Muslim Indonesia Buat Pesantren dan Masjid di Jepang
Komunitas Muslim Indonesia dan kader NU di Jepang sedang membangun pesantren di Koga dan masjid MINA.
Oleh
KRIS MADA
·2 menit baca
TOKYO, SABTU – Pesantren pertama Indonesia di Jepang, At-Taqwa, resmi berdiri di Koga, Prefektur Ibaraki. Pesantren At-Taqwa salah satu wahana diplomasi kultural dan pendekatan antarpenduduk Indonesia-Jepang.
Duta Besar RI di Tokyo Heri Akhmadi mengatakan, kader Nahdlatul Ulama (NU) dan komunitas Muslim Indonesia di Jepang bersama membangun pesantren itu. ”Pihak dari luar Jepang juga ikut mendukung,” ujarnya, Sabtu (4/5/2024), di Tokyo.
Pesantren diresmikan pada Jumat di Koga. Pengurus Besar NU mengutus KH Miftah Faqih, KH Muhammad Faesal, KH Ahmad Syarif Munawi, dan KH Amir Ma’ruf dalam peresmian itu.
”Pesantren ini saya harap dapat menjadi pusat pendidikan bagi generasi muda Indonesia yang saat ini berada di Jepang. Termasuk aktivitas ekonomi untuk kemandirian operasionalnya,” kata Heri yang juga Mustasyar Pengurus Cabang Istimewa Nadhlatul Utama (PCINU) Jepang.
Ia juga berharap pesantren itu jadi salah satu jembatan budaya Indonesia dan Jepang. Diplomasi dan upaya mengeratkan hubungan Indonesia-Jepang dapat pula dilakukan melalui jalur-jalur kultural dan religius.
Ketua PCINU Jepang Achmad Gazali mengatakan, bangunan pesantren sengaja mengikuti penampakan bangunan di sekitar. Hal itu bagian dari penghormatan pada kebudayaan setempat. Pilihan itu juga agar pesantren lebih mudah diterima di Jepang.
Lahan untuk pesantren mulai dibeli pada awal 2023. Sementara proses pembangunan dimulai pada Agustus 2023. ”Awalnya ini rumah dan lahan warga,” ucap Achmad.
Gotong royong pembangunan bukan hanya dari segi pendanaan. Komunitas Muslim Indonesia dan kader NU Jepang berulang kali kerja bakti membersihkan lahan sekitar pesantren. Selain itu, berulang kali kerja bakti untuk menyelesaikan pembangunan pesantren. Kerja bakti dilakukan pada akhir pekan.
Meski sudah diresmikan, proses pembangunan belum seluruhnya selesai. ”Masih perlu beberapa ruangan dan fasilitas lagi,” ujar Heri.
Ia juga berharap PCINU Jepang bisa menjadi mitra KBRI Tokyo, antara lain, untuk perlindungan dan perbantuan warga Indonesia di Jepang. Sebab, jumlah WNI di Jepang terus bertambah.
Masjid
Wahana diplomasi kultural dan religius Indonesia di Jepang bukan hanya Pesantren At-Taqwa. Di Kota Nagoya sedang dibangun Masjid Indonesia Nagoya (MINA).
Masjid tiga lantai itu diharapkan tidak hanya jadi tempat ibadah. ”Jadikan MINA tidak hanya sebagai tempat ibadah dan dakwah, tetapi juga aktivitas sosial kemasyarakatan, pendidikan, dan ruang silaturahmi. Termasuk menjadi penggerak ekonomi umat,” tutur Heri.
Masjid itu dekat Kastil Nagoya, salah satu tujuan wisata populer di Jepang tengah. Proses pembangunan MINA diharapkan selesai pada Maret 2025. Seperti Pesantren At-Taqwa, pengadaan lahan dan pembangunan MINA juga dilakukan secara gotong royong. Komunitas Muslim Indonesia di Jepang dan di luar Jepang bersama menyumbang dana pembangunan.