Kesalahan Komunikasi Picu Kecelakaan Pesawat Jepang
Pilot pesawat penjaga pantai merasa sudah mendapat izin. Pengatur lalu lintas menyatakan sebaliknya. Akibatnya, pilot itu kehilangan lima rekannya setelah pesawatnya terbakar selepas tabrakan.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
TOKYO, KAMIS — Otoritas keselamatan transportasi Jepang menduga ada kesalahan komunikasi di Bandara Haneda pada Selasa (2/1/2024). Akibatnya, dua pesawat bertabrakan lalu terbakar.
Kementerian Transportasi Jepang telah menyiarkan rekaman pembicaraan antara pilot dan pengatur lalu lintas udara (ATC). Kantor berita Kyodo, Kamis (4/1/2024), melaporkan, rekaman itu disiarkan dalam jumpa pers pada Rabu.
”Dalam transkrip (komunikasi) itu, tidak ada yang dapat dianggap sebagai izin bagi pesawat penjaga pantai untuk memasuki landas pacu,” kata Toshiyuki Onuma, Deputi Senior Direktur Jenderal Biro Penerbangan Sipil Kementerian Transportasi Jepang.
Pilot pesawat penjaga pantai, Genki Miyamoto, menyatakan sebaliknya. Ia mengaku sudah mendapat izin lepas landas. Karena itu, ia menuju landas pacu.
Sementara, menurut ATC, Miyamoto diminta menuju titik tunggu. Dalam rekaman yang disiarkan Kementerian Transportasi, Miyamoto mengulangi perintah ATC. Kementerian menyebut, titik tunggu adalah lokasi pesawat berhenti di antara landas aju (taxi way) dan landas pacu.
Adapun Japan Airlines (JAL) menegaskan, pilot mereka mendarat di landasan yang ditunjuk ATC. Komunikasi terakhir pilot JAL dengan ATC dilakukan dua menit sebelum tabrakan terjadi. Dalam rekaman yang disiarkan, pilot mengonfirmasi lokasi pendaratan kepada ATC.
Kini, kasus itu diperiksa penyelidik dari Jepang, Inggris, Kanada, dan Perancis. JAL menggunakan pesawat Airbus yang dibuat perusahaan gabungan berinduk di Perancis. Pesawat itu menggunakan mesin buatan Inggris. Adapun penjaga pantai memakai pesawat buatan Kanada.
Menurut penyidik, kotak hitam pesawat penjaga pantai sudah ditemukan dan mulai diperiksa. Adapun kotak hitam pesawat JAL masih dicari.
Tidak tahu
Dilaporkan televisi NHK, pilot JAL awalnya tidak tahu pesawatnya terbakar. Pilot baru tahu setelah salah satu dari sembilan awak kabin mengabarkan bagian bawah pesawat terbakar. Saat itu, kabin sudah dipenuhi asap. Para penumpang panik dan meminta pintu darurat segera dibuka.
Kebakaran membuat hanya satu pintu darurat aman dipakai. Masalahnya, radio kabin tidak berfungsi sehingga pilot tidak bisa mengumumkan penggunaan pintu itu.
Dalam transkrip itu, tidak ada yang dapat dianggap sebagai izin bagi pesawat penjaga pantai untuk memasuki landas pacu.
Untunglah, awak di bagian belakang pesawat berinisiatif lain. Mereka memakai pelantang suara dan meminta penumpang keluar dari belakang.
Dalam 18 menit, semua penumpang dan awak telah keluar dari pesawat. Tidak lama kemudian, pesawat yang badannya dari polimer itu terbakar habis.
Namun, lima awak pesawat penjaga pantai selain Miyamoto tewas. Pesawat yang mengangkut bantuan bagi korban gempa di Ishikawa itu juga terbakar.
Kerugian besar
JAL mengaku, kerugian paling sedikit 15 miliar yen atau lebih dari Rp 1,6 triliun. Kerugian itu akan ditanggung asuransi. Menurut Reuters, AIG menjadi penyedia asuransi bagi JAL dengan tanggungan hingga 130 juta dollar AS atau sekitar Rp 2 triliun.
JAL bersama All Nippon Airways juga mengumumkan pembatalan lebih dari 100 penerbangan sejak Rabu. Seluruhnya penerbangan domestik Jepang.
Pada Kamis, pembatalan 65 penerbangan ANA berimbas pada 15.400 penumpang. Adapun pembatasan 68 penerbangan JAL berimbas pada 13.000 penumpang.
Pada Rabu, ANA membatalkan 119 penerbangan domestik dan satu penerbangan internasional. Pembatalan berimbas pada 25.770 penumpang. Sementara itu, JAL membatalkan 98 penerbangan dan berimbas pada 17.000 penumpang.
Pembatalan dipicu penutupan sebagian landas pacu di bandara yang bernama resmi Bandara Internasional Tokyo tersebut. Otoritas belum bisa memastikan kapan landas pacu bisa dipakai lagi. (AFP/REUTERS)