Eksportir Cari Alternatif Jalur Pengiriman Laut Merah
Konflik Israel-Hamas semakin membebani ekonomi dunia. Harga barang bakal naik pada 2024 jika serangan terhadap kapal di Laut Merah terus terjadi.
Oleh
IRENE SARWINDANINGRUM
·5 menit baca
LONDON, KAMIS — Konflik Israel-Hamas di Jalur Gaza semakin membebani ekonomi dunia. Harga barang konsumen di seluruh dunia diperkirakan akan naik pada 2024 jika gangguan di jalur perdagangan utama di Laut Merah terus terjadi. Sementara jalur perdagangan utama lainnya, Terusan Panama, masih terganggu karena kekeringan. Para eksportir belum menemukan rute alternatif pengganti yang murah.
Para eksportir berusaha keras mencari rute alternatif melalui udara, darat, dan laut guna menggantikan jalur utama di Laut Merah. Langkah ini ditempuh seiring terganggunya rantai pasok barang ke seluruh dunia akibat gelombang serangan di Laut Merah oleh kelompok bersenjata Houthi sebagai bentuk dukungan untuk Hamas.
Sejumlah perusahaan logistik terbesar dunia sudah menolak melewati Laut Merah. Mereka memilih menggunakan jalur Afrika yang jauh lebih lama sekitar 30 hari dan jauh lebih mahal.
Kelompok Houthi yang didukung Iran di Yaman telah meningkatkan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah sejak 19 November. Gangguan di jalur vital rantai pasok barang ini bisa berdampak pada melambungnya harga barang di seluruh dunia karena naiknya biaya pengiriman barang.
Serangan Houthi tersebut telah mengganggu jalur perdagangan utama yang menghubungkan Eropa dan Amerika Utara dengan Asia melalui Terusan Suez. Jalur tersebut merupakan jalur utama pengiriman berbagai barang ke seluruh dunia, mulai dari mainan, pakaian jadi, teh, hingga suku cadang mobil.
Akibat gangguan ini, biaya pengiriman peti kemas melonjak. Beberapa di antaranya bahkan melonjak lebih dari tiga kali lipat dari biasanya. Hal ini karena perusahaan berusaha memindahkan barang melalui rute laut lain yang jauh lebih panjang.
Salah satunya terlihat dari Baltic Dry Index yang sempat melonjak pada pertengahan November 2023. Baltic Dry Index adalah indeks biaya pengiriman yang dikeluarkan setiap hari oleh Baltic Exchange yang berbasis di London, Inggris. Tarif ini menurun mendekati libur panjang Natal dan akhir tahun.
Laporan S&P Global menyebutkan, gangguan berkepanjangan di jalur Laut Merah pada akhirnya akan mengganggu kiriman barang konsumen dari sejumlah pemasok terkemuka dunia, seperti Walmart dan IKEA.
Tidak ada gunanya kalau ini akhir pekan Natal. Kami akan menjalani masa tenang mulai sekarang hingga 2 Januari, dan kemudian semua orang akan heboh.
CEO OL USA Alan Baer memperkirakan pelaku industri pelayaran dan logistik untuk bersiap menghadapi gangguan di Laut Merah setidaknya selama 90 hari ke depan. ”Tidak ada gunanya kalau ini akhir pekan Natal. Kami akan menjalani masa tenang mulai sekarang hingga 2 Januari, dan kemudian semua orang akan heboh,” katanya.
Jan Kleine-Lasthues, Kepala Operasional Angkutan Udara di perusahaan pengiriman barang terkemuka di Jerman, Hellmann Worldwide Logistics, mengatakan, beberapa perusahaan telah mencoba beralih ke transportasi antarmoda, yaitu kombinasi yang dapat melibatkan dua atau lebih moda transportasi. Hellmann telah mengalami peningkatan permintaan untuk kombinasi rute udara dan laut untuk barang-barang konsumen, seperti pakaian jadi serta barang-barang elektronik dan teknologi.
Kombinasi rute itu, antara lain, pengangkutan barang terlebih dahulu melalui laut ke pelabuhan di Dubai, dilanjutkan dengan pesawat. ”Rute alternatif ini memungkinkan pelanggan menghindari zona bahaya di Laut Merah dan perjalanan jauh di sekitar ujung selatan Afrika,” kata Kleine-Lasthues.
Wakil Presiden Drayage dan Itermodal untuk Grup Rantai Pasok ITS Logistics Paul Brashier mengatakan, perusahaan pengangkutan untuk barang-barang yang mendesak atau kritis mungkin memilih untuk menggunakan angkutan udara. Namun, biaya yang terlalu tinggi membuat angkutan udara bukanlah solusi untuk rantai pasok barang secara menyeluruh.
Brian Bourke, Kepala Komersial Global di SEKO Logistics, mengatakan, pengangkutan barang melalui udara memakan biaya sekitar 5-15 kali lebih mahal dibandingkan melalui laut. Saat ini, bahkan dengan gangguan di Laut Merah, tarif pengiriman peti kemas masih relatif rendah dibandingkan fluktuasi harga secara standar historisnya.
Namun, apabila pengiriman barang sudah membutuhkan waktu dua kali lipat lebih panjang, diperkirakan banyak pengiriman barang akan beralih ke jalur udara. Peralihan rute ke jalur udara yang mahal itu terutama untuk barang bernilai tinggi, seperti pakaian desainer dan barang elektronik kelas atas.
Rute utama
Laut Merah merupakan rute perdagangan utama dunia. Sekitar 35.000 kapal berlayar melalui wilayah Laut Merah setiap tahun untuk mengangkut barang antara Eropa, Timur Tengah, dan Asia. ”Jumlah ini mewakili sekitar 10 persen pemasukan domestik bruto global,” kata Corey Ranslem, CEO Dryad Global, perusahaan penasihat risiko dan keamanan maritim Inggris.
Pengecer AS termasuk Walmart, Target, Macy's, dan Nike bergantung pada jalur ini untuk mendapatkan barang dari China atau Sri Lanka, mulai dari sprei katun hingga sikat gigi elektrik. ”Di bawah ancaman yang berkepanjangan, harga bahan bakar dan barang ke Eropa akan meningkat secara substansial karena meningkatnya biaya pengalihan di sekitar Afrika. Jalur Afrika ini dapat menambah waktu transit sekitar 30 hari, tergantung pada pelabuhan kedatangan,” kata Ranslem.
Tailwind Shipping Lines, anak perusahaan jaringan supermarket diskon Jerman, Lidl, menyatakan sedang mengirimkan barang-barang di sekitar Cape untuk saat ini. ”Tujuan kami adalah tetap sedekat mungkin dengan jadwal,” katanya.
Perusahaan-perusahaan pelayaran belum mengetahui hasil dari koalisi angkatan laut internasional baru yang dibentuk oleh AS. Pembentukan koalisi ini bertujuan menstabilkan jalur pelayaran di Laut Merah tersebut. Bagi perusahaan-perusahaan Eropa, penggunaan Terusan Suez secara aman kembali sangat penting untuk menjamin pasokan pakaian dari Asia.
Jeb Clulow, Mitra di Grup Industri Transportasi Firma Hukum Reed Smith, mengatakan, masalah keamanan di Laut Merah menambah kesulitan bagi pengirim barang saat terusan Panama sedang berjuang menghadapi kekeringan parah dan telah memangkas jumlah jalur kapal yang diizinkan. Selain itu, terjadi pula perlombaan untuk mendapatkan barang dengan pengiriman sebelum penutupan pabrik pada Tahun Baru Imlek yang direncanakan pada 10-17 Februari. Berbagai kondisi ini dapat mengganggu pasokan selama satu bulan atau lebih.
Pemilik kapal kontainer besar mulai menaikkan biaya, termasuk biaya tambahan darurat, untuk kargo yang terkena dampak gangguan Laut Merah. Dalam pemberitahuan pelanggan pada Rabu, grup pelayaran Perancis, CMA CGM, mengumumkan biaya sebesar 1.575 dollar AS per kontainer 20 kaki, 2.700 dollar AS per kontainer 40 kaki, dan 3.000 dollar AS untuk kontainer berpendingin dan peralatan khusus untuk kargo yang berlayar ke dan dari pelabuhan Laut Merah. (REUTERS)