Swedia Hentikan Penyidikan Ledakan Pipa Nord Stream
Swedia beralasan tidak punya yurisdiksi untuk melanjutkan penyidikan. Rusia menyebut ini keputusan luar biasa.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·3 menit baca
STOCKHOLM, KAMIS — Kejaksaan Agung Swedia memutuskan untuk mengakhiri dan menutup penyidikan kasus dugaan peledakan jalur pipa gas bawah laut Nord Stream. Jaksa beralasan mereka tidak berwenang atau tidak memiliki yurisdiksi atas kasus tersebut.
Mats Ljungqvist, Ketua Tim Jaksa Penyidik Kejaksaan Agung Swedia, Rabu (7/2/2024), menyebut, dalam proses penyidikan sejak 2022, timnya dan tim penyidik otoritas keamanan Jerman telah bekerja sama erat. Seluruh dokumen dan informasi yang didapat jaksa penyidik Swedia dalam kasus itu diserahkan kepada otoritas Jerman.
Nord Stream merupakan jaringan pipa gas bawah laut yang menyalurkan hasil pengolahan perusahaan gas Rusia, Gazprom, ke Jerman dan sejumlah negara Eropa. Jaringan itu seperti sel, membentang di Laut Baltik dari Vyborg di Rusia menuju Lubmin di Jerman.
Terjadi beberapa kali ledakan di jaringan Nord Stream sejak 26 September 2022. Ledakan terjadi di tengah ketegangan antara sejumlah negara Barat dan Rusia yang menginvasi Ukraina pada akhir Februari 2022. Ketegangan muncul karena gas dianggap menjadi senjata Rusia untuk menekan negara-negara Eropa yang sangat bergantung pada gas Rusia.
Swedia memulai penyelidikan ledakan pipa Nord Stream karena dua dari empat titik pipa yang bocor berada di Swedia. Dua titik lainnya berada di zona ekonomi eksklusif Denmark. Itulah dasar bagi otoritas keamanan Jerman, Swedia, dan Denmark membuka penyelidikan.
Pernyataan Kejaksaan Agung Swedia menyebut, tujuan utama penyelidikan adalah menentukan apakah warga negara Swedia terlibat dalam insiden dan apakah Swedia dimanfaatkan untuk peledakan. Hingga penyidikan dihentikan, menurut Kejaksaan Agung Swedia, tim penyidik tidak menemukan indikasi Swedia atau warga negaranya terlibat dalam insiden di perairan internasional itu.
Penyelidikan oleh Jerman terus berlanjut. Karena kerahasiaan dalam kerja sama hukum internasional, saya tidak dapat berkomentar lebih jauh mengenai kerja sama yang berlangsung.
Ljungqvist dalam pernyataan sebelum penghentian penyidikan diumumkan menyebut, tim berasumsi sebuah negara berada di balik ledakan Nord Stream. Akan tetapi, tidak ada penjelasan resmi mengenai hal itu. Tim penyidik tiga negara menutup rapat penyidikan mereka. Para analis menilai, ada potensi dampak diplomatik dari hasil penyelidikan apabila diungkap.
Pernyataan badan intelijen Swedia, Sapo, menyebut, sabotase itu tidak ditujukan ke negara mereka dan tidak menimbulkan ancaman pada keamanan nasional. ”Dengan latar belakang situasi saat ini, kami dapat menyatakan yurisdiksi Swedia tidak berlaku,” kata Ljungqvist.
”Penyelidikan oleh Jerman terus berlanjut. Karena kerahasiaan dalam kerja sama hukum internasional, saya tidak dapat berkomentar lebih jauh mengenai kerja sama yang berlangsung,” tambah Ljungqvist.
Tidak ada penjelasan detail dari Ljungqvist tentang ”latar belakang situasi" yang dihadapi tim penyidik. Pernyataan dia tentang asumsi keterlibatan entitas negara dalam ledakan Nord Stream memunculkan teori dan spekulasi keterlibatan Rusia, Ukraina, bahkan AS. Salah satunya terkait Swedia yang baru saja diterima sebagai anggota NATO berkat lobi AS kepada Turki dengan imbalan penjualan persenjataan, termasuk jet tempur F-16.
Spekulasi keterlibatan AS dalam peledakan jaringan pipa Nord Stream juga diungkap jurnalis investigasi veteran AS, Seymour Hersh. Pada awal Februari 2023, Hersh mengunggah laporan investigasi berjudul ”How America Took Out the Nord Stream Pipeline” ke laman blog Substack miliknya.
Dalam laporan itu, Hersh menyebut keputusan untuk meledakkan pipa tersebut diambil Presiden AS Joe Biden dan para pembantunya. Tujuannya menghentikan Moskwa meraup untung miliaran dollar AS karena menjual gas alam ke Eropa.
Masih menurut Hersh, peledakan diduga dilakukan penyelam Angkatan Laut AS dengan kedok latihan militer NATO, Juni 2022. Dibantu Norwegia, penyelam AS menanam bahan peledak di saluran Nord Stream. Peledakan dilakukan dalam kurun tiga bulan dari jarak jauh.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyebut penutupan penyidikan Swedia sebagai keputusan yang luar biasa. Kremlin menanti kelanjutan investigasi Jerman.
”Sangat menarik melihat betapa telitinya pihak berwenang Jerman dalam melakukan penyelidikan ini. Banyak informasi telah dipublikasikan tentang siapa yang mungkin berada di balik peristiwa ini,” katanya.
Berbeda dengan Swedia, Denmark menyatakan penyidikan mereka belum selesai. Menurut laporan kantor berita Ritzau, kepolisian Denmark berharap bisa mengumumkan sesuatu dalam waktu dekat. (AFP)