Paus Serukan Negara-negara Berkonflik Segera Bernegosiasi dan Hentikan Perang
Paus menyatakan, perdamaian yang dinegosiasikan lebih baik daripada perang tanpa akhir.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·2 menit baca
VATIKAN, JUMAT — Paus Franciskus menyerukan supaya Israel dan Hamas, serta Rusia dan Ukraina, yang sedang berperang untuk segera bernegosiasi dan menghentikan peperangan. Perang sudah memporakporandakan dunia. Seruan ini disampaikan Paus dalam wawancara dengan radio-televisi CBS Amerika Serikat, Rabu (24/4/2024), di Casa Santa Maria, Vatikan.
”Tolong, negara-negara yang sedang berperang, semuanya…. Hentikan perang. Berusahalah untuk bernegosiasi. Carilah perdamaian. Perdamaian yang dinegosiasikan lebih baik daripada perang tanpa akhir,” kata Paus, seperti dikutip Vatican News, Kamis (25/4/2024)
Terkait perang di Jalur Gaza, Paus menyatakan, ia terus memantau situasi di sana, termasuk upaya genosida yang banyak mendapat kriti dan protes. ”Saya banyak berdoa untuk gencatan senjata di Gaza,” katanya.
Setiap malam pukul 19.00 waktu setempat, Paus Fransiskus menelepon satu-satunya paroki Katolik di Jalur Gaza untuk mendapatkan informasi. ”Ada sekitar 600 orang di sana. Mereka memberi tahu saya apa yang terjadi. Sangat sulit. Sangat, sangat sulit. Makanan masuk, tetapi mereka harus berjuang untuk mendapatkannya. Sungguh sangat sulit,” tutur Paus.
Sejak perang Hamas-Israel meletus mulai 7 Oktober 2023, Paus terus menyerukan negosiasi dan gencatan senjata di Jalur Gaza. Dengan gencatan senjata, bantuan kemanusiaan bisa masuk dan didistribusikan kepada warga Palestina serta untuk membantu pembebasan sandera Israel yang ditangkap Hamas dalam serangan 7 Oktober 2023.
Pada pertengahan April 2024, seusai serangan Iran ke Israel, Paus juga menyerukan hal yang sama. Ia mendesak Iran dan Israel untuk menghindari langkah-langkah yang dapat memicu ”spiral kekerasan” yang berisiko menjerumuskan Timur Tengah ke dalam konflik lebih dalam.
”Tidak satu negara pun boleh mengancam keberadaan yang lain. Sebaliknya, semua negara harus mendukung perdamaian serta membantu Israel dan Palestina untuk hidup sebagai dua negara, saling berdampingan, dengan aman,” imbuh Paus.
Seperti diketahui, saat ini pembahasan gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang dimediasi Qatar dan Mesir masih terus berlangsung. Dalam wawancara dengan kantor berita Associated Press, Rabu (24/4/2024), anggota Biro Politik Militer Hamas, Khalil al-Hayya, menyatakan bahwa Hamas siap meletakkan senjata apabila kemerdekaan Palestina terwujud dengan wilayah sesuai perbatasan 1967.
Ketika ditanya tentang dampak invasi Rusia ke Ukraina bagi anak-anak, Paus menjawab, ”Anak-anak itu tidak tahu cara tersenyum. Saya memberi tahu mereka sesuatu, tetapi mereka lupa cara tersenyum. Sungguh sangat sulit ketika seorang anak lupa untuk tersenyum. Sungguh sangat serius,” ujar Paus.
Seperti dikutip kantor berita Reuters, 14 April 2024, Paus menegaskan, ”Sudah cukup perang, cukup kekerasan. Iya untuk dialog, iya untuk perdamaian.”
Dalam wawancara, Rabu lalu, Paus juga berbicara tentang perubahan iklim yang terjadi di dunia. Ia juga menyinggung tentang Hari Anak Sedunia.
Paus berkata, ”Anak-anak selalu membawa pesan. Mereka membawa pesan. Dan ini adalah cara bagi kita untuk memiliki hati yang lebih muda.”
Paus juga menegaskan, ada ruang bagi semua orang di gereja. ”Menurut saya, selalu ada tempat, selalu. Jika di paroki ini pastornya tampak tidak ramah, saya mengerti, tetapi pergilah dan lihatlah, selalu ada sebuah tempat. Jangan lari dari Gereja,” ujarnya sambil menyatakan, kondisi kesehatannya baik-baik saja. (REUTERS)