Pengumuman DeSantis memperkuat sokongan pada Trump. Kelompok konservatif dan berpendidikan rendah mendukung Trump.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
CONCORD, SENIN — Gubernur Florida sekaligus bakal calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Ron DeSantis, mengumumkan mundur dari pencalonan. Ia memutuskan menyokong Donald Trump. Kini Trump tinggal menghadapi mantan Gubernur South Carolina Nikki Haley.
DeSantis mengumumkan itu pada Minggu (21/1/2024) sore waktu Florida atau Senin dini hari WIB. ”Jika ada yang bisa saya lakukan untuk membuat hasil lebih baik, lebih banyak lokasi kampanye, lebih banyak wawancara, saya akan melakukannya. Walakin, saya tidak bisa meminta pendukung untuk merelakan waktunya dan menyumbangkan sumber dayanya jika kita tidak punya arah kemenangan yang jelas. Karena itu, hari ini saya menghentikan kampanye,” tuturnya.
Mayoritas pemilih utama Partai Republik ingin memberi Donald Trump kesempatan lagi.
Tidak hanya mengumumkan mundur, ia juga menyatakan dukungan kepada Trump. ”Trump unggul dari petahana saat ini, Joe Biden. Hal itu sangat jelas,” ujarnya.
Ia juga beralasan, sudah berjanji mendukung calon dari Republikan dan akan menghormati janji itu. ”Karena kita tidak bisa kembali ke sistem lama Partai Republik di masa lalu atau mengemas ulang bentuk korporatisme hangat yang diwakili oleh Nikki Haley,” ujarnya.
DeSantis mengaku berulang kali mendengar pemilih tidak memberikan suara kepada dirinya karena ada Trump. ”Jelas bagi saya bahwa mayoritas pemilih utama Partai Republik ingin memberi Donald Trump kesempatan lagi. Mereka menyaksikan kepresidenannya dihalangi oleh perlawanan tiada henti, dan mereka melihat Partai Demokrat menggunakan aneka peraturan hingga hari ini untuk menyerangnya,” ujarnya.
Trump mendengar pengunduran diri DeSantis kala bersiap kampanye di Rochester, New Hampshire. ”Sebelum kita mulai, saya ingin meluangkan waktu mengucapkan selamat kepada Ron DeSantis dan tentu saja orang hebat yang saya kenal, istrinya Casey, karena telah menjalankan kampanye yang hebat untuk presiden. Dia melakukannya, dia menjalankan kampanye yang sangat bagus,” kata Trump.
Ia menghargai dukungan DeSantis. Ia berharap DeSantis dan semua penyokong Republikan mengalahkan petahana pada pemilihan, Presiden AS Joe Biden.
Hasil mengecewakan
DeSantis mengumumkan mundur hanya dua hari sebelum pemilihan internal Partai Republik di New Hampshire dimulai. Pemilihan New Hampshire digelar pada 23 Januari 2024.
Dengan pengumuman DeSantis, praktis hanya Trump dan Haley yang akan berhadapan di New Hampshire. Bakal calon lain, terutama yang masuk 10 besar hasil jajak pendapat, sudah mengundurkan diri.
DeSantis menyusul bakal calon lain dari Republikan, Vivek Ramaswamy. Seperti DeSantis, Ramaswamy mundur setelah hasil mengecewakan di Kaukus Iowa. Kaukus itu seri perdana dari rangkaian pemilihan internal bakal calon presiden AS di partai masing-masing.
Selepas Kaukus Iowa pekan lalu, sejumlah pihak sudah menduga DeSantis akan mundur. Salah satu penyumbang dana kampanye DeSantis, Kirk Jowers, menyebut bahwa permainan sudah berakhir. ”Hasil di Iowa mengonfirmasi konsensus yang meyakinkan bahwa Trump akan menjadi calon presiden dan tidak ada yang bisa berbuat apa pun tanpa campur tangan Tuhan atau pengadilan,” kata Jowers.
Anggota Badan Pemenangan Pemilu Partai Republik Jim Merril menyebut, New Hampshire bukan lagi tempat DeSantis terus bertarung. Apalagi, DeSantis sudah habis-habis di Iowa. Dengan 22 suara, New Hampshire memang lebih kecil dibandingkan Iowa.
Tambahan dukungan
DeSantis dan Ramaswamy sama-sama menyokong Trump selepas mengumumkan mundur dari pencalonan. Sejumlah bakal calon presiden AS dari Partai Republik juga menyokong Trump setelah mengumumkan mundur. Mereka tetap menyokong Trump meski sepanjang kampanye 2023 berulang kali jadi sasaran serangan Trump.
Pengumuman DeSantis memperkuat sokongan pada Trump. Dalam jajak pendapat CNN pekan lalu terungkap, 67 persen pemilih Republikan di New Hampshire cenderung menyokong Trump. Sokongan pada mantan Presiden AS itu juga kokoh di kelompok konservatif dan warga yang berpendidikan maksimal SMA.
Di antara semua kelompok pendukung Trump, hanya 12 persen mempertimbangkan mengubah dukungan. Sebaliknya, di antara pendukung Haley, ada 26 persen mempertimbangkan mengubah pilihan. (AP/REUTERS)