AS Setujui Penjualan Kapal Selam ke Australia, AUKUS Makin Kuat
Australia bisa bekerja sama dengan perusahaan nuklir AS. Australia juga bisa menyediakan tempat perawatan kapal selam bertenaga nuklir AS.
SYDNEY, JUMAT — Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, Jumat (15/12/2023), menyambut baik langkah Kongres Amerika Serikat yang mengizinkan penjualan kapal selam tenaga nuklir ke Australia. Langkah tersebut akan memperkuat pakta pertahanan AUKUS (Australia–Inggris-AS).
Lebih dari dua pertiga anggota Kongres AS menyetujui rencana penjualan kapal selam nuklir tersebut. Persetujuan itu menjadi bagian dari anggaran belanja militer tahunan sebesar 886 miliar dollar AS. Anggaran itu mencakup bantuan untuk Ukraina dan program menghadang pengaruh China di Indo–Pasifik.
Baca juga : Australia Raup Lima Kapal Selam Nuklir AS, AS Klaim Sudah Beri Tahu Indonesia
”Ini capaian luar biasa. Lolosnya aturan ini berarti AUKUS bisa terus maju, berarti Australia akan punya akses pada kapal selam kelas Virginia yang bertenaga nuklir, dan bagi keamanan nasional Australia,” kata Albanese dalam wawancara dengan jaringan radio 2GB. Ia telah menghubungi lebih dari 100 politisi terkemuka AS untuk mendukung rencana AUKUS tersebut.
AUKUS berencana mengembangkan kapal selam bertenaga nuklir dan persenjataan teknologi tinggi lainnya. Bagi Australia, ini proyek pertahanan paling mahal dengan perkiraan biaya hingga 244 miliar dollar AS selama 30 tahun. Meski demikian, proyek itu bergantung pada persetujuan AS untuk berbagi teknologi sensitif yang menguasainya.
Australia berharap sudah dapat mengoperasikan kapal selam bertenaga nuklir pada awal tahun 2030 untuk mengisi celah pensiunnya kapal selam kelas Collins yang berpenggerak mesin diesel. Kapal selam kelas baru buatan Australia dalam kerangka AUKUS diperkirakan paling cepat tersedia awal tahun 2040.
Albanese melawat ke AS pada Oktober lalu untuk mendesak persetujuan aturan penjualan tiga unit kapal selam kelas Virginia milik AS yang bertenaga nuklir kepada Australia. Ia juga mendorong persetujuan langkah-langkah lain untuk kerja sama pengembangan teknologi pertahanan AS-Australia.
”Ini untuk pertama kalinya dalam sejarah, AS dan Kongres menyetujui penjualan kapal selam bertenaga nuklir,” kata Menteri Pertahanan Australia Richard Marles dalam wawancara dengan stasiun televisi Sky News, Jumat.
Ini untuk pertama kalinya dalam sejarah, AS dan Kongres menyetujui penjualan kapal selam bertenaga nuklir.
Marles menyebut, aturan persetujuan dari Kongres AS memungkinkan Australia bekerja sama dengan perusahaan nuklir di AS. Australia juga dapat menyediakan tempat perawatan kapal selam bertenaga nuklir AS yang kemungkinan akan beroperasi di kawasan mulai tahun 2024.
Yang terpenting, persetujuan AS mengecualikan Australia dari rezim larangan ekspor senjata strategis. ”Ini memberikan apa yang telah kami upayakan, yakni basis industri pertahanan tanpa batas bagi Australia, AS, dan Inggris,” ujarnya.
Baca juga : Senjata Nuklir Sumber Ketidakstabilan Kawasan
Sebelumnya, Australia membatalkan rencana pembelian kapal selam dari Perancis yang mengakibatkan hubungan memburuk antara Paris dan Canberra. Adapun Selandia Baru, tetangga Australia, dengan keras menentang keberadaan kapal selam nuklir di wilayah tersebut.
Australia memiliki pangkalan angkatan laut di dekat Indonesia seperti di Kepulauan Kokos di selatan Sumatera. Kepulauan itu dihuni warga keturunan Indonesia yang dikenal sebagai Jawa Kokos.
Baca juga : Aliansi Militer AS-Inggris-Australia Bisa Merusak Kawasan Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara
Selain itu terdapat pangkalan di Freemantle dekat kota Perth di barat Australia; di Darwin, Australia utara dekat Nusa Tenggara Timur; dan di Cairns, pesisir utara dekat Selat Torres di perbatasan Merauke, Provinsi Papua.
Di sisi lain, China sedang mempersiapkan kapal selam baru bertenaga nuklir tipe 096 dengan peluru kendali. Kapal selam terbaru tersebut dikabarkan semakin sulit dilacak. Dalam jurnal di Akademi Angkatan Laut AS edisi Agutus 2023 dituliskan, kapal selam tersebut semakin senyap dan memiliki kemampuan meluncurkan rudal balistik. Saat ini China mengoperasikan kapal selam nuklir tipe 094.
Di kawasan Indo-Pasifik, China memiliki pangkalan di Pulau Hainan yang berbatasan dengan Vietnam di Laut China Selatan. Perairan Indonesia dan Filipina menjadi jalur lintasan penting dalam operasi militer, terutama kapal selam, karena memiliki salinitas (kepekatan) garam yang tinggi di daerah tropis. Salinitas tinggi membuat kapal selam semakin sulit dideteksi ketika menyelam.
Pakta pertahanan Australia dengan negara Barat pernah dilakukan semasa Perang Dunia II berupa Komando ABDA (Amerika-Inggris-Belanda-Australia) dipimpin Jenderal Archibald Wavell dari Angkatan Darat Inggris tahun 1942. Markas Besar ABDA berada di Bandung, Jawa Barat, dengan mengendalikan mandala dari Malaya–Filipina–Nusantara-Australia menghadapi serangan Jepang.
Adapun Indonesia sejak zaman pemerintahan Presiden Soeharto mengedepankan prinsip bebas dari senjata nuklir di kawasan Asia Tenggara yang dikenal sebagai ZOPFAN (Zona Perdamaian, Kebebasan, dan Netralitas). (REUTERS)