Trump meyakini ia masih mampu maju sebagai calon presiden dalam pemilihan 2024,
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·4 menit baca
WASHINGTON, MINGGU - Donald Trump meyakini ia masih mampu dan semakin “tajam”. Ia yakin dengan kemampuan dan kapasitasnya sehingga berani untuk maju dałam pemilihan presiden Amerika Serikat pada November 2024 nanti. Ia menyampaikan hal itu untuk menjawab serangan dari pesaingnya, sesama calon presiden dari Partai Republik, Nikki Haley.
Mengutip laporan Reuters, Trump menyampaikan, ia bahkan lebih "tajam" dibandingkan dirinya 20 tahun yang lalu. Hal itu ia sampaikan, Sabtu (27/1/2024), dalam kampanye di Nevada. Kampanye itu digelar menjelang pemungutan suara awal, atau kaukus, untuk pemilihan calon presiden dari Partai Republik. Kaukus di negara bagian itu rencananya digelar pada 8 Februari 2024.
Seperti diketahui, Trump yang kini berusia 77 tahun mencalonkan diri lagi sebagai calon Presiden AS. Ia akan bersaing dengan calon petahana, Presiden Joe Biden yang saat ini pun sudah sepuh. Tahun ini Biden berusia 81 tahun.
Terkait dengan usia kedua politisi gaek itu, Haley seringkali melontarkan pertanyaan tentang kemampuan Trump menjadi presiden. Trump seringkali kebingungan dan baru-baru ini ia membuat kesalahan verbal. Untuk itu, Haley mengusulkan adanya tes kognitif bagi setiap calon Presiden AS, mengingat usia Trump dan Biden itu. Ditantang Haley, Trump setuju dengan usulan itu.
Meskipun kegelisahan Haley terkait usia Trump dan Biden tak bisa dilepaskan dari unsur politik, fakta bahwa usia berpengaruh pada tindakan seseorang, tak dapat diingkari. Dalam pidato tanggal 19 Januari 2024, Trump tidak bisa membedakan antara Haley dengan mantan Ketua DPR dari Partai Demokrat Nancy Pelosi. Trump juga kadang-kadang terlihat melontarkan kata-kata yang tidak jelas, bahkan ia juga menyatakan mantan Presiden Barrack Obama masih menjabat.
Dalam pencalonannya, Trump menyerang Haley dan Biden. Trump juga mencoba menyingkirkan Haley dari pertarungan pencalonan Presiden AS dari Partai Republik. Sejauh ini Trump berhasil mengungguli Haley untuk maju dalam pertarungan kedua dengan Biden pada November 2024 mendatang.
Trump memperoleh kemenangan dalam pemilihan awal Partai Republik di Iowa dan New Hampshire. Dalam kaukus Nevada pada 8 Februari 2024, mengutip laporan Business Insider 25 Januari 2024, Trump meyakini ia bakal memenangi suara dari para delegasi Nevada yang berjumlah 26 orang.
Ia menjadi satu-satunya nama yang muncul dalam kaukus itu karena Haley dipastikan tidak ikut dalam kaukus Nevada. Hal itu menambah keyakinan Trump, ia bisa masuk nominasi ke Gedung Putih dari partainya. Meski, sebetulnya Trump marah karena Haley tetap menolak untuk mundur.
Bahkan Trump mengancam akan mengeluarkan semua penyandang dana yang mendanai Haley dari lingkaran politiknya. Trump dan timnya terus berusaha dan memulai kampanye untuk membuat Haley mundur sebelum pemungutan suara pendahuluan atau primary berikutnya di negara bagian Carolina Selatan. Trump juga juga menolak berdebat dengan Haley. Pemungutan suara pendahuluan di negara bagian itu akan berlangsung 24 Februari 2024.
Akan tetapi Haley pun tetap bertahan, bahkan berkampanye di Carolina Selatan. Ia bahkan kembali mengkritik kapasitas. Ia menyebut Trump tampak bingung. "Jika Trump ingin mengikuti tes kognitif, seharusnya Trump tidak memiliki masalah untuk berdebat dengan saya, karena itu adalah tes kompetensi mental yang paling utama bagi siapapun yang maju dałam pencalonan Presiden AS,” kata Haley.
Isu imigrasi
Sementara itu terhadap Presiden AS Joe Biden, Trump kini berupaya mengalihkan pendukung politisi Partai Demokrat itu dengan menggunakan isu migran. Dalam sejumlah kesempatan Trump selalu berbicara tentang isu perbatasan. Tak bisa ditampik, di era Biden jumlah imigran gelap yang tertangkap saat melintasi perbatasan AS-Meksiko meningkat.
Jajak pendapat menyatakan, imigrasi dan perbatasan menjadi isu utama dalam pemilihan umum tahun ini. Sebaliknya, Biden dan tim kampanyenya terus menyerang Trump dengan menyebut Trump sebagai ancaman terhadap demokrasi di AS.
Biden optimistis dengan pemungutan suara pendahuluan Partai Demokrat di Carolina Selatan yang akan berlangsung pekan depan. Biden menegaskan, ia setia kepada negara bagian itu karena telah "menyelamatkannya" dalam pemilu 2020. Ia yakin, ia akan kembali memenangkan dukungan pemilih kulit hitam di Carolina Selatan, dan wilayah lain yang menjadi pendukung penting. (REUTERS/AP)