Diplomasi Keliling Pabrik Wuling
Pabrik di Indonesia memasok pasar domestik dan pasar kendaraan setir kanan di ASEAN.
Ukuran keberhasilan diplomasi ekonomi, antara lain, menarik investasi dan surplus perdagangan terhadap negara atau kawasan lain. Ukuran lain adalah pengembangan investasi dalam kerja sama saling menguntungkan dalam satu kawasan kini semakin mengemuka.
Pesan itu mengemuka dalam kunjungan para wakil tetap untuk ASEAN. Wakil Tetap China untuk ASEAN, Hou Yanqi, mengajak koleganya menyambangi pabrik perakitan Wuling di Cikarang, Jawa Barat, Selasa (23/1/2024). Tujuannya, mengenalkan kerja sama investasi China dan ASEAN.
Kalau melayani pesanan kendaraan setir kiri, kita harus menambah investasi lagi untuk manufaktur kendaraan setir kiri. Fasilitas serupa sudah ada di pabrik di China.
Hou mengatakan, produsen otomotif China membuka pabrik di Indonesia dan Thailand. BYD di Thailand, Wuling di Indonesia. Ia mengajak koleganya mencoba sebagian varian kendaraan hasil produksi pabrik di Cikarang.
Baca juga: BYD Merebut Mahkota Tesla
Ia mengatakan, pabrik Cikarang salah satu bukti kerja sama Inisiatif Sabuk dan Jalan. ”Kita memastikan kerja sama yang berguna bersama demi kemajuan kawasan. ASEAN adalah mitra penting bagi kemajuan bersama,” ujarnya.
Apalagi, Indonesia punya banyak nikel yang penting dalam produksi kendaraan listrik. Di pabrik Cikarang, sebagian produksi merupakan mobil bertenaga listrik.
Sejumlah diplomat senang dengan lawatan itu. Diplomat pada Perwakilan Tetap Filipina untuk ASEAN, Marthy Angue, menyebut kedekatan budaya Asia Tenggara menjadi modal penting kerja sama.
Adapun diplomat pada Perwakilan Tetap Kamboja untuk ASEAN, Sorana Touch, menyebut bahwa kerja sama ekonomi semakin maju lewat kehadiran pabrik-pabrik seperti di Cikarang. Dalam konteks bilateral, Kamboja masih sangat menghargai hubungan ekonomi dengan Indonesia sejak dulu.
Investasi besar
Wakil Direktur PT SGMW Motor Indonesia Arif Pramadana mengatakan, pabrik Wuling di Cikarang beroperasi sejak Juli 2017. Investasi untuk fasilitas itu bernilai 1 miliar dollar AS.
Faktor keselamatan kerja tidak bisa ditawar. Robot pengantar suku cadang pun dilengkapi musik sehingga pekerja bisa mendengar kedatangannya.
Bukan hanya China, saham perusahaan di Cikarang itu juga dimiliki perusahaan sejumlah negara. General Motors Amerika Serikat mengendalikan 22,1 persen saham. Sementara SAIC Motor menggenggam 74,9 persen. Sisa 3 persen saham dikendalikan Guangxi Auto.
Baca juga: Transformasi Industri Otomotif China
Guangxi di China salah satu lokasi pabrikan Wuling. Provinsi yang berbatasan dengan Vietnam itu dijadikan gerbang China ke ASEAN.
Arif menyebut, General Motors dan berbagai produsen Eropa-AS banyak beroperasi di China. Hal itu bukti keterbukaan serta kerja sama lintas negara. Arahnya jelas membuka pasar dan alih teknologi.
”Pasar mancanegara menjadi bagian strategi korporat SGMW. Untuk pabrik di Indonesia, selain untuk memasok pasar domestik, juga untuk pasar kendaraan setir kanan di ASEAN,” kata Arif yang pernah menjadi eksekutif General Motors Indonesia.
Hal itu menunjukkan perbedaan target pasar antara pabrikan di China dan Indonesia. Pabrikan China untuk memasok pasar Asia Tenggara yang menggunakan kemudi kiri. Sementara Thailand, Brunei Darussalam, dan Malaysia merupakan pasar mobil kemudi kanan.
”Kalau melayani pesanan kendaraan setir kiri, kita harus menambah investasi lagi untuk manufaktur kendaraan setir kiri. Fasilitas serupa sudah ada di pabrik di China,” kata Arif.
Arif menyebut, produksi harian pabrik di Cikarang mencapai 146 unit dalam berbagai varian. Produksinya termasuk mobil berbahan bakar minyak dan bertenaga listrik. Produksi itu untuk satu giliran kerja. Jika menerapkan tiga giliran kerja, hasilnya mencapai 450 unit.
Ada 7.000 karyawan di pabrik tersebut. Sementara pemasoknya, antara lain, 70 perusahaan di Indonesia dan China. Semuanya dalam jaringan PT SAIC Indonesia. Investasi para pemasok itu mencapai 232 juta dollar AS.
Salah seorang karyawan, Purnama, menyebut mayoritas karyawan merupakan warga Indonesia. Sebelum mulai kerja, mereka dilatih di China dan beberapa negara lain.
Baca juga: ASEAN-China: Potensi Besar, Tantangan Besar
”Di sini, faktor keselamatan kerja tidak bisa ditawar. Robot pengantar suku cadang pun dilengkapi musik sehingga pekerja bisa mendengar kedatangannya. Robot juga dilengkapi sensor. Jika ada pekerja di dekatnya, dia otomatis berhenti,” ujar pegawai bidang keselamatan kerja itu.