China Bangun Kepercayaan di Tengah Perlambatan Ekonomi
Dunia menanti kebijakan yang muncul di Kongres Rakyat Nasional (NPC) China, mendorong ekonomi tumbuh atau sebaliknya.
BEIJING, SENIN — Pasar menantikan hasil pertemuan Kongres Rakyat Nasional Partai Komunis China yang mulai digelar pada Selasa (5/3/2024). Agenda utama pertemuan adalah mencari upaya membangun kepercayaan China di tengah perlambatan perekonomian.
Sekitar 5.000 anggota partai dari seluruh negara akan hadir dalam kongres. Mereka diperkirakan membahas kebijakan baru yang diyakini akan menjadi suntikan untuk menggairahkan pasar.
Baca juga: Biden dan Pakar AS Proyeksikan Kejatuhan Ekonomi China
Kebijakan yang diambil Presiden China sekaligus Sekretaris Partai Komunis China Xi Jinping akan menentukan situasi ekonomi China dan dunia selama beberapa tahun ke depan. Pasar menantikan kebijakan, terutama terkait target pertumbuhan produk domestik bruto (PDB), inflasi, rasio defisit terhadap PDB, perdagangan, dan investasi.
Seharusnya target pertumbuhan dan evaluasi kinerja perekonomian China diumumkan Perdana Menteri Li Qiang. Namun, tahun ini kongres mengungkap PM Li tidak akan menjalankan tradisi yang telah berlangsung selama lebih dari tiga dekade itu. Pernyataan pers tahunan yang biasanya digelar setelah kongres selesai kini dibatalkan.
Banyak analis memperkirakan tingkat pertumbuhan China tahun ini sekitar 5 persen, sama seperti tahun lalu. Angka pertumbuhan itu akan diformulasikan dalam bentuk rencana stimulus perekonomian yang moderat. Salah satunya langkah untuk meningkatkan kepercayaan konsumen dan investor.
Jeremy Zook, analis utama ekonomi China pada lembaga Fitch Ratings, memperkirakan pemerintah menetapkan pertumbuhan 4,6 persen. Menurut dia, ini mengindikasikan berkurangnya dukungan pemerintah pada perekonomian dan dampaknya bisa mengurangi tingkat kepercayaan publik.
Kami yakin dapat mengonsolidasikan dan meningkatkan tren pemulihan dan pertumbuhan ekonomi.
Apabila target pertumbuhan ekonomi China sekitar 5,5 persen, menurut analis politik Asia Society Policy Institute, Neil Thomas, pemerintahan Xi berpotensi mengeluarkan stimulus ekonomi yang lebih agresif. Namun, dia memperkirakan tidak ada perubahan mendasar pada strategi dan kebijakan Xi pada kongres kali ini.
”Sinyal politik menjelang Kongres Rakyat Nasional menunjukkan Xi relatif tidak terganggu oleh masalah pasar China baru-baru ini dan tetap berpegang teguh pada kebijakan ekonomi,” katanya.
Han Baoijiang, profesor pada Sekolah Partai PKC Komite Sentral dan penasihat politik nasional, mengatakan, tujuan ekonomi harus sejalan dengan potensi yang dimiliki negara dan dalam kisaran yang tepat. ”Yang lebih penting, harus mengutamakan kualitas pertumbuhan,” katanya.
Mengutip The Economist, sejumlah indikator perekonomian China menunjukkan tanda-tanda suram. Deflasi mulai terjadi. Harga konsumen dan produsen turun masing-masing 0,8 persen dan 2,5 persen pada Januari dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Harga properti turun dari bulan ke bulan, salah satu efek likuidasi pengembang properti Evergrande.
Keyakinan tinggi
Walau sejumlah indikator perekonomian memperlihatkan gejala suram, media yang berafiliasi dengan pemerintah, People’s Daily menghadirkan optimisme. ”Kami yakin dapat mengonsolidasikan dan meningkatkan tren pemulihan dan pertumbuhan ekonomi. Kami sepenuhnya mampu mengubah tekanan menjadi kekuatan pendorong, mengumpulkan dan mengubah keuntungan menjadi tren kemenangan, serta mengarahkan kemajuan perekonomian sambil menantang angin dan ombak,” sebut tajuk rencana media itu, Sabtu (2/3/2024).
Juru bicara NPC, Lou Qinjian, pada konferensi pers Senin (4/3/2024), dikutip dari laman China Daily, mengatakan, perekonomian China sangat kuat dan siap untuk tumbuh. Lou menyatakan keyakinannya yang kuat soal prospek ekonomi negara.
”Tren yang mendasari pemulihan dan fundamental ekonomi yang akan menopang pertumbuhan jangka panjang tidak berubah,” katanya, dikutip dari laman China Daily.
Baca juga: Membendung Perekonomian China Mirip Merusak Periuk Sendiri (Bagian 2-Habis)
Banyak warga China berharap hal ini bisa diartikan sebagai potensi naiknya belanja pemerintah. ”Semua orang akan memperhatikan apakah ada stimulus fiskal signifikan yang ditawarkan. Sekarang saatnya untuk menyelesaikan masalah jangka pendek dan mencegahnya menjadi masalah jangka panjang. Jadi, apa rencananya?” kata Logan Wright dari Rhodium Group, perusahaan riset independen.
Sejumlah kebijakan baru telah dirancang oleh para ekonom dan birokrat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi China. Mengusung konsep ”Kekuataan Produktif Baru”, pemerintah akan berupaya mendorong terobosan dan inovasi sains-teknologi yang berkelanjutan.
Tujuannya menggenjot pertumbuhan industri baru dan lapangan tenaga kerja. Selain itu, China juga menghendaki keterbukaan pasar.
Baca juga: China Waspada meski Pertumbuhan Melebihi Target
Pada Konferensi Kerja Ekonomi Pusat akhir tahun lalu, pemerintah menjanjikan kebijakan baru utuk mendorong keterbukaan dan kinerja perdagangan luar negeri serta masuknya invesasi asing. Sejumlah kebijakan baru-baru ini memberikan sinyalemen kuat bahwa Beijing bersedia untuk membuka pasarnya.
Ini terlihat dari rencana China menghapus semua pembatasan akses investasi asing di sektor manufaktur. Selain itu, China juga melonggarkan langkah masuknya warga negara asing untuk tujuan wisata, bisnis, dan pendidikan.
Zhang Junkuo, penasihat politik nasional dan mantan Wakil Direktur Pusat Penelitian Pembangunan Dewan Negara, dikutip dari laman CGTN, mengatakan, di tengah meningkatnya sentimen antiglobalisasi dan meningkatnya ketegangan geopolitik, ”sangat penting bagi China untuk merespons ketidakpastian lingkungan eksternal dengan kebijakannya, yakni dengan membuka diri”. (AP/Reuters)