Israel tidak hanya merintangi pasokan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Pasukan Israel juga berulang kali menembaki warga.
Oleh
IWAN SANTOSA
·2 menit baca
TEL AVIV, JUMAT — Israel kembali menolak usulan damai dari Hamas. Tentara Israel malah terus diminta bersiap menyerbu Rafah, lokasi terbesar pengungsi di Gaza.
Kepada AFP, Jumat (15/3/2024), salah seorang pejabat Hamas menyebut usulan baru telah disampaikan. Hamas meminta untuk setiap sandera yang mereka bebaskan, Israel harus membebaskan hingga 50 warga Palestina dari tawanannya.
Rasio dalam tawaran baru lebih tinggi dibandingkan tawaran Februari 2024. Bulan lalu, Hamas mengajukan rasio satu banding 10.
Kini, Hamas mengusulkan pertukaran sandera yang sakit, sudah tua, atau masih anak-anak. Diduga, 98 orang sandera masih hidup dan 32 lain tewas.
Selain pertukaran sandera, Hamas mengusulkan jeda pertempuran enam pekan. Selama jeda, seluruh pasukan Israel harus ditarik dari Gaza. Selain itu, pasokan bantuan kemanusiaan harus ditingkatkan.
Langsung menolak
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak usulan itu. Meski demikian, Israel tetap mengirimkan tim perunding ke Doha, Dubai. Mereka akan terus mencari peluang bersepakat dengan Hamas.
Ia tidak hanya menolak usulan Hamas. Ia juga telah menyetujui serbuan ke Rafah. Serbuan akan tetap dilancarkan meski sekutu Israel di Eropa menolaknya.
Amerika Serikat tidak sepenuhnya menolak serangan Israel ke Rafah. Persetujuan diberikan AS dengan syarat Israel bisa terlebih dulu memindahkan mayoritas pengungsi dari Rafah.
Kini, ada 1,4 juta pengungsi di Rafah. Sebagian besar sudah beberapa kali pindah tempat pengungsian sejak Israel menyerbu Gaza pada 8 Oktober 2023.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrel menyebut, Israel sudah tidak layak lagi disebut sedang membela diri. Sebab, Israel secara serampangan menembaki warga sipil.
Sementara itu, dalam acara di Jerman, PM Malaysia Anwar Ibrahim mengecam sikap Eropa dan Amerika soal perang Gaza. Saat perang Ukraina, desakan gencatan senjata begitu cepat diteriakkan dan penyerbu diminta segera mundur.
Sementara di Gaza, sampai sekarang masih ada negara Eropa dan Amerika menentang gencatan senjata. Anwar menyebut sikap itu bukti kemunafikan dan standar ganda.
Israel tidak hanya menyerbu Gaza. Aparat dan warga Israel juga merintangi pasokan bantuan kemanusiaan dan aneka hal ke Gaza. Akibatnya, AS sekalipun harus mengirimkan bantuan lewat laut dan udara. Presiden AS Joe Biden telah memerintahkan militer AS membuat dermaga darurat untuk pengiriman bantuan ke Gaza.
Keputusan itu dikecam. Sebab, Biden dianggap gagal menekan Israel yang amat bergantung pada pasokan persenjataan dari AS.
Paket bantuan ke Gaza antara lain diangkut dengan kapal dari Siprus. Ada 200 ton paket bantuan yang sudah berada di lepas pantai Gaza.
Israel tidak hanya merintangi pasokan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Pasukan Israel juga berulang kali menembaki warga yang mengantre pembagian bantuan kemanusiaan di Gaza. Insiden terakhir terjadi pada Kamis siang. (AFP/REUTERS)