Korut Tetapkan Syarat Penggunaan Nuklir, Korsel Tetap Tidak Mau Punya Bom Nuklir
Korut punya banyak cadangan senjata nuklir, termasuk ICBM Hwasong-18 yang baru saja diuji coba. Tetapi, semua kekuatan nuklir itu hanya akan digunakan jika Korut merasa musuh-musuhnya provokatif.
Oleh
LUKI AULIA, KRIS MADA
·3 menit baca
SEOUL, KAMIS — Korea Utara menegaskan tidak akan menjadi pihak pertama yang melepaskan senjata nuklir. Meski demikian, Pyongyang tidak akan ragu menggunakan senjata nuklir jika merasa terancam. Sementara Korea Selatan menegaskan tidak akan berupaya memiliki senjata nuklir.
Menteri Pertahanan Korsel Shin Won-sik mengatakan, Pyongyang telah menunjukkan kemampuan menerbangkan rudal balistik antarbenua (ICBM). ”Walakin, belum ada verifikasi apakah rudal itu bisa memasuki atmosfer lagi dan menembak sasaran,” ujarnya di Seoul, Kamis (21/12/2023), sebagaimana dikutip kantor berita Yonhap.
Penilaian itu disampaikan setelah pekan ini Korut menembakkan ICBM. Pyongyang mengklaim, rudal itu bisa menjangkau berbagai kota di Amerika Serikat.
Shin mengatakan, Korsel menyikapi penembakan itu dengan mengeratkan kerja sama pengawasan nuklir Korut dengan AS-Jepang. Seoul tidak merasa perlu memiliki senjata nuklir sendiri. Sebab, AS telah berjanji melindungi Korsel dari serangan nuklir pihak lain.
Wacana memiliki senjata nuklir sendiri hanya layak dibahas jika payung nuklir AS untuk Korsel tidak ada lagi. Faktanya, AS-Korsel justru semakin mengeratkan kerja sama nuklirnya.
Balasan provokasi
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pernah menegaskan, kekuatan nuklir Korut hanya untuk pertahanan. Meski demikian, Korut tidak akan segan menggunakan semua kemampuannya jika kepentingan mendasarnya diganggu pihak lain.
Pada September 2022, Korut mengesahkan undang-undangan soal penggunaan senjata nuklir. UU itu menegaskan, senjata nuklir Korut hanya dipakai jika ada provokasi serius.
UU itu juga melarang pembagian senjata atau teknologi nuklir dengan negara lain. Senjata nuklir itu dibuat untuk mengurangi risiko bahaya perang nuklir dengan mencegah kesalahan perhitungan di antara negara-negara pemilik senjata nuklir dan penyalahgunaan senjata nuklir.
Menteri Pertahanan Korut pernah menyatakan, penempatan kapal induk, pesawat pengebom strategis, atau kapal selam bertenaga nuklir AS di Korsel dapat dianggap provokasi. Pengerahan itu memenuhi syarat bagi Korut menggunakan senjata nuklirnya.
Pada 2017, ketika meluncurkan ICBM pertamanya, Korut mengancam akan menyerang AS dengan nuklir jika AS menunjukkan tanda-tanda sekecil apa pun hendak menggulingkan Kim. Korut juga mengancam akan menggunakan senjata nuklirnya untuk menenggelamkan Jepang.
Pada 2022, giliran Korsel diancam Kim Yo Jong. Adik Kim Jong Un menyatakan Korut tidak akan ragu memakai senjata nuklir jika diserang Korsel.
Kendali penuh
Dalam UU September 2022 ditegaskan, Kim Jong Un sepenuhnya mengendalikan persenjataan nuklir Korut. Akan tetapi, seandainya rantai komando atau kekuasaan Kim terancam, rudal bisa diluncurkan secara otomatis.
Korut selalu berusaha menunjukkan Kim terus mengawasi persenjataan nuklir Korut. Caranya, Pyongyang rutin menyiarkan foto dan video Kim mengawasi persediaan hingga uji coba nuklir Korut.
Korut belum menguji coba senjata nuklir sejak 2017. Namun, para analis meyakini Korut tetap memproduksi uranium dan plutonium untuk hulu ledak nuklir. Dalam laporan Institut untuk Sains dan Keamanan Internasional memperkirakan Korut memiliki hingga 96 hulu ledak nuklir. Korut punya berbagai jenis rudal peluncur hulu ledak itu, termasuk Hwasong-18
Pada 2021, Kim sesumbar Korut mampu membuat senjata nuklir standar dalam ukuran lebih kecil dan lebih ringan. Pada 2023, Kim sesumbar Korut akan memperluas senjata nuklirnya dan memproduksi secara massal senjata nuklir taktis.
Korut juga terus mengembangkan rudal-rudal baru untuk mengirimkan senjata nuklir, termasuk ICBM berbahan bakar cair dan padat dalam jumlah besar dan mampu menjangkau AS. Korut juga mengembangkan rudal jarak pendek.
Pengamat politik dan strategi Korut di Institut Sejong, Seoul, Cheong Seong-chang, mengatakan Korut siap memproduksi secara massal dan mengerahkan ICBM Hwasong-18 yang diluncurkan, pekan ini. Tahun depan, Korut kemungkinan besar akan menggenjot penguatan postur pertahanannya.
Caranya, Korut akan menguji ICBM berbahan bakar padat dan rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam. Korut juga disebut akan menguji serta ICBM multihulu ledak. (REUTERS)