Jet Tempur China Dituduh Tembakkan Suar ke Helikopter AL Australia
Hubungan Australia-China mulai membaik dalam perdagangan. Untuk isu keamanan, ketegangan masih terjadi.
Oleh
IWAN SANTOSA
·2 menit baca
CANBERRA, SELASA — Pemerintah Australia mengajukan protes kepada China atas tuduhan jet tempur China bertindak membahayakan terhadap helikopter Australia yang terbang di wilayah internasional di atas Laut Kuning. Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, Selasa (7/5/2024), mengatakan masih menanti penjelasan dari China.
”Kami menegaskan kepada China bahwa tindakan tersebut tidak profesional dan tidak dapat diterima. Kami sudah menjelaskannya melalui semua saluran, termasuk memublikasikan masalah tersebut kepada masyarakat Australia,” kata Albanese.
Menanggapi pernyataan Albanese, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, mengungkapkan, pesawat militer Australia terbang di dekat wilayah udara China dengan cara yang membahayakan. ”Militer China mengambil tindakan yang diperlukan untuk memperingatkan Australia. China mengajukan serangkaian protes, mendesak Australia menghentikan provokasi,” katanya.
Insiden terjadi pada Sabtu (4/5/2024) saat kapal perusak Australia, HMAS Hobart, menjalankan misi sanksi Dewan Keamanan PBB terhadap Korea Utara di perairan Laut Kuning, perbatasan China-Korea Utara-Korea Selatan, dengan sasaran para penyelundup Korut. Menteri Pertahanan Australia Richard Marles, Minggu (5/5/2024), mengatakan, sebuah jet tempur China jenis J-10 Chengdu menembakkan suar ke jalur terbang helikopter Angkatan Laut Australia jenis Sea Hawk yang berpangkalan di HMAS Hobart pada Sabtu malam waktu setempat.
Dia menjelaskan, suar tersebut ditembakan 300 meter di depan dan 60 meter di atas jalur penerbangan helikopter Sea Hawk. Pilot pun mengambil manuver menghindar agar tidak terkena sebaran suar yang meletus di udara. ”Jika terkena helikopter, letusan peluru suar dapat menimbulkan dampak serius,” kata Marles.
Meski mengalami insiden, Marles menegaskan tidak akan gentar dan terus menjalankan mandat Dewan Keamanan PBB, yakni menerapkan sanksi kepada Korut. Insiden tersebut merupakan yang paling serius setelah Pemerintah Australia menuding kapal perusak milik China, CNS Ningbo, melukai penyelam AL Australia dengan memancarkan gelombang sonar di perairan dekat Jepang pada November 2023.
Jika terkena helikopter, letusan peluru suar dapat menimbulkan dampak serius.
Insiden suar itu tidak menimbulkan kerugian. Namun, Albanese mengatakan akan membahas persoalan tersebut saat Perdana Menteri China Li Qiang berkunjung ke Australia pada Juni mendatang.
”Saya tidak bisa mengatakan motivasi kejadian itu. Personel Angkatan Bersenjata Australia menjalankan tugasnya di wilayah perairan dan udara internasional. Mereka seharusnya tidak mengalami risiko saat menjalankannya,” ujar Albanese.
Hubungan China-Australia memburuk, terutama dalam perdagangan, setelah saling tuding selama bertahun-tahun. Albanese membuat terobosan melalui kunjungan ke Beijing tahun lalu dan hubungan keduanya mulai menghangat.
Namun, apabila terkait pertahanan dan keamanan, relasi kedua negara masih tegang. Australia lebih dekat dengan Amerika Serikat, bahkan bergabung dalam minilateral AUKUS yang dinilai pembentukannya demi membendung pengaruh China di kawasan Asia Pasifik.
Presiden China Xi Jinping belum menjadwalkan kunjungan ke Australia tahun ini. Meski demikian, Albanese berharap dapat bertemu dengan Xi dalam pertemuan puncak G20 dan Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) pada akhir 2024. (AP/AFP/REUTERS)