Hall, Gedung Healy, Georgetown University, Presiden Jokowi mengangkat tema soal Pancasila. Ia menjelaskan, Indonesia dianugerahi perbedaan dan keberagaman yang justru mempersatukan bangsa. Pancasila sebagai ideologi bangsa menjadi panduan dalam mengelola keberagaman ini.
”Dalam mengelola keberagamannya, Indonesia memiliki panduan, memiliki ideologi, yaitu Pancasila, unity in diversity yang menginspirasi di setiap sendi-sendi kehidupan, termasuk kehidupan bernegara,” katanya.
Perbedaan yang berakhir pada rivalitas dan kompetisi antarnegara dinilai wajar bagi Indonesia. Namun, perbedaan perlu dikelola agar tidak menimbulkan konflik terbuka yang dapat dipicu oleh ketidakstabilan kawasan. ”Yang namanya communication, room for dialogue, collaboration, cooperation, itu menjadi kunci untuk mencapai stabilitas dan perdamaian, baik di kawasan maupun di dunia,” katanya.
Karena itu, Indonesia terbuka untuk membangun kerja sama dengan semua negara. Kendati bersikap tidak berpihak pada kekuatan mana pun kecuali pada perdamaian dan kemanusiaan, keterbukaan dan kerja sama adalah prinsip Indonesia.
”Itulah prinsip yang kami bawa di keketuaan Indonesia di G20 dan ASEAN yang dijalankan dalam situasi dunia yang terbelah dengan rivalitas yang sangat tajam dan geopolitik yang memanas,” tambah Presiden.
Karena itu, saat dunia sedang menghadapi permasalahan kemanusiaan dengan masih terjadinya perang di Rusia-Ukraina dan daerah konflik Israel-Palestina, Presiden Jokowi mengajak semua pihak bersama-sama memiliki solidaritas. Solidaritas dan kepemimpinan global disebut Presiden sebagai kunci untuk keluar dari konflik kemanusiaan yang berkepanjangan.
”Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga perdamaian dan kita harus tunaikan tanggung jawab ini sekarang juga,” katanya.