Turki Tangkap Detektif yang Menjadi Mata-mata Israel
Sejak puluhan tahun lalu, sejumlah negara mengembangkan jaringan mata-mata di Istanbul.
Jaringan mata-mata Israel di Turki terus digulung. Kali ini, salah satu pelakunya merupakan mantan PNS yang menjadi detektif swasta, Hamza Turhan Ayberk. Ia dibayar dengan mata uang kripto.
Penangkapan Ayberk dan enam orang lain diungkap Menteri Dalam Negeri Turki pada Selasa (5/3/2024). ”Kami tidak mengizinkan aktivitas intelijen asing beroperasi di dalam negeri,” kata Yerlikava.
Baca juga: Turki-Israel Pulihkan Hubungan Diplomatik
Hingga Rabu (6/3/2024) malam, belum ada komentar apa pun dari Israel. Berita penangkapan itu disiarkan juga oleh sejumlah media Israel.
Penangkapan terjadi dua tahun setelah Turki-Israel memulihkan hubungan diplomatik. Kini, meski terus mengecam keras Israel gara-gara Gaza, Turki tidak memutuskan hubungan dengan Israel.
Ayberk dan enam orang lain ditangkap di Istanbul, kota Turki yang menjadi pusat komunitas Yahudi di sana. Komunitas Yahudi Istanbul berkembang pesat selepas pengusiran massal dari Spanyol beberapa abad lalu.
Ayberk ditangkap petugas gabungan dari Badan Intelijen Nasional (MIT) dan Direktorat Antiteror Kepolisian Turki. Media Tukri, Anadolu Agency dan Cumhuriyet, menyebut Ayberk kerap menjadi narasumber bincang-bincang di televisi. Pada 2019, ia dikontak seseorang yang hanya dikenal sebagai Victoria.
Baca juga: Iran Eksekusi Mata-mata Mossad
Kontak terjadi di Belgrade, Serbia. Tidak ada informasi apakah Victoria perempuan atau laki-laki. Hal yang jelas, menurut MIT dan polisi, Ayberk menerima pembayaran lewat mata uang kripto.
Dengan bayaran itu, Ayberk dan sejumlah orang lain bertugas mengumpulkan informasi untuk badan intelijen luar negeri Israel, Mossad. Sasaran Ayberk dan sejumlah orang lain adalah orang-orang Timur Tengah di Turki.
Tugas Ayberk juga termasuk memasang alat pelacak ke kendaraan orang-orang sasaran Mossad. Perusahaan-perusahaan di Turki yang dimiliki orang Timteng juga menjadi sasaran Ayberk dan para mata-mata Israel.
Dari Ayberk dan para mata-mata itu, aparat menyita sejumlah pistol dan senapan. Aparat juga menyita uang dari sejumlah negara, sejumlah peralatan telekomunikasi, hingga obat-obatan.
Penangkapan lain
Dalam tiga bulan terakhir, total 48 orang ditangkap aparat Turki dengan tudingan jadi mata-mata Israel. Pada Februari 2024, tujuh orang ditangkap. Sementara pada Januari 2024, sebanyak 34 orang ditangkap.
Baca juga: Berkumpul di Beirut, Poros Perlawanan Koordinasikan Pembalasan Serangan
Untuk 34 orang itu, tudingan termasuk merencanakan penculikan dan penyerangan terhadap individu yang disasar Israel. Sementara untuk 14 orang yang ditangkap pada Februari dan Maret, belum jelas apa tuduhannya.
Rangkaian penangkapan dilakukan setelah para petinggi intelijen Israel menyebut akan memburu penanggung jawab serangan 7 Oktober 2023. Sasaran itu, menurut Israel, antara lain berada di Turki.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan marah dengan pernyataan itu. Israel, menurut Erdogan, akan menanggung konsekuensi serius kalau sampai membunuh orang di Turki.
Baca juga: Houthi dan Turki Bereaksi Keras atas Pembunuhan Pemimpin Hamas
Ankara semakin waspada kala Israel membunuhi tokoh Hamas di Suriah dan Lebanon. Pesawat nirawak dan rudal Israel meledakkan berbagai lokasi tempat petinggi Hamas di Suriah dan Lebanon.
Di Turki, Mossad dan sejumlah lembaga intelijen Israel merekrut banyak orang menjadi pemasok informasi. Orang-orang Palestina dan Suriah di Turki ada yang jadi pemasok informasi Israel. Tugas mereka adalah memberi tahu Israel soal orang-orang Palestina dan Suriah yang melawan Israel.
Israel bukan satu-satunya negara dengan jaringan mata-mata di Turki. Sejak puluhan tahun lalu, sejumlah negara mengembangkan jaringan mata-mata di Istanbul dan sejumlah kota besar Turki. (AP/REUTERS)