Pernyataan Biden mengejutkan karena sampai saat ini, Demokrat tidak memiliki rencana cadangan untuk menggantikan Biden sebagai kandidat utama presiden.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·4 menit baca
BOSTON, RABU — Rencana Partai Demokrat Amerika Serikat untuk mengusung Presiden Joe Biden sebagai calon presiden pada pemilihan presiden tahun depan menghadapi dilema. Saat bertemu sejumlah donor, Selasa (5/12/2023), Biden mengungkap tak yakin akan mencalonkan diri kembali jika mantan Presiden Donald Trump tidak ikut dalam pemilihan.
”Jika Trump tidak mencalonkan diri, saya tidak yakin akan mencalonkan diri. Namun, kita tidak bisa membiarkan dia menang,” katanya.
Pernyataan Biden itu menjadi kejutan tersendiri bagi sejumlah donor yang hadir dalam kegiatan itu, penasihat kampanyenya, dan beberapa pejabat senior yang hadir dalam kegiatan tersebut. ”Astaga,” komentar mereka.
Biden kembali mengulangi pernyataannya. ”Dia mencalonkan diri, saya juga harus mencalonkan diri,” katanya. Akan tetapi, ketika ditanya apakah dia akan mundur jika Trump mundur dari pencalonan, Biden menyatakan, ”Tidak. Jangan sekarang.”
Senator Chris Coons, anggota tim kampanye Biden untuk pemilihan presiden 2024, mencoba menetralisasi situasi tersebut. ”Presiden Biden pernah mengalahkan Trump pada pemilihan tahun 2020. Dia akan melakukannya lagi,” ujar Coons, senator asal Delaware, kampung halaman Biden.
Dia mengatakan, pada 2020 Biden pernah menyatakan bahwa pencalonan dirinya untuk memulihkan kondisi psikologis rakyat AS, terutama setelah peristiwa di Charlottesville. Pandangannya terhadap Trump tidak berubah sampai sekarang. Trump, kata Coons, adalah ancaman bagi demokrasi di AS.
Tidak ada rencana B. Jika dia tiba-tiba tidak mencalonkan diri, Wapres tidak akan membuat siapa pun takut.
Di saat yang bersamaan, Trump saat wawancara dengan stasiun televisi Fox mengakui akan bertindak sebagai diktator hanya sehari, setelah dilantik sebagai presiden. ”Saya ingin menutup perbatasan dan saya ingin melakukan pengeboran, pengeboran, dan pengeboran. Setelah itu saya bukan seorang diktator,” katanya.
Bagi Partai Demokrat, pernyataan Biden mengejutkan karena sampai saat ini mereka tidak memiliki rencana cadangan untuk menggantikan Biden sebagai kandidat utama presiden jika sewaktu-waktu memutuskan mundur dari pencalonan. Para loyalis Biden berpendapat, Demokrat tidak perlu rencana cadangan karena mereka masih punya peluang untuk memilih calon lain tahun depan.
Mereka menyatakan, potensi pergolakan bisa terjadi di tubuh partai apabila Biden menghadapi masalah kesehatan atau bahkan mundur dari pencalonannya dengan alasan lain. Saat ini, Biden sudah berusia 81 tahun. Wakil Presiden Kamala Harris, menurut mereka, tidak serta-merta bisa menggantikan Biden sebagai kandidat presiden utama walau bisa memanfaatkan infrastruktur kampanye yang sudah disiapkan.
”Tidak ada rencana B. Jika dia tiba-tiba tidak mencalonkan diri, Wapres tidak akan membuat siapa pun takut,” kata politisi senior Partai Demokrat kepada kantor berita Reuters. Ia menambahkan, jika Biden mundur dari pencalonan, kandidat lain dapat ikut bersaing sejauh memenuhi persyaratan pencalonan yang dimulai dari konstituen di negara bagian.
Para petinggi Demokrat diklaim tetap berada di belakang Biden dan mendukung dia sebagai kandidat utama presiden AS. ”Joe Biden akan menjadi calon dari Partai Demokrat dan dia akan mengalahkan ekstremis MAGA (Make America Great Again) mana pun yang diajukan oleh Partai Republik,” kata juru bicara kampanye Biden, Daniel Wessel.
Gedung Putih kecewa karena masalah usia menjadi salah satu isu utama yang bergaung jelang pemilihan. Namun, hal itu tidak bisa dihindari. Sebuah jajak pendapat pada Agustus 2023 oleh kantor berita The Associated Press bersama NORC Center for Public Affairs Research menemukan, 77 persen orang dewasa AS, termasuk 69 persen anggota Partai Demokrat, memandang Biden terlalu tua untuk bisa menjabat empat tahun lagi.
Sebanyak 51 persen orang dewasa, 28 persen di antaranya anggota Partai Republik, mengatakan, Trump terlalu tua. Jajak pendapat tersebut mengonfirmasi beberapa hasil jajak pendapat sebelumya bahwa orang AS memandang usia Biden sebagai beban (Kompas.id, 2 November 2023).
Temuan lain memperlihatkan dukungan terhadap Biden mengalami penurunan drastis. Jajak pendapat Reuters/Ipsos pada 7 November menunjukkan, peringkat dukungannya hanya 39 persen, terendah sejak April.
David Axelrod, penasihat Gedung Putih pada masa pemerintahan Presiden Barack Obama, mengatakan, Biden perlu memikirkan apakah bijaksana untuk mencalonkan diri lagi atau sebaliknya. ”Jika terus mencalonkan diri, dia akan menjadi calon dari Partai Demokrat. Yang perlu dia putuskan, apakah itu bijaksana, apakah itu demi kepentingan terbaiknya, atau demi kepentingan negara?” tulis Axelrod di media sosial X.
Saat pemeriksaan fisik pada Februari 2023, Biden dinilai sehat dan bugar untuk bertugas. (AP/REUTERS)