Putuskan Pacar demi Tobat dari Kelompok Penyebar Konspirasi
Sadar tertipu teori konspirasi QAnon, satu per satu beralih ke hidup normal dan sehat tanpa candu media sosial.
Karena ajakan pacar, Ceally Smith (32) bergabung dengan QAnon. Selama setahun dalam kelompok yang percaya ada konspirasi besar di Amerika Serikat dan dunia tersebut, ia akhirnya kelelahan. Warga Kansas City itu memutuskan berhenti berhubungan dengan kelompok itu, termasuk pacarnya.
Bergabung di kelompok itu membuatnya menghabiskan hari-hari berselancar di internet. Ia dan orang-orang yang percaya ada konspirasi tersebut berbincang di dunia maya tentang berbagai hal. Ceritanya diungkap oleh Associated Press dalam laporan pada Kamis (1/2/2024).
Lama-lama, Smith lelah. ”Saya tidak bisa hidup begini. Saya ibu tunggal, bekerja, sekolah juga, dan melakukan yang terbaik untuk anak-anak saya. Saya pribadi tidak punya banyak uang untuk punya akses internet yang kuat. Sekalipun itu semua benar, saya tidak bisa melakukannya lagi,” ujarnya.
Baca juga: Konspirasi, Semua Berawal dari Pertemuan Rahasia
Setelah memutus hubungan dengan QAnon, ia berhenti mengakses media sosial hampir setengah tahun. Ia juga menyibukkan diri dengan yoga dan terapi.
Smith salah satu yang diwancarai AP di sejumlah negara bagian di AS. Sebagian besar tergabung dengan QAnon, kelompok yang mendadak terkenal pada 2017. Sebagian orang yang diwawancarai AP menolak identitas lengkapnya diungkap.
Kelompok itu mengklaim Pemerintah AS disusupi jaringan sekte pedofilia pemuja setan. Para anggota sekte disebut berusaha menjatuhkan Presiden AS saat itu, Donald Trump.
Menurut anggota QAnon, sekte tersebut menyusup ke industri senima, media massa, hingga keuangan. Sejumlah birokrat juga dituding sebagai bagian dari sekte tersebut.
Baca juga: Teori Konspirasi Itu Candu dan Destruktif, Dua Kisah Radikalisasi di AS dan Pakistan
Mayoritas anggota QAnon memang pendukung Trump. Karena itu, mereka kecewa saat Trump kalah di pemilu 2020. Menurut mereka, Trump digulingkan karena berusaha melawan sekte tersebut.
Tanpa bukti
Smith mengatakan, perbincangan dunia maya dengan pengikut QAnon memang menarik perhatian. Padahal, semua tudingan dan asumsi tidak dilengkapi bukti. Hanya, menurut Smith, semua begitu meyakinkan. Selain itu, para anggota kelompok itu terkesan sangat memperhatikan anggota lain.
Kesaksian soal kecanduan konspirasi juga diungkap Ramona. Seperti Smith, Ramona juga diajak pacarnya untuk bergabung dengan kelompok yang percaya ada konspirasi besar di dunia.
Bedanya, Ramona sering kali tidak percaya keberadaan organisasi rahasia yang disebut akan menguasai dunia tersebut. Pacar Ramona, Don, justru sangat percaya organisasi itu ada.
”Dunia ini sudah cukup menakutkan tanpa ada teori konspirasi. Kalau Anda percaya dengan QAnon, setidaknya mereka bisa memberi Anda jawaban. Jika Anda merasa takut akan hal yang tidak diketahui, teori konspirasi menawarkan jawaban. Tidak peduli seberapa tidak masuk akalnya jawaban itu,” ujarnya.
Baca juga: Dari Pencipta Star Wars hingga Presiden AS dalam Daftar Kontak Mucikari Jeffrey Epstein
Smith mengaku awalnya juga sulit percaya soal organisasi rahasia itu. Kematian Jeffrey Epstein mengubah pandangannya. Epstein, Muncikari dengan pelanggan tokoh-tokoh terkenal itu disebut meninggal bunuh diri di tahanan. Epstein sedang ditahan dengan tudingan kejahatan seksual yang melibatkan anak-anak.
Setelah itu, Smith menghabiskan lebih banyak waktu berselancar di situs-situs web pinggiran dan media sosial. Ia juga banyak membaca, lalu mengunggah lagi berbagai hal soal teori konspirasi.
Dia mengaku menyukai konten QAnon yang tidak memberikan bukti, tidak ada argumen tandingan, tetapi terlalu meyakinkan. ”Kita perlu mengajari anak-anak untuk kritis mempertanyakan dari mana semua informasi ini berasal. Dan bisakah kita memercayainya. Siapa pun bisa mengunggah informasi apa pun,” kata Smith.
Materi terkait persekongkolan banyak disebar forum daring, siniar, hingga media sosial. Kelompok-kelompok daring biasanya tertutup. Sebab, anggotanya merasa tidak nyaman kalau ada orang bebas bergabung di kelompok tersebut.
Baca juga: Misteri Asal Muasal Virus Covid-19, dari Teori Konspirasi hingga Racun Politik
Meski demikian, Smith akhirnya merasa tidak kuat. Ia merasa ketakutan dan tercekik ramalan kelam. Waktunya habis untuk membahas teori konspirasi.
Akhirnya, ia memutuskan keluar dari QAnon. Pacarnya menganggap Smith berkhianat. Smith bersikukuh tetap keluar. Tidak hanya itu, ia bertekad membagi pengalaman kepada orang lain agar tidak terjebak seperti dirinya.
Bagi orang di luar QAnon dan kelompok sejenis, rumor di kelompok itu kadang terdengar menggelikan. Salah satunya menyebarkan rumor penyanyi Taylor Swift sebenarnya agen rahasia Departemen Pertahanan AS. Ia diyakini berusaha membuat Presiden AS Joe Biden terpilih lagi pada pemilu 2024.
Ramona, yang kerap tidak percaya pada berbagai teori konspirasi, juga bertahan dengan kelompok yang percaya soal persekongkolan tersebut. Seperti Smith, ia pun merasa terus ketakutan karena tak henti dicekoki cerita soal persekongkolan jahat.
Baca juga: Dokumen Epstein Ungkap Detail Liku-liku Skandal Kejahatan Seksualnya
Di sisi lain, Ramona sadar bahwa banyak ramalan QAnon tidak terjadi. Trump kalah pada pemilu 2020. Orang yang divaksin Covid-19 tidak berubah menjadi zombi. Tidak ada pula eksekusi terhadap para pejabat. Intinya, tidak ada satu pun pernyataan QAnon terbukti.
Di tengah keraguan, salah satu teman meminta Ramona berhenti mengakses media sosial. Setelah jeda beberapa pekan, Ramona merasa lebih tenang.
Ia ingin kuliah dan kembali berhubungan dengan teman-temannya. Ia pun memberi tahu Don soal keinginan keluar dari QAnon dan kelompok sejenis. Don marah, lalu memukulinya. Tindakan Don membulatkan Ramona untuk meninggalkan kelompok itu.
Kelompok penolong
Smith dan Ramona kemudian mendapat pertolongan dari orang-orang yang telah keluar dari kelompok-kelompok yang meyakini ada persekongkolan besar. Salah satu penggiat kelompok penolong itu adalah Jitarth Jadeja. Ia aktif di QAnon Casualties, forum daring yang bertujuan membantu orang keluar dari kelompok penganut teori konspirasi. Sebanyak 119.000 orang aktif di QAnon Casualties.
Tips Jadeda kepada pengikut QAnon dan kelompok sejenis sederhana. Jeda bermedia sosial, lebih banyak membantu orang lain lewat kegiatan sukarela, serta lebih banyak aktif di dunia nyata dibandingkan mengakses internet. ”Ini bukan tentang siapa yang benar atau salah. Saya hanya ingin menyebarkan empati kepada orang-orang baik dan normal yang sudah dicuci otak oleh aliran sesat kematian ini,” ujar Jadeda yang berasal dari Sydney, Australia, itu.
Upaya membantu juga dilakukan Michael Frink, insinyur komputer di Mississippi. Ia mengelola kanal soal pemulihan QAnon di salah satu pelantar media sosial.
Baca juga: Sering Unggah Kabar Kibul, 150.000 Akun Terkait QAnon Dihapus Twitter
Seperti kesaksian Smith dan Ramona, Frink membenarkan, QAnon sangat populer di dunia maya. Masalahnya, gerakan itu membuat orang terasing di kehidupan nyata.
Meski tidak pernah percaya pada satu pun dugaan persekongkolan yang diceritakan QAnon, ia bersimpati pada orang-orang yang percaya. ”Saya yakin setelah direkrut, banyak dari mereka yang sadar mereka sudah ditipu,” ucapnya.
Dosen Cornell University, Ziv Cohen, menyebut orang-orang yang percaya persekongkolan terdiri atas dua kelompok. Pertama, orang yang sekadar ingin tahu. Kelompok ini mungkin akan mengabaikan materi-materi soal persekongkolan.
Kelompok kedua adalah orang yang semakin militan setelah mendengar ada persekongkolan. Mereka bisa jadi bergabung dengan kelompok yang tidak segan melakukan kekerasan.
”Ini bukan tentang pemikiran kritis, tetapi soal memiliki hipotesis dan menggunakan fakta untuk mendukung teori-teorinya. Mereka butuh keyakinan ini,” kata Cohen tentang para pengikut QAnon. (AFP/REUTERS)