Terpikat Bunga Sakura, Kebun Jeruk, hingga ”Bubble Tea” di Taiwan
Setelah pandemi, Taiwan terus berupaya meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara, termasuk dari Indonesia.
Taiwan tak pernah kehabisan daya tarik yang mengundang wisatawan untuk datang. Dari taman nasional dengan bunga sakura yang bermekaran, kebun jeruk dan taman bunga dengan pemandangan menawan, hingga wisata kuliner yang menyenangkan dan mengenyangkan.
Hawa dingin langsung menyergap begitu kami tiba di Taman Nasional Yangmingshan, Minggu (25/2/2024) siang. Suhu saat itu sekitar 10 derajat celsius. Dengan memakai baju hangat untuk melawan dingin, Kompas bersama belasan jurnalis dan influencer asal Indonesia yang diundang Taiwan Tourism Administration, melangkahkan kaki menyusuri taman nasional yang berada di sebelah utara kota Taipei itu.
Dari lokasi parkir bus, kami menuruni anak tangga menuju area taman dengan pohon-pohon rindang dan rumput hijau. Di sepanjang jalan, tampak sejumlah pohon sakura yang tengah berbunga.
Keberadaan bunga sakura berwarna merah muda itu menjadi salah satu daya tarik utama Taman Nasional Yangmingshan. Tak heran, banyak wisatawan yang berfoto-foto dengan latar belakang bunga itu.
Setelah beberapa ratus meter, pemandu yang menemani kami mengajak keluar dari jalur utama. Kami berbelok ke kiri, menaiki anak tangga yang lebih terjal hingga sampai ke sebuah gardu pandang. Dari bangunan tingkat dua itu, tampak pemandangan alam di kawasan taman nasional. Sepanjang mata memandang, terlihat deretan pohon dan lekuk bukit di kejauhan.
Taman Nasional Yangmingshan hari itu cukup ramai oleh wisatawan. Beberapa di antara mereka tak sekadar berfoto-foto, tapi juga melakukan hiking di taman nasional yang memiliki danau, mata air panas, dan kebun bunga tersebut.
Baca juga: Tradisi, Teknologi, dan Persahabatan dalam Taiwan Lantern Festival
”Kalau Sabtu dan Minggu, memang banyak orang yang berwisata ke sini,” kata Jeffrey Chen (67), warga negara Taiwan keturunan Indonesia yang memandu kami.
Sebagai pemandu wisata yang fasih berbahasa Indonesia, Jeffrey kerap menemani rombongan wisatawan Indonesia yang pelesiran di Taiwan. Namun, dia menyebut, masih jarang wisatawan Indonesia yang datang ke Taman Nasional Yangmingshan.
Kunjungan ke Taman Nasional Yangmingshan hari itu merupakan bagian dari perjalanan melihat Taiwan Lantern Festival 2024 yang digelar di Kota Tainan. Akan tetapi, selain berkunjung ke festival lampion tahunan tersebut, kami juga menjelajahi sejumlah tempat di Taiwan. Dua hari sebelum mendatangi Taman Nasional Yangmingshan, kami berkunjung ke Taman Bunga Chung-she di Kota Taichung.
Baca juga: Taiwan Lantern Festival Tampilkan 300 Lampion, Targetkan 15 Juta Pengunjung
Taman itu memiliki aneka jenis bunga, misalnya tulip, mawar, krisan, dan lili. Warna bunga-bunga itu juga bermacam-macam, seperti merah, kuning, ungu, dan merah muda. Namun, saat kami datang ke sana, sebagian besar bunga yang mekar adalah bunga tulip.
Menurut Jeffrey, bibit bunga tulip di Taman Bunga Chung-she didatangkan dari Belanda. ”Untuk Februari-Maret, kebanyakan bunga tulip yang mekar di sini. Tapi, warna bunga tulip di sini berbeda-beda karena ada 60 warna bunga tulip di sini,” katanya.
Kami juga sempat mengunjungi Kebun Jeruk Cheng Xiang Sen Lin di kota Miaoli. Destinasi wisata yang juga dikenal dengan sebutan Orange Forest itu memiliki luas 3 hektar. Perkebunan itu sudah ada sejak sekitar 30 tahun lalu, tetapi baru dibuka sebagai destinasi wisata sejak tahun 2018.
Di tempat ini, wisatawan bisa memetik jeruk dari kebun. Selain itu, deretan pohon jeruk yang telah berbuah juga dapat menjadi latar belakang ciamik untuk berfoto. Terdapat pula restoran dan toko suvenir di destinasi ini.
Lihat juga: Petik Jeruk di Orange Forest Taiwan
”Pada hari biasa, jumlah pengunjung sekitar 300 orang per hari. Kalau Sabtu-Minggu, pengunjung kira-kira 1.000 orang dan kalau libur panjang sekitar 2.000 orang per hari,” kata pengelola Kebun Jeruk Cheng Xiang Sen Lin, Xie Yunting.
Para wisatawan itu tak hanya berasal dari Taiwan, tapi juga sejumlah negara, seperti Jepang, Filipina, Singapura, Malaysia, dan Indonesia.
Kuliner
Kunjungan kami ke Taiwan juga dilengkapi dengan wisata kuliner. Di Taipei, kami menjajal Taipei Restaurant Bus untuk menikmati sajian kuliner istimewa sambil naik bus tingkat yang berjalan keliling kota.
Menu makanan di Taipei Restaurant Bus terdiri dari hidangan pembuka, makanan utama, dan sajian penutup. Sore itu, kami mendapat makanan pembuka berupa salad udang dengan saus jeruk. Salad yang terdiri atas aneka jenis sayuran itu terasa segar dan sangat cocok menjadi sajian pembuka.
Setelah itu, dihidangkan sup jagung, disusul makanan utama berupa gulai daging sapi. Irisan daging yang disajikan dalam hidangan utama itu cukup besar dan tebal, tapi tetap lembut dan tak alot. Dengan ditambah potongan kentang rebus, makanan utama itu sangat mengenyangkan.
Meski begitu, ternyata masih ada ruang di perut untuk menyantap clafoutis, makanan penutup ala Perancis yang terbuat dari buah ceri dan kacang pistachio. Apalagi, sambil menyantap makanan di bus, kami juga menikmati pemandangan banyak tempat di Taipei, termasuk gedung pencakar langit Taipei 101 yang ikonik.
Lihat juga: Saat Cahaya Naga, Dewi Laut, dan Candi Borobudur Mewarnai Kota Tua di Taiwan
Sebelumnya, kami juga berkesempatan menjajal minuman bubble tea di restoran Chun Shui Tang di kota Taichung. Chun Shui Tang disebut sebagai restoran yang pertama kali mengembangkan bubble tea pada tahun 1987. Di tempat ini, kami diajak meracik sendiri minuman yang terbuat dari teh, susu, gula, dan boba itu.
Dengan bantuan sejumlah alat serta instruksi dari peracik teh di Chun Shui Tang, kami akhirnya berhasil membuat bubble tea yang menyegarkan. Setelah itu, setiap orang diberi sertifikat pelatihan membuat bubble tea. ”Bisa buat modal buka kios bubble tea di Indonesia, nih,” kata seorang kawan berkelakar.
Kami menjajal Taipei Restaurant Bus untuk menikmati sajian kuliner istimewa sambil naik bus tingkat yang berjalan keliling kota.
Direktur Jenderal Administrasi Pariwisata Kementerian Perhubungan dan Komunikasi Taiwan Chou Yung-hui mengatakan, setelah pandemi Covid-19, dunia berupaya membangkitkan kembali sektor pariwisata. Taiwan pun tak ingin ketinggalan menggenjot kembali aktivitas pariwisata dan meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara, termasuk dari Indonesia.
”Indonesia adalah negara sahabat Taiwan. Kami berharap dapat memperkenalkan Taiwan ke Indonesia,” kata Chou saat ditemui seusai konferensi pers Taiwan Lantern Festival, Sabtu (24/2/2024), di Tainan.
Keseriusan Taiwan menggaet wisatawan Indonesia ditunjukkan dengan pembukaan Kantor Layanan Pariwisata Taiwan di Jakarta pada Rabu (28/2/2024). ”Kami berharap berdirinya kantor pelayanan ini dapat memberikan pelayanan yang lebih mendalam,” ujar Chou.