Menlu AS Tiba di Korsel, Korut Tembakkan Rudal Balistik
Melihat jarak luncurnya, rudal itu bisa menarget fasilitas utama di Korsel, seperti markas militer.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·2 menit baca
SEOUL, SENIN — Korea Utara menembakkan tiga rudal balistik jarak pendek ke perairan timur pada Senin (18/3/2024) pagi waktu setempat. Penembakan itu bertepatan dengan kedatangan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken ke Seoul, Korea Selatan, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi untuk Demokrasi.
Para pengamat mengatakan, melihat jarak luncurnya, rudal-rudal itu ditembakkan dengan kapabilitas menarget fasilitas-fasilitas utama di Korea Selatan seperti markas militer di wilayah tengah. Militer Korsel mengungkap, rudal-rudal itu ditembakkan dari Pyongyang, ibu kota Korea Utara, dan mendarat di lepas pantai timur.
Berdasarkan catatan, penembakan itu merupakan yang pertama dalam dua bulan terakhir. Rudal-rudal tersebut meluncur sejauh 300 kilometer.
Kepala Staf Gabungan Korsel menyebut peluncuran tersebut sebagai ”provokasi yang jelas” yang mengancam perdamaian di Semenanjung Korea. Korsel tetap bersiaga untuk menghalau setiap provokasi Korut.
Sementara Kementerian Pertahanan Jepang menyatakan, tiga rudal yang diluncurkan menempuh jarak sekitar 350 kilometer dengan ketinggian maksimum 50 kilometer. Kementerian mengungkapkan, Pyongyang menembakkan tiga rudal, dua rudal ditembakkan bersamaan pukul 07.44 dan satu rudal diluncurkan 37 menit kemudian.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengecam peluncuran rudal yang mendarat di perairan antara Semenanjung Korea dan Jepang, tepatnya di luar zona ekonomi eksklusif Jepang. Ia menyebut tindakan Korut mengancam perdamaian dan keselamatan Jepang, kawasan, dan masyarakat internasional.
Jepang memprotes keras uji coba rudal Korut. Kishida juga mengatakan, Korut melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang Korut terlibat dalam kegiatan balistik apa pun.
Departemen Luar Negeri AS juga mengecam peluncuran tersebut karena menimbulkan ancaman terhadap negara-negara tetangga Korut dan merusak keamanan regional. Deplu AS menyatakan, komitmen terhadap pertahanan Korsel dan Jepang tetap ”kuat”.
AS menempatkan total 80.000 tentara di Korsel dan Jepang. Penempatan itu sekaligus penegas kehadiran militer AS di kawasan Asia Pasifik. Latihan militer bersama Korsel dan Jepang merupakan agenda rutin. Salah satunya latihan gabungan skala besar AS-Korsel selama 10 hari yang selesai pada Kamis (14/3/2024).
Pada Minggu (17/3/2024), militer Korea Selatan mengerahkan marinir, helikopter serang, dan kendaraan serbu amfibi yang dilibatkan dalam latihan militer. Korea Selatan meningkatkan jumlah pasukan untuk menjaga pulau-pulau di sisi barat, dekat perbatasan laut dengan Korut. Pada 2010, Korut menembaki pulau-pulau itu.
Pengetatan penjagaan juga terkait KTT untuk Demokrasi yang dihadiri Blinken. KTT itu inisiatif Presiden AS Joe Biden yang bertujuan untuk membahas cara-cara menghentikan kemunduran demokrasi, serta hak dan kebebasan di seluruh dunia yang terkikis.
Pada saat bersamaan, Pemimpin Korut Kim Jong Un memandu serangkaian latihan militer yang melibatkan tank, senjata artileri, dan pasukan terjun payung. Namun, Korut tidak menguji coba rudal selama Korsel-AS latihan militer gabungan dan baru unjuk kekuatan seusai latihan itu.
Dalam rangkaian uji coba peluncuran balistik tahun ini, Korut pada 14 Januari menembakkan rudal hipersonik jarak menengah berbahan bakar padat untuk menguji mesin pendorong baru dan hulu ledak yang dapat bermanuver. Sebulan kemudian, Korut meluncurkan beberapa rudal jelajah di lepas pantai timur. Salah satu rudal yang diluncurkan termasuk rudal antikapal baru. (REUTERS/AP)