Rudal Balistik Iran Gempur Sasaran yang Diklaim Markas Mossad di Irak Utara
Serangan rudal balistik Iran ke Irak utara dan Suriah berlangsung di tengah kekhawatiran konflik Timur Tengah meluas.
Oleh
IRENE SARWINDANINGRUM
·4 menit baca
ERBIL, SELASA — Garda Revolusi Iran melancarkan dua serangan dengan rudal-rudal balistik ke dua lokasi sekaligus pada Senin (16/1/2024). Satu serangan menghantam Erbil di wilayah semiotonomi Kurdistan, Irak utara. Satu serangan terpisah menyasar target kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah atau NIIS di Suriah.
Garda Revolusi Iran (IRGC) mengatakan, mereka menyerang markas spionase Israel di wilayah semiotonomi Kurdistan Irak pada Senin malam. ”Rudal-rudal balistik digunakan untuk menghancurkan pusat spionase dan pertemuan kelompok teroris anti-Iran di wilayah-wilayah malam ini,” kata IRGC, Senin malam, dengan menyebut Mossad, dinas rahasia Israel.
Serangan Iran ke Irak utara ini berlangsung di tengah kekhawatiran akan meluasnya konflik ke kawasan Timur Tengah, menyusul perang Hamas-Israel yang meletus sejak 7 Oktober 2023. Kelompok-kelompok mitra proksi Iran di Lebanon, Suriah, Irak, dan Yaman telah bergerak, semakin memanaskan konflik.
Saat terjadi serangan di Irak utara, terdengar ledakan di daerah sekitar 40 kilometer timur laut Erbil di wilayah Kurdistan. Ledakan itu terjadi di dekat lingkungan Konsulat Amerika Serikat (AS) . Menurut sejumlah sumber keamanan Irak dan Konsulat AS, diperkirakan terdapat sekitar 10 rudal balistik yang meledak di Erbil.
Melalui pernyataan tertulis, Dewan Keamanan Pemerintah Kurdistan menyebutkan, empat warga sipil tewas dan enam orang luka-luka dalam serangan di Irbil. Salah satu korban tewas adalah miliarder Kurdi, Peshraw Dizayee, yang dikenal dekat dengan klan penguasa Kurdi, Barzani.
Dua pejabat AS kepada kantor berita Reuters mengatakan, tidak ada fasilitas AS yang terkena dampak serangan rudal tersebut. Melalui pernyataan tertulis, Departemen Luar Negeri AS mengecam keras serangan Iran di dekat Erbil itu.
Akibat serangan itu, lalu lintas udara Erbil ditutup sementara. Dewan Keamanan Pemerintah Kurdistan menyatakan serangan itu sebagai sebuah kejahatan.
Akibat serangan itu, lalu lintas udara Erbil ditutup sementara. Dewan Keamanan Pemerintah Kurdistan menyatakan serangan itu sebagai sebuah kejahatan.
Menurut sumber-sumber petugas medis dan aparat keamanan Irak, sebuah roket Iran menghantam tempat tinggal Dizayee dan menewaskan Dizayee serta beberapa anggota keluarganya. Dizayee memiliki bisnis yang memimpin proyek real estate besar di Kurdistan.
Selain itu, satu roket juga jatuh di rumah seorang pejabat senior intelijen Kurdi. Satu roket lain mengenai kantor pusat intelijen Kurdi, kata sumber keamanan setempat. Hingga berita ditulis, pejabat Pemerintah Israel tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar.
Beberapa kali Iran melancarkan serangan di wilayah Kurdistan utara Irak dengan alasan bahwa wilayah tersebut digunakan sebagai markas kelompok separatis Iran serta agen rahasia Israel, negara musuh bebuyutan. Di sisi lain, selama ini Israel juga kerap memperlihatkan dukungan atas kemerdekaan wilayah Kurdistan dari Irak.
Baghdad telah mencoba mengatasi kekhawatiran Iran atas kelompok-kelompok separatis di wilayah perbatasan pegunungan tersebut. Pemerintah Irak merelokasi beberapa anggota kelompok separatis itu sebagai bagian dari perjanjian keamanan yang dicapai dengan Teheran pada tahun 2023.
Pada Desember 2023, Iran menuduh Israel membunuh seorang jenderal Iran, Seyed Razi Mousavi, dalam serangan udara di permukiman di Damaskus, Suriah. Seorang pejabat keamanan Irak mengatakan, Erbil menjadi sasaran beberapa rudal balistik, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Pada 2022, Iran juga mengklaim bertanggung jawab atas hujan misil di area yang sama dengan lokasi serangan kali di dekat kompleks Konsulat AS di Erbil. Saat itu Teheran beralasan, serangan misil tersebut merupakan pembalasan atas serangan udara Israel di Suriah yang menewaskan dua anggota Garda Revolusi Iran.
Serangan ke Suriah
Pada saat yang sama, Garda Revolusi Iran juga melancarkan serangan rudal balistik ke Suriah sebagai respons terhadap dua serangan teroris di Iran awal tahun 2024 ini. Seperti dilansir kantor berita Iran, IRNA, dua serangan itu merujuk pada teror bom di kota Kerman, Iran tenggara, serta serangan di kantor polisi Rasak di Sistan dan Baluchistan.
Awal Januari 2024, NIIS mengaku bertanggung jawab atas bom kembar di kota Kerman di tenggara Iran yang menewaskan sekitar 90 orang dan melukai 284 orang. Bom kembar itu diledakkan di tengah massa dalam peringatan empat tahun kematian Komandan Brigade Al-Quds Garda Revolusi Iran Mayor Jenderal Qassem Soleimani.
Korps Garda Revolusi Islam membenarkan terjadinya serangan rudal terhadap tempat berkumpul para pemimpin dan elemen kunci kelompok yang terlibat dalam serangan teroris di Kerman dan Rasak. Sebagian dari operasi rudal tersebut menargetkan tempat persembunyian teroris di Suriah.
”Korps Garda Revolusi Islam, dalam menanggapi kejahatan kelompok teroris baru-baru ini dan pembunuhan tidak adil mereka terhadap warga negara kita di Kerman dan Rasak, mengidentifikasi dan menghancurkan sejumlah komandan dan elemen utama teror, terutama Daesh, di wilayah pendudukan Suriah dengan cara yang sama. menembakkan sejumlah rudal balistik,” demikian pernyataan IRGC, Senin malam. (REUTERS/AP)