Dengan tiga kapal induk, PLA lebih leluasa beroperasi ke berbagai perairan.
Oleh
IWAN SANTOSA
·3 menit baca
SHANGHAI, RABU — Kapal induk ketiga China, Fujian, mulai menjalani uji laik laut di perairan Laut China Timur. Kapal ditargetkan mulai beroperasi penuh pada 2025.
Media China, Global Times, dalam laporan pada Rabu (1/5/2024) mengulas uji coba tersebut. Fujian disebut setara dengan kapal induk baru sejumlah negara lain. Kapal-kapal Barat itu termasuk USS Gerald Ford milik Amerika Serikat dan HMS Queen Elizabeth milik Inggris. Di antara kapal induk bertenaga diesel, Fujian dianggap paling tinggi spesifikasinya.
Uji coba Fujian dimulai dengan pengumuman Badan Keamanan Maritim China pada Selasa. Pada Rabu, Fujian meninggalkan galangan Jiangnan di Shanghai.
Fujian akan meningkatkan kemampuan tempur Angkatan Laut China dan kemampuan maritim China.
Berdasarkan pengumuman Badan Keamanan Maritim China, uji coba kali ini mungkin akan berlangsung sampai 9 Mei 2024. Sebab, lembaga itu menyebut ada aktivitas militer di Laut China Timur sampai tanggal tersebut.
Uji laik laut fokus pada daya tahan dan kestabilan sistem pendukung operasional kapal. Untuk Fujian, fokus uji perdananya pada daya mesin dan sistem baling-baling.
Dalam beberapa bulan mendatang, Fujian akan menjalankan beberapa rangkaian uji laik laut. Akan ada pula uji coba sistem elektromagnetik, persenjataan, hingga proses lepas landas pesawat dari geladak.
Belum dipastikan berapa aneka uji coba Fujian selesai. Media China, CCTV dan Global Times, menyebut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) dan galangan tidak akan buru-buru menyelesaikan uji coba.
Seluruh kemampuan operasional harus benar-benar diuji, dan apabila perlu ditingkatkan, sampai kapal dinyatakan siap tempur. Meski demikian, sejumlah pihak menduga Fujian siap beroperasi tahun depan.
Kapal kedua
Fujian merupakan kapal induk kedua yang dibangun sepenuhnya oleh China. Kapal induk pertama China, Liaoning, merupakan rekayasa dari kapal induk yang gagal dirampungkan Uni Soviet.
Kapal induk kedua, Shandong, dikembangkan berdasarkan Liaoning. Bedanya, Shandong sepenuhnya dibuat oleh China. Butuh 3,5 tahun pembuatan dan 1,5 tahun uji coba sampai Shandong beroperasi penuh.
Adapun Fujian sama sekali berbeda dari Liaoning dan Shandong. Salah satunya soal penggunaan pelontar untuk lepas landas pesawat dari geladak. Fujian menggunakan pelontar elektromagnetik. Sementara Liaoning dan Shandong menggunakan geladak yang ditinggikan. Penggunaan pelonyar memudahkan tinggal landas dengan efisien.
Fujian bisa membawa pesawat lebih besar, banyak, dan beragam. Pesawat tinggal landas lebih cepat di geladak dengan pelontar dibandingkan dari geladak lengkung.
Fujian juga lebih berat hingga 20.000 ton dibandingkan dengan Shandong dan Liaoning. Para pakar menilai, besarnya ukuran Fujian memungkinkan kapal tersebut mengangkut pesawat lebih banyak dan juga menambah perlengkapan.
Shandong dan Liaoning hanya bisa mengangkut helikopter dan J-15. Sementara Fujian bisa mengangkut pesawat tercanggih China saat ini, J-20. Selain itu, pesawat terbaru seperti jet siluman J-35, pesawat intai radar KJ600 dan jet latih tempur JL-10 juga disebut akan dipakai di Fujian.
Kapal induk Fujian menunjukkan lompatan kemampuan industri pertahanan serta PLA. Dengan tiga kapal induk, PLA lebih leluasa beroperasi ke berbagai perairan.
Badan Riset Kongres AS menyebut, PLA akan menjadi Angkatan Laut terbesar dalam beberapa tahun mendatang. Armada laut China akan berjumlah 435 kapal pada 2030.
Lembaga kajian AS, CSIS, menyebut Fujian memungkinkan PLA beroperasi lebih jauh. ”Kapal Induk Fujian akan meningkatkan kemampuan tempur Angkatan Laut China dan kemampuan maritim China,” kata CSIS. (AFP)