Fenomena Baru di China, Anak-anak Muda Berburu Emas untuk Tabungan
Berlian tak lagi abadi. Begitu menurut anak muda China. Emas yang kuat bertahan untuk investasi jangka panjang.
Toko-toko emas biasanya dipadati oleh ibu-ibu atau perempuan paruh baya yang hendak membeli atau menjual perhiasannya. Apalagi, kalau sudah mendekati musim pendaftaran sekolah atau Lebaran. Itu kalau di Indonesia.
Di China—dulu, seperti halnya di Indonesia—toko emas juga lebih menarik minat masyarakat berusia lanjut. Namun, kini pemandangannya berbeda.
Saat ini banyak toko emas di ”Negeri Tirai Bambu” rutin melayani pelanggan-pelanggan berusia 20-an tahun. Bahkan di Xiaohongshu, situs media sosial yang disukai generasi Z—mereka yang lahir antara tahun 1997 dan 2012—pembicaraan tentang logam mulia sedang ramai.
Harga emas dalam negeri mencapai titik tertinggi baru di China tahun lalu. Terjadi demam emas di pasar ritel, terutama di kota-kota dengan tingkat ekonomi lebih rendah dan di daerah-daerah yang kurang makmur. Emas dianggap sebagai investasi aman jangka panjang dan kuat bertahan selama krisis ekonomi.
Baca juga: Investasi Komoditas Berjangka Bergairah, Emas Paling ”Moncer”
Majalah The Economist, 25 April 2024, menyebutkan, anak muda China mulai melirik emas sebagai tabungan. Mereka memilih menyimpan emas daripada menabung uang. Tingkat pengangguran anak muda China di perkotaan mencapai 15 persen.
Banyak perusahaan juga memotong gaji mereka. Jadi, anak-anak muda itu berharap bisa memanfaatkan sedikit tabungan mereka untuk berinvestasi. Hanya saja, investasi tradisional tidak sesuai harapan. Pasar saham merosot. Harga rumah juga anjlok selama 10 bulan berturut-turut.
Selain itu, pada saat bersamaan, harga emas internasional sedang melonjak. Harganya mencapai 2.320 dollar AS per ons pada 24 April 2024, naik 12 persen sejak awal tahun. Orang-orang di negara lain membeli emas karena alasan khawatir pada inflasi dan masalah geopolitik.
Baca juga: India dan China Memborong Emas Dunia
Tingginya permintaan akan emas, antara lain, karena adanya peningkatan permintaan Bank Sentral China. Ini dilakukan untuk mendiversifikasi kekayaan dari dollar AS di tengah ketegangan hubungan dengan AS. Pasar emas China menyumbang sekitar seperlima dari penjualan emas global.
Pasar emas China menyumbang sekitar seperlima dari penjualan emas global.
Menurut Asosiasi Emas China, pada tahun 2023, konsumsi emas nasional mencapai 1.090 ton, naik 8,78 persen tahun-ke-tahun. Dari jumlah itu, konsumsi perhiasan emas mencapai 706,48 ton atau naik 7,97 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Adapun koin batangan dan koin tua mencapai 299,6 ton, naik 15,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Populasi anak muda usia 25-34 tahun menjadi pendorong utama konsumsi emas, dengan proporsi mereka meningkat dari 16 persen menjadi 59 persen pada 2023. Asosiasi itu memperkirakan, pada masa depan, konsumen di bawah usia 25 tahun akan menjadi pembeli emas besar baru.
Biji emas
Investasi emas yang dilakukan anak muda China bukan dengan membeli emas batangan atau kepingan emas. Mereka tidak mampu membeli emas batangan. Yang mereka beli adalah biji-biji emas sebesar biji kopi atau kacang dengan berat sekitar 1 gram. Harganya sekitar 600 yuan atau Rp 1,4 juta. Mereka membelinya di bank dan toko perhiasan.
Baca juga: Kemilau Emas Tahun Naga Kayu 2024 dalam Bayang-bayang Ketidakpastian
Dalam salah satu video yang viral di media sosial, tampak netizen mengguncang celengan kacanya yang berisi koleksi biji emasnya. ”Suara gemerincingnya bikin puas. Saya bisa menyimpan emas seperti kacang ini sampai saya pensiun,” ujar netizen itu.
Selain biji emas, perhiasan emas juga semakin populer. Seperti di banyak tempat lain, di China emas dianggap sebagai barang mewah yang nilainya dapat meningkat. Tidak seperti tas atau sepatu. Dengan membeli emas, anak-anak muda di China merasa mereka menghabiskan uang tanpa mengeluarkan uang.
Perhiasan emas yang laku dijual, terutama di kalangan remaja putri, adalah desain ”China chic” dengan simbol-simbol nasional, seperti ikan koi dan teratai. Ini adalah dua simbol keberuntungan di China dan termasuk perhiasan yang laris dan populer di Xiaohongshu. Desain indah dengan pengerjaan ukiran kuno dan harga yang tidak mahal. Ini yang jadi penarik anak muda.
”Di masa lalu, emas melambangkan selera generasi tua, tetapi kini menjadi pernyataan identitas gen Z yang mewakili gaya pribadi dan loyalitas pada tradisi budaya,” kata Guru Besar di Sekolah Filsafat dan Pembangunan Sosial Universitas Shandong, Wang Zhongwu.
Direktur pelaksana pada perusahaan perhiasan Chow Tai Fook, Kent Wong, mengatakan, konsumsi emas di China sejak tahun lalu didorong oleh produk yang lebih ringan dari 10 gram atau yang harganya tak sampai 2.000 yuan atau Rp 4,6 juta. Dewan Emas Dunia menyebutkan, hal ini menunjukkan anggaran anak muda dari generasi milenial atau gen Z sebenarnya tak banyak.
Baca juga: Anak-anak Muda Tak Punya Pilihan Selain ”Hidup di Ujung Tanduk”
Banyak perusahaan belakangan ini menerbitkan seri populer perhiasan modern dengan desain Dinasti Tang. Ini demi memenuhi selera anak muda yang semakin melihat emas sebagai investasi aman di saat perekonomian serba tidak menentu.
”Beli emas itu, kan, seperti menabung dalam bentuk lain saja. Kalau menabung uang, susah. Emas nilainya lebih tinggi daripada yang lain. Dulu saya sering beli produk mewah, tapi ternyata nilainya turun dan sulit dijual,” tutur Zhang Jie (30), pekerja lepas di Shanghai.
Generasi milenial dan gen Z, kata Nikos Kavalis dari konsultan penelitian di Inggris, Metals Focus, menjadi pendorong kuat meningkatnya popularitas emas selama beberapa tahun terakhir. Penelitian konsumen terbaru Chow Tai Fook juga menunjukkan gen Z lebih tertarik membeli emas ketimbang kelompok usia di bawah 40 tahun.
”Perhiasan emas murni menjadi tempat berlindung paling aman bagi konsumen China di saat kondisi ekonomi tidak menentu,” sebut laporan itu.
Baca juga: Anak-anak Muda Terpasung Hidup dari Bulan ke Bulan
Tang Gang (28) dari Provinsi Guizhou, China, membelikan calon istrinya satu set trio emas, yakni cincin, gelang, dan kalung emas, sebagai hadiah perkawinan, sesuai dengan adat istiadat China. Bukan cincin berlian yang dibelinya.
Alasannya sederhana, harga emas terus naik. Satu set trio emas umumnya berharga lebih dari 30.000 yuan atau sekitar Rp 67 juta. ”Memang mahal, tetapi nilainya bisa naik dalam jangka panjang dibandingkan dengan berlian,” ujar Tang kepada kantor berita Xinhua.
Tas mewah
Bukan hanya permintaan emas yang melonjak di China, tetapi juga tas tangan eksklusif buatan Hermès. Produsen tas populer Birkin dan Kelly asal Perancis itu melaporkan lonjakan penjualan kuartal pertama hingga 17 persen, Kamis (25/4/2024).
Tingginya permintaan produk berbahan kulit milik Hermès ini melawan kekhawatiran adanya penurunan minat akan barang mewah. Pertumbuhan pada kuartal pertama ini mengalahkan ekspektasi dan jauh melampaui pesaingnya, LVMH. Penjualan naik menjadi 4,08 miliar dollar AS selama Januari hingga 31 Maret 2024.
Baca juga: Musnah Mewah karena Diskon Melanda Tas-tas Mahal
Hermès menjual tas tangan dengan harga lebih dari 10.000 dollar AS atau sekitar Rp 162 juta. Hermes menyebut penjualannya di wilayah Asia, kecuali Jepang, tumbuh 14 persen. Wakil Presiden Eksekutif Keuangan Hermès Eric du Halgouet mengatakan, tingkat penjualan di China sedikit lebih tenang setelah liburan tahun baru Imlek.
Tingginya tingkat penjualan ini karena permintaan yang kuat dari klien yang lebih kaya. ”Klien kami yang lebih kaya masih terus datang ke toko,” kata Halgouet.
Channel News Asia, 26 April 2024, menyebut Hermès adalah salah satu perusahaan yang memiliki kinerja paling andal di sektor barang mewah. Para pelanggannya dari kalangan kelas atas dan permintaan terhadap produk-produknya melampaui pasokan dan membantu perusahaan tersebut menghadapi kemerosotan.
Baca juga: Tas Mewah Laris, Karyawan Hermes Dapat Bonus Rp 1,4 Triliun
Meski para pesaingnya terpukul pada akhir tahun 2022 karena kebijakan pembatasan nol Covid-19 yang ketat di China, bisnis Hermès tidak mengalami kemunduran.
Industri barang mewah secara keseluruhan telah melambat selama setahun terakhir seiring dengan berakhirnya ledakan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada era pandemi. Perusahaan konsultan Consultancy Bain memperkirakan pasar barang mewah pribadi akan tumbuh 1-4 persen pada 2024, turun dari perkiraan 8 hingga 10 persen pada 2023.
Namun, Hermès diperkirakan akan menjadi yang terdepan meskipun prospeknya lebih menantang. Divisi produk kulit, pakaian jadi, perhiasan, dan peralatan rumah tangga milik perusahaan ini semuanya tumbuh dua digit. Hanya bagian penjualan jam tangan yang di bawah ekspektasi. (REUTERS/AFP)