Hampir 400 Orang Hilang dan 123 Tewas akibat Kebakaran di Chile
Selain perubahan iklim, pihak berwenang menduga ada kesengajaan di kebakaran yang memakan ratusan korban jiwa di Chile.
Oleh
IRENE SARWINDANINGRUM
·4 menit baca
SANTIAGO, SELASA — Korban kebakaran hutan di Chile bertambah menjadi 123 jiwa tewas dan setidaknya 370 orang hilang. Kebakaran yang begitu dahsyat hingga disebut ”inferno” atau menara api itu diduga dipicu oleh kebakaran yang disengaja.
Direktur Layanan Medis Forensik Chile Marisol Prado mengatakan, sebanyak 10 korban tewas ditemukan pada Senin (5/2/2024) sore waktu setempat. Dengan demikian, total korban tewas sudah 123 orang. Kebakaran juga menghanguskan 14.000 bangunan.
Dari 123 jenazah yang ditemukan, baru 33 dikenali. Karena itu, akan dilakukan pemeriksaan genetika untuk mengenali jenazah-jenazah lain. Data pembandingnya akan diambil dari orang-orang yang melaporkan kehilangan keluarga dalam bencana tersebut.
Presiden Chile Gabriel Boric mengumumkan hari berkabung nasional untuk mengenang para korban. Masa perkabungan ditetapkan dua hari sampai Selasa ini. Boric khawatir, jumlah korban tewas masih terus bertambah. Sebab, masih ada ratusan orang yang belum diketahui nasibnya.
Di Viña del Mar, salah satu kota yang hangus, 370 orang belum diketahui nasibnya. Di kota lain, petugas juga menerima laporan soal orang-orang yang belum diketahui nasibnya selepas kebakaran sejak Jumat pekan lalu.
Selain di Viña del Mar, kebakaran juga terjadi di Quilpé dan Villa Aleman. Pada Senin pagi, api sudah terkendali dan penyelamat fokus mencari para korban.
Para sukarelawan juga membantu membersihkan puing sisa kebakaran. Di jalan-jalan tersebar bangkai mobil. Di tepi jalan, berbagai rumah hangus. Besi dan kaca yang meleleh ditemukan di berbagai penjuru lokasi kejadian.
Cepat menjalar
Para saksi mata menyebut, api menjalar dalam 20 menit dari perbukitan ke permukiman. Akibatnya, warga tidak punya waktu menyelamatkan aneka harta benda. Beragam benda itu lalu hangus dalam kebakaran yang terjadi lebih dari 20 jam.
Hal itu antara lain diungkapkan warga dari kawasan Alto Miraflores, Priscila Rivero. Ia mengatakan, api hanya butuh waktu sekitar 15 menit untuk merambat dari kawasan perbukitan ke rumahnya. Dia bergegas membawa anak-anaknya ke tempat yang aman ketika melihat api mendekat.
Beberapa menit kemudian, rumahnya sudah terbakar habis dan jilatan api muncul dari jendela. ”Itu adalah tempat di mana kami menjalani seluruh hidup kami,” kata Rivero.
Kebakaran Viña del Mar antara lain menghanguskan kebun raya berusia hampir seabad. Wali Kota Viña del Mar Macarena Ripamonti mengatakan bahwa api antara lain menghanguskan kawasan timur kota itu. Kawasan ini merupakan resor pantai yang populer dan ramai oleh turis.
Sementara salah seorang warga Viña del Mar, Ingrid Crespo (59), juga mengaku gagal menyelamatkan rumahnya. Dia mulai menuangkan air ke atap rumahnya ketika dia melihat bunga api beterbangan. Sayangnya, upaya itu tidak cukup. ”Percikan api terbang saat angin bertiup seperti badai api,” kata Crespo.
Kesengajaan dan penjarahan
Bodric mengatakan, kondisi alam turut berperan dalam bencana itu. Chile tengah mengalami musim panas diikuti angin kencang. Dalam kondisi itu, api cepat menyebar.
Cuaca ekstrem di Chile juga diperparah dengan fenomena cuaca El Nino yang menghangatkan Samudera Pasifik. ”Kebakaran dan banjir yang terjadi secara bersamaan di Chile dan California merupakan pengingat akan cuaca ekstrem dan dampaknya,” kata John Abatzoglou, ilmuwan iklim di Universitas California, Merced, kepada The New York Times.
Di sisi lain, sejumlah pihak menduga ada kesengajaan yang memicu api penyebab kebakaran. Kepolisian Chile masih menyelidiki dugaan itu.
Selain penyelidikan, aparat Chile juga memberlakukan jam malam di lokasi kebakaran. Hal itu untuk mencegah penjarah di sejumlah bangunan dan lokasi yang tidak musnah terbakar.
Isu penjarahan menjadi penyebab sebagian pengungsi memilih kembali ke rumah masing-masing mulai Senin. Mereka khawatir, sisa harta benda dari kebakaran malah hilang dicuri. Padahal, mereka pun sebenarnya tidak bisa tidur di rumah. Mereka tidur di halaman atau lokasi lain dekat rumah.
Di Viña del Mar dan kota-kota terdekat seperti Villa Alemana dan Quilpé, polisi telah meminta masyarakat yang tidak terkena dampak kebakaran untuk tetap tinggal di rumah. Dengan demikian, tim penyelamat dapat bergerak dengan lebih mudah.
Pemerintah menyediakan tempat pengungsian di sekitar lokasi kebakaran. Sekolah dan aula jadi tempat tidur. Sementara beberapa bangunan lain jadi pusat penerimaan sumbangan. (AFP/REUTERS/AP)