Ledakan terjadi di Isfahan, tetapi belum diketahui penyebabnya. Militer Iran bersiap dan menembak jatuh tiga ”drone”.
Oleh
LUKI AULIA
·2 menit baca
TEHERAN, JUMAT — Suara ledakan keras terdengar di kota Isfahan, Iran. Belum diketahui dengan jelas penyebab ledakan tersebut. Seorang pejabat Iran, kepada kantor berita Reuters, Jumat (19/4/2024), mengatakan, sejauh ini tidak ada rudal yang masuk ke wilayah Iran. Baik pemerintah Iran maupun Israel belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait insiden ini.
Pejabat tersebut mengatakan, ledakan terdengar karena Iran mengaktifkan sistem pertahanan udara. Kantor berita Iran, IRNA, menyebutkan, untuk berjaga-jaga, militer Iran sudah mengaktifkan sistem pertahanan udara di beberapa kota.
Sementara seorang juru bicara badan luar angkasa Iran, Hossein Dalirian, di media sosial X menyebut, Iran menembak jatuh sejumlah pesawat nirawak (drone) setelah ledakan terdengar di dekat kota Isfahan. Kantor berita Fars menyebut, ”tiga ledakan” terdengar di dekat pangkalan militer Shekari, dekat Isfahan.
Stasiun televisi milik Pemerintah Iran melaporkan, fasilitas nuklir Iran di Isfahan tetap aman. Isfahan berlokasi sekitar 350 kilometer dari ibu kota Iran, Teheran.
Sejumlah penerbangan komersial internasional sudah mengalihkan penerbangannya dari wilayah udara Iran, termasuk maskapai Emirates dan FlyDubai. Kantor berita Mehr juga menyebutkan, Bandara Internasional Imam Khomeini di Teheran sudah ditutup. Rute penerbangan ke Teheran, Isfahan, dan Shiraz sudah ditangguhkan.
Situs ABC News melaporkan insiden itu pertama kali pada Kamis (18/4/2024) malam waktu setempat setelah memperoleh informasi dari seorang pejabat Amerika Serikat. Kantor berita Iran, Fars, dan stasiun televisi Iran melaporkan suara ledakan di Isfahan, kota yang menjadi rumah bagi pangkalan udara utama militer Iran dan program nuklirnya.
Suara ledakan di Iran itu menyusul serangan sedikitnya 300 rudal dan pesawat tak berawak Iran ke Israel pada 13 April. Serangan ini merupakan balasan setelah Israel diduga menyerang kompleks Kedutaan Besar Iran di Suriah. Mayoritas rudal dan drone Iran itu sudah ditembak jatuh Israel sebelum mencapai wilayah Israel.
Di hadapan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Iran mengatakan, Israel harus dipaksa untuk menghentikan operasi militernya di Gaza. Israel menyatakan akan membalas serangan Iran itu. Israel sempat dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk menyerang Iran, tetapi belum ada kelanjutan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji untuk membalas. Namun, Amerika Serikat meminta Israel untuk menahan diri demi menghindari eskalasi lebih lanjut atau dampak pada perang yang lebih luas.
Stasiun penyiaran publik Israel, Kan, melaporkan, setelah berdiskusi dengan Presiden AS Joe Biden, Netanyahu memutuskan untuk tidak melanjutkan rencana serangan balasan terhadap Iran yang telah diatur sebelumnya jika terjadi serangan. ”Sensitivitas diplomatik ikut berperan,” kata seorang pejabat senior Israel yang tidak mau disebutkan namanya.
Seorang sumber kepada ABC menyebutkan, Israel sempat membahas pilihan-pilihan menyerang Iran dengan cara serangan siber atau menyerang proksi Iran di wilayah lain.
Dalam pertemuan kabinet perang Israel, Senin, para pejabat Israel mempertimbangkan untuk memberikan izin kepada Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk menyerang Iran. Namun, karena alasan operasional, diputuskan untuk tidak melanjutkannya.
Netanyahu menegaskan, Israel berhak melindungi diri setelah serangan Iran. Setelah mendapatkan segala macam saran dan nasihat dari sekutu-sekutunya, Netanyahu mengatakan, Israel sendiri yang akan memutuskan bagaimana menanggapi serangan itu. Presiden Iran Ebrahim Raisi memperingatkan akan membalas setiap serangan balasan Israel.
Sementara AS sudah menyatakan tidak akan ikut campur dalam serangan apa pun terhadap Iran. AS mengancam akan memberikan sanksi lebih tegas terhadap program rudal dan drone Iran, Korps Garda Revolusi Iran, serta Kementerian Pertahanan Iran. (REUTERS/AFP/AP)