Produsen Otomotif Pun Kini Harus Punya Satelit
Mobil akan butuh sambungan internet, antivirus, dan pembaruan sistem operasi. Satelit memuluskan kebutuhan itu.
Hari-hari produsen otomotif hanya memikirkan pasokan ban dan blok mesin sudah lama berlalu. Produsen melirik tahapan selanjutnya di industri otomotif, yaitu kendali pada satelit. Teknologi swakemudi merupakan salah satu pendorong kebutuhan itu.
Dilaporkan China Daily pada Selasa (27/2/2024), taksi swakemudi akan segera beroperasi di Bandara Daxing, Beijing, China. Otoritas setempat mengizinkan sejumlah operator menyediakan layanan itu. Untuk saat ini, mobil swakemudi hanya untuk rute sejauh 40 kilometer dari dan ke bandara.
Baca juga: Saat Mobil Swakemudi Mulai Wira-wiri di Jalanan
Kabar itu hanya berselang beberapa pekan setelah perusahaan otomotif CHina, Geely, mengumumkan peluncuran 11 satelit. Dengan peluncuran pada Juni 2022, kini Geely punya 20 satelit orbit rendah. Geely berambisi mengorbitkan total 240 satelit sampai tahun 2030. Pada 2024-2025, total 83 satelit akan diorbitkan.
Ambisi Geely terlihat belum seimbang apabila dibandingkan dengan Tesla. Pabrikan Amerika Serikat itu telah punya akses pada rangkaian satelit milik perusahaan lain yang dikendalikan oleh pimpinannya, yaitu Elon Musk. Sejauh ini, SpaceX telah mengorbitkan 5.200 satelit dan akan menambah 42.000 unit lagi.
Satelit-satelit orbit rendah atau low earth orbit (LEO) memungkinkan data dikirimkan dengan kecepatan 10 milidetik (ms) dan dalam jumlah besar. Transmisi data dalam jumlah besar dan cepat memungkinkan teknologi swakemudi diterapkan dengan aman di jalan.
Kendaraan swakemudi memang membutuhkan komputer atau pengolah data amat besar. Mustahil memasangnya di setiap mobil. Karena itu, dibuat peladen induk dan dibutuhkan saluran komunikasi ekstra lancar untuk data mahabesar antara mobil dan peladen.
Baca juga: Faktor Keselamatan Mobil Swakemudi ”Robotaxi” Picu Kemarahan
Sistem itulah yang sedang dikembangkan Geely lewat Geespace. Anak usaha Geely itu akan menjadi salah satu pengelola dan pengguna aneka satelit Geely. Geespace fokus pada program Geely Future Mobility. Program itu di antaranya akan memasang teknologi penentu posisi kendaraan dengan ketepatan pada skala sentimeter.
Dengan ketepatan itu, teknologi swakemudi dan parkir otomatis bisa lebih diterapkan. ”Akurasi ini tidak hanya penting untuk mobil, tetapi juga penting untuk penerbangan tanpa awak,” demikian pernyataan tertulis Geely.
Teknologi-teknologi mutakhir terutama akan disematkan ke kendaraan listrik. Selain Geely Future Mobility, ada juga sistem yang disebut sebagai SEA (sustainable experience architecture). Geely belum menjelaskan wujud penggabungan itu akan seperti apa.
Teknologi-teknologi mutakhir terutama akan disematkan ke kendaraan listrik. Selain Geely Future Mobility, ada juga sistem yang disebut sebagai SEA (sustainable experience architecture). Geely belum menjelaskan wujud penggabungan itu akan seperti apa.
Baca juga: Faktor Keselamatan Mobil Swakemudi ”Robotaxi” Picu Kemarahan
Transformasi besar
Hal yang jelas, ambisi Geely menggambarkan salah satu bagian transformasi besar industri otomotif. Bagi banyak orang, pabrikan terlihat fokus pada pengalihan dari kendaraan berbahan bakar minyak menjadi ditenagai baterai.
Sementara program yang dilakukan Geely, Tesla, Google, dan Baidu menunjukkan mobil masa depan akan menjadi bagian dari gawai. Produksi mobil tidak lagi sekadar memikirkan roda dan mesinnya berfungsi atau tidak. Pabrikan memikirkan juga komunikasi mobil dengan sistem kendali.
Mobil semakin menjadi versi komputer yang dilengkapi roda. Butuh banyak semikonduktor, internet untuk terhubung ke peladen, hingga sensor untuk mendeteksi kondisi sekitarnya. ”Karena itu, koneksi internet yang cepat, andal, dan global akan dibutuhkan di masa depan,” kata Sebastian Chartier, manajer unit bisnis elektronik arus kuat pada Institut Fraunhofer di Jerman.
Baca juga: Mobil Kemudi Mandiri, Rencana Tak Terwujud
Chartier menyebut, kondisi itu menyebabkan satelit semakin penting dalam ekosistem otomotif masa depan. Satelit akan meningkatkan jangkauan layanan peladen induk perusahaan otomotif dengan mobil-mobil di jalan. Satelit memungkinkan mobil cerdas tetap beroperasi di lokasi yang tidak terjangkau layanan telepon seluler.
Björn Gütlich, Kepala Departemen Komunikasi Satelit pada Badan Antariksa Jerman di German Aerospace Center (DLR) sepakat dengan Chartier. ”Infrastruktur komunikasi terestrial yang ada saja tidak akan mampu menyediakan jangkauan nasional di masa mendatang. Satelit adalah solusi ideal,” ujarnya.
Layanan data lewat satelit memungkinkan aneka informasi dari dan ke peladen sistem diterima mobil. Aneka operasionalisasi mobil, mulai dari pengaturan perjalanan hingga layanan hiburan, tetap bisa dinikmati karena koneksi data tidak terputus.
Kendaraan swakemudi
Kini, mayoritas fungsi satelit di otomotif fokus pada teknologi swakemudi. Mobil dengan teknologi itu kerap disebut robotaxi. Selain yang akan beroperasi di Bandara Daxing, robotaxi juga diuji di AS.
Baca juga: ”Mobil Hantu” Segera Gentayangan
Untuk mengukur aras penerapan swakemudi, Society of Automotive Engineers (SAE) membuat beberapa kriteria. Teknologi Tesla termasuk aras 2 SAE. Penggolongan itu berlaku untuk teknologi menjaga mobil tetap di tengah di antara dua obyek dan kendali jelajah.
Para pengembang teknologi swakemudi mengingatkan, tidak semua kendaraan yang punya kendali jelajah bisa disebut swakemudi. Peringatan itu di antaranya terkait sistem pendampingan pengemudi tingkat lanjut (ADAS). Sejumlah pemasar mobil menyebut ADAS sebagai swakemudi. Padahal, ADAS sama sekali tidak memenuhi kriteria SAE.
Ada juga peringatan potensi bahaya, seperti disampaikan BAE Systems. Menurut perusahaan Inggris itu, ada 300 celah keamanan pada teknologi swakemudi sekarang. Celah itu antara lain terdapat di proses transmisi data dari dan ke mobil, penguncian kendaraan, dan koneksi antara mobil dan ponsel atau tablet pengendali mobil.
Ada kemungkinan, peretas mengambil alih kendali mobil lalu menggunakannya untuk hal-hal yang tidak diinginkan. Ada juga peluang peretas menyusupkan virus ke sistem operasi mobil. (AFP/REUTERS)