Pemilih Muda Kalahkan Politik Dinasti dan Oligarki Lama
Dinasti politik dan oligarki mencoba memanipulasi pemilu. Orang muda melawannya dengan memberi suara
ISLAMABAD, SENIN — Semangat orang muda menjadi salah satu kunci menggagalkan upaya memanipulasi pemilu Pakistan. Pemilih mau kekuatan lama disingkirkan dari politik. Sementara penetapan kursi parlemen belum selesai.
Presiden Pakistan Arif Alvi mengatakan, keputusan warga sudah jelas. Politisi wajib memperhatikan aspirasi mereka. ”Orang muda perlu mendapat perhatian khusus,” ujarnya sebagaimana dikutip media Pakistan, Dawn dan The Express Tribune, Senin (12/2/2024).
Baca juga: Pemilu Pakistan Tanpa Pemenang Utama, Partai Harus Berkoalisi
Pemilih, khususnya orang muda, dinilainya tidak hanya menyuarakan aspirasi. ”Mereka meneriakkan keinginannya. Tidak ada bisa terwujud sampai mandat besar dari rakyat diakui dan dihormati,” katanya.
Orang muda Pakistan telah menyatakan bahwa merekalah, bukan orang-orang berseragam, dapat menentukan masa depan Pakistan.
Komisi Pemilihan Pakistan (ECP) telah menetapkan 264 dari 266 kursi parlemen yang diperebutkan di pemilu. Calon perseorangan yang disokong Partai Gerakan Keadilan (PTI) meraih 101 kursi atau paling banyak. Sementara Liga Muslim (PMLN) mendapatkan 75 kursi. Adapun Partai Rakyat Pakistan (PPP) meraih 54 kursi.
PPP dikendalikan keluarga Bhuto yang tokohnya pernah jadi presiden dan Perdana Menteri Pakistan. Sementara PMLN dikendalikan keluarga Sharif yang tokohnya total telah empat kali menduduki kursi PM Pakistan. Adapun PTI didirikan dan dikendalikan Imran Khan yang baru sekali jadi PM.
Suara orang muda
Penasihat Open Society Foundation Omar Waraich menyebut, Pemilu 2024 dirancang agar sesuai kehendak militer dan kroni politiknya. Hasil pemungutan suara menunjukkan ada perlawanan keras pada upaya manipulasi itu.
Baca juga: Terung untuk Simbol Pemilu Pakistan
”Mungkin partai Khan tidak bisa membentuk pemerintah. Walakin, ada tren yang sulit dibalik: orang muda Pakistan telah menyatakan bahwa merekalah, bukan orang-orang berseragam, dapat menentukan masa depan Pakistan,” kata penggiat pembelaan hak asasi manusia asal Pakistan itu.
Banyak pemilih tertarik pada gagasan ”Pakistan Baru” yang ditawarkan PTI. Pemilih kecewa setelah PMLN pimpinan keluarga Nawaz Sharif berulang kali gagal menyelesaikan aneka masalah.
”Hingga 90 persen orang muda bersama Imran Khan, hanya mereka takut. Kami sudah memberi Nawaz Sharif tiga kesempatan. Saat Pakistan mencoba yang baru," kata mahasiswi di Islamabad, Sanya Amir.
Direktur Eksekutif Gallup Pakistan Bilal Gilani mengatakan, hasil pemilu jelas menunjukkan perlawanan pemilih. Militer, eksekutif, yudikatif, hingga lembaga jajak pendapat gagal mengantisipasi hasil pemilihan.
Baca juga: Mantan PM Pakistan Imran Khan Ditangkap
Kemenangan para caleg perseorangan dari PTI akan menyulitkan upaya militer mempertahankan dominasi di politik. Sejak Pakistan merdeka, militer menjadi aktor terpenting politik Pakistan. Tidak ada PM bisa terus menjabat tanpa sokongan militer.
Michael Kugelman mengatakan, pemilu seperti referendum pada peran militer Pakistan. ”Pemilih PTI menyiarkan pesan perlawanan, mereka tidak akan membiarkan militer menentukan hasil pemilu dan mereka mau militer kalah,” kata Direktur Institut Asia Selatan pada Wilson Center di Washington DC, Amerika Serikat, itu.
Pendukung Partai Gerakan Keadilan (PTI) berunjuk rasa di Lahore, Pakistan pada Jumat (9/2/2024).
Pengamat politik Pakistan Majid Nizami mengatakan, hasil pemilu jelas tidak diharapkan militer dan kroni politiknya. Untuk sebagian pemilih, PMLN dan PPP dianggap berkongsi dengan militer dalam menggusur PTI pada 2022.
Pengamat politik di Islamabad, Badar Alam, menyebut penggulingan itu akar ketidakpuasan yang ditunjukkan lewat pemilu pekan lalu. Selama 16 bulan berkuasa, koalisi PMLN lebih sibuk mencari cara menghapus aneka tuduhan kepada Nawaz Sharif. Koalisi bernama Gerakan Demokrasi Pakistan (PDM) itu dinilai gagal mengurusi perekonomian Pakistan.
Baca juga: Pakistan Kembali ke Jalur Politik Dinasti
Lebih parah lagi, PDM berkongsi dengan militer. Padahal, alasan awal pembentukannya untuk menyingkirkan pemerintahan PTI yang awalnya disokong militer. Selain itu, tiga kali Sharif digulingkan militer dari kursi Perdana Menteri Pakistan.
Setelah digulingkan, PTI diburu. Pendiri dan pemimpin faktual PTI, Imran Khan, dijerat dengan setidaknya 100 dakwaan. Para caleg PTI terpaksa ikut pemilu sebagai calon perseorangan. Polisi dan tentara juga menangkapi pengurus dan kader PTI.
”Kalau ada yang ditekan, dukungan kepadanya meningkat. Nawaz Sharif pernah merasakan itu. Sayangnya, sekarang PMLN tidak paham itu,” kata analis politik Pakistan, Salman Ghani.
Peneliti Brookings Institution Madiha Afzal mengatakan, pesan pemilu jelas menolak keterlibatan militer di pemilu. Pemilih juga jenis dengan dinasti politik serta oligarki yang lama berkuasa. ”Pemilu menjadi harapan demokrasi,” kata peneliti asal Pakistan itu.
Mantan PM Pakistan Shahid Khaqan Abbasi mengatakan, hasil pemilu membuat pemerintahan tidak bisa dibentuk tanpa melibatkan Khan. Meski kini Khan dipenjara dan secara teknis PTI tidak bisa membentuk pemerintahan, PTI memegang porsi penting. ”Apakah militer mau menerima itu?” ujarnya.
Fraksi dan pemerintahan
ECP memberi waktu hingga Rabu tengah malam kepada 101 caleg perseorangan untuk menentukan fraksinya. Jika sampai Rabu tengah malam belum bergabung dengan fraksi apa pun, mereka akan tetap jadi anggota parlemen dari jalur perseorangan. Status itu membuat mereka tidak bisa ikut membentuk pemerintahan.
Baca juga: Pakistan Menuju Fase Politik Berbahaya
Salah satu calon perseorangan yang disokong PTI, Wasim Qadir, telah memutuskan bergabung dengan PMLN pimpinan Nawaz Sharif. Dengan demikian, PMLN masih harus mencari 57 kursi lagi untuk membentuk pemerintahan.
Penjabat Ketua Umum PTI Hammad Azhar mengatakan, hasil pemilu menunjukkan PMLN sudah selesai. PTI menerima mandat lebih besar dibandingkan dengan partai apa pun di pemilu kali ini. (AFP/REUTERS)