Pesan Xi kepada PM Belanda: Langkah China Kejar Teknologi Tak Bisa Dibatasi
Kepada Rutte, Xi menegaskan, tidak ada kekuatan yang berhak menghalangi China mengejar kemajuan ilmu dan teknologi.
Oleh
IWAN SANTOSA
·3 menit baca
BEIJING, KAMIS – Presiden China Xi Jinping menegaskan kepada Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, Rabu (27/3/2024), bahwa segala upaya untuk membatasi akses China pada teknologi tidak akan bisa menghentikan langkah negaranya. ”Membatasi akses teknologi ke China tidak akan mampu menghentikan kemajuan China,” kata Xi kepada Rutte.
Rutte bertamu ke China dan dijamu Xi di gedung Balai Agung Rakyat di Beijing. Ia datang didampingi Menteri Perdagangan Geoffrey van Leeuwen.
Sejak tahun 2023 Belanda memberlakukan larangan ekspor penjualan mesin-mesin yang dapat membuat mikrocip. Hal ini dilakukan Belanda setelah Amerika Serikat menutup akses China untuk mendapatkan teknologi terbaru cip dan perlengkapan untuk membuat cip dengan alasan keamanan. Washington menyerukan negara-negara mitranya untuk mengambil langkah serupa.
Cip sangat penting bagi berbagai hal, mulai dari telepon pintar hingga mobil. Sektor teknologi tersebut menjadi medan pertempuran utama dalam beberapa tahun terakhir. AS dan beberapa negara Eropa memblokir ekspor teknologi cip ke China karena khawatir akan dimanfaatkan untuk kepentingan militer China.
Menurut laporan televisi China, CCTV, dalam pertemuan Xi dan Rutte tidak disebutkan secara terbuka soal mesin pembuat cip. Meski demikian, televisi Pemerintah China itu mengutip pidato Xi yang menegaskan bahwa upaya menghalangi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menghambat rantai pasokan justru memicu perpecahan dan konfrontasi di dunia.
”Rakyat China juga mempunyai hak asasi untuk membangun dan memajukan diri. Tidak ada kekuatan yang berhak menghalangi langkah China untuk mengejar kemajuan ilmu dan teknologi,” kata Xi, seperti disiarkan CCTV.
Ia menambahkan, ”China akan terus menjalankan pendekatan yang saling (dan) terbuka lebar pada dunia luar pada level tinggi.” ”Tidak mungkin melakukan ’decoupling’ dan menghentikan rantai pasok. Keterbukaan dan kerja sama menjadi satu-satunya pilihan,” lanjut Xi, seperti dikutip kantor berita Xinhua.
Pabrikan teknologi Belanda, ASML, adalah satu-satunya pemasok mesin litografi ultraviolet di dunia yang penting bagi produksi cip. Pada tahun 2023, China adalah pasar kedua terbesar ASML yang berkontribusi pada 29 persen pendapatan perusahaan.
Rutte kepada media seusai pertemuan empat mata dengan Xi menolak menyampaikan detail isi pembicaraannya dengan Xi. ”Yang bisa disampaikan adalah kami mengambil langkah yang tidak pernah secara khusus ditujukan kepada satu negara tertentu,” katanya.
Pada tahun 2023, China adalah pasar kedua terbesar ASML yang berkontribusi pada 29 persen pendapatan perusahaan.
”Kami berusaha menjaga agar langkah yang diambil tidak mengganggu rantai pasok yang secara keseluruhan mengganggu hubungan bisnis dua negara,” kata Rutte.
Ia menambahkan, China adalah salah satu negara prioritas bagi Belanda. Saat ini terdapat 5.600 pelajar China yang menempuh pendidikan di Belanda. ”Kami ingin Anda tetap datang. Belanda terbuka untuk bisnis,” kata Rutte.
Van Leeuwen, yang mendampingi Rutte, mengatakan dalam wawancara dengan media Belanda, FD, bahwa melindungi kepentingan ASML adalah prioritas utama Pemerintah Belanda. ”Namun, kepentingan keamanan nasional lebih penting dari kepentingan bisnis,” ucapnya.
Rutte mengatakan, isu penting lainnya yang dibawa dalam pertemuan dengan Xi adalah perang di Ukraina. Menurut dia, sangat penting bagi China untuk menyadari situasi perang Ukraina-Rusia.
China mengambil posisi netral dalam konflik di Ukraina. China tetap menjaga hubungan bisnis dengan Rusia dan Ukraina. Langkah ini membuat marah negara-negara Eropa Barat yang memandang Rusia sebagai agresor.
Presiden Rusia Vladimir Putin dalam berbagai kesempatan selalu menyatakan perang Ukraina dimulai sejak 2014. Ini merujuk pada kudeta yang disponsori Barat di Kyiv dan serangan terhadap etnis Rusia di provinsi-provinsi timur Ukraina selama bertahun-tahun.
Rutte menegaskan, kemenangan Rusia atas Ukraina adalah ancaman terhadap Eropa. Dia mengaku tidak memahami hubungan baik antara Beijing dan Moskwa. Rutte tidak membahas perluasan aliansi militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) ke negara-negara Eropa Timur bekas blok Uni Soviet yang membuat Rusia merasa semakin terancam.
Di hadapan hadirin di Universitas Beijing, Rutte mengatakan bahwa hubungan NATO dengan Asia sangat penting untuk menjaga stabilitas dunia. Dia tidak menjelaskan, mengapa NATO terus mengembangkan organisasi ke arah timur Eropa. Rutte berjanji akan menjaga hubungan NATO dengan Asia jika terpilih memimpin NATO.
Kunjungan ke China pekan ini merupakan kunjungan pertama Rutte ke negara itu setelah tahun 2005. Dalam kunjungan pada tahun itu, Rutte masih menjabat seorang menteri. Di hadapan hadirin di Universitas Beijing, dia mengatakan, dirinya adalah sahabat lama China. (AP)