Norwegia dan Indonesia punya prinsip sama terkait isu Palestina-Israel. Ini jadi basis kuat dalam menjalin kerja sama.
Oleh
LUKI AULIA
·4 menit baca
Norwegia dan Indonesia memiliki sikap, nilai, dan prinsip yang sama dalam mengupayakan proses perdamaian antara Israel dan Palestina. Jakarta-Oslo juga berpandang selaras dalam mengupayakan solusi konflik di Jalur Gaza. Meski berbeda benua, kedua negara sama-sama konsisten berpedoman pada hukum internasional dalam penyelesaian konflik.
Hal ini dikemukakan Wakil Menteri Luar Negeri Norwegia Andreas Motzfeldt Kravik ketika ditemui di kediaman Duta Besar Norwegia Rut Kruger Giverin di Jakarta, Senin (29/4/2024). Kravik mengakui hubungan kokoh kedua negara.
Indonesia-Norwegia sama-sama negara demokrasi yang kuat serta memegang prinsip hukum internasional dan multilateralisme. Komitmen kuat terhadap Perserikatan Bangsa-Bangsa dan lembaga multilateralisme juga menjadi bekal menjalani hubungan bilateral.
Kami juga ingin memperkuat hubungan perdagangan. Banyak pelaku bisnis Norwegia yang tertarik pada Indonesia.
Norwegia sebenarnya berada dalam posisi dilematis soal Palestina. Di satu sisi Norwegia memiliki hubungan dekat dengan negara-negara Barat di Eropa dan Amerika Serikat.
Di sisi lain, Norwegia perlu mendekati Indonesia dan negara-negara lain yang terkait dengan isu Palestina dan Israel. Hal ini karena Norwegia memiliki pandangan tersendiri terhadap isu Palestina. Norwegia konsisten berpedoman pada hukum internasional.
Norwegia tegas menilai serangan Israel ke Gaza melanggar hukum internasional dan termasuk kejahatan perang. Norwegia juga prihatin dengan respons Israel yang dinilai sudah bertindak terlalu jauh.
Kita tidak bisa mengambil tindakan atau memecahkan masalah apa pun tanpa masukan dan kolaborasi dengan Indonesia.
Sikap yang sama juga diberikan pada isu agresi Rusia di Ukraina. Komunitas internasional didorong untuk memprioritaskan akses bantuan kemanusiaan dan perlindungan yang lebih baik terhadap warga sipil.
Indonesia menjadi mitra paling kuat Norwegia untuk isu-isu seperti ini. Kravik mengaku Indonesia menjadi pemimpin global dalam menangani isu Gaza. Prinsip yang dipegang jelas, solusi dua negara bagi penyelesaian konflik Israel-Palestina, perlindungan warga sipil, dan bantuan kemanusiaan yang lebih banyak.
Dalam isu krisis iklim, Norwegia mengakui Indonesia termasuk negara yang paling bekerja keras dan berhasil mengurangi emisi serta memerangi deforestasi. ”Kita punya kemitraan yang kuat di isu ekonomi hijau. Banyak kerja sama yang saat ini sedang dilakukan. Kami juga ingin memperkuat hubungan perdagangan. Banyak pelaku bisnis Norwegia yang tertarik pada Indonesia,” kata Kravik.
Kemitraan tumbuh
Norwegia menginginkan kemitraan kedua negara bertumbuh. Dunia semakin berubah. Saat ini terdapat tujuh dari delapan miliar orang yang tinggal di wilayah barat.
Menyadari hal itu, Norwegia berusaha menjalin kerja sama antarwilayah dan antarorganisasi. Tidak lagi hanya berfokus pada negara-negara di Barat.
Hubungan Norwegia dengan AS dan Eropa sangat kuat. Norwegia juga merupakan bagian dari Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan aliansi-aliansi keamanan lain.
Norwegia juga tidak mau memboikot dan menjatuhkan sanksi ke Israel. Alasannya, Norwegia mengutamakan proses dialog antara Israel dan Palestina. Tanpa dialog, perdamaian tak akan terwujud.
Untuk itu, Norwegia membutuhkan hubungan dan kerja sama kuat dengan Indonesia. ”Kita tidak bisa mengambil tindakan atau memecahkan masalah apa pun tanpa masukan dan kolaborasi dengan Indonesia,” kata Kravik.
Norwegia memiliki pandangan dan prinsipnya sendiri. Isu-isu internasional didekati dengan netral, tanpa bias, dan mencoba menemukan solusi yang tepat bagi semua pihak.
Kravik memandang Norwegia sebagai jembatan antara dunia utara dan selatan. Norwegia menginginkan kemitraan dengan negara mana pun yang bersedia menopang hukum internasional.
”Hubungan Norwegia dan Indonesia bisa jadi inspirasi bagi negara lain. Kemitraan kita sangat penting untuk kemajuan negara Palestina. Kita berada di jalur yang benar. Mudah-mudahan kita dapat mewujudkan solusi dua negara dalam waktu dekat,” kata Kravik.
Kerja sama lingkungan
Kedutaan Besar Norwegia untuk Indonesia mencatat, hubungan diplomatik Norwegia dengan Indonesia dimulai pada Januari 1950. Sejak tahun 1971, Norwegia membuka kedutaan besarnya di Jakarta.
Kerja sama kedua negara kini, antara lain, terkait hutan dan perubahan iklim, pengelolaan laut berkelanjutan, energi terbarukan. Jakarta-Oslo juga bekerja sama bidang perdagangan, hak asasi manusia, dan isu ASEAN.
Pada September 2022, Norwegia-Indonesia menandatangani nota kesepahaman yang menandai dimulainya kemitraan bilateral baru dalam bidang iklim dan hutan. Indonesia adalah pemimpin global dalam mengurangi deforestasi.
Sebagai pengakuan atas pencapaian Indonesia yang mengesankan, Norwegia sejak 2022 memberikan kontribusi 156 juta dollar AS untuk mendukung upaya berkelanjutan Indonesia untuk mencapai net sink di sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya pada 2030.
Kemitraan iklim dan hutan ini mencakup model berbasis hasil. Hal ini berarti Norwegia memberikan kontribusi berbasis hasil terhadap pengurangan emisi akibat deforestasi yang dilaporkan setiap tahun di Indonesia.
Untuk bidang energi terbarukan, ada sejumlah perusahaan Norwegia yang terkemuka di dunia yang memberi solusi teknologi tinggi secara global. Banyak perusahaan swasta Norwegia yang berminat untuk berinvestasi pada proyek energi terbarukan di Indonesia.
Norwegia juga merupakan anggota Kelompok Mitra Internasional dari Kemitraan Transisi Energi yang Adil (JETP). JETP diluncurkan pada November 2022. Ini merupakan perjanjian untuk memobilisasi pendanaan awal sebesar 20 miliar dollar AS dari pemerintah dan swasta untuk melakukan dekarbonisasi sektor energi Indonesia.
Norwegia berkomitmen untuk investasi hingga 250 juta dollar AS Norfund selama beberapa tahun ke depan. Kerja sama bilateral juga dibuka untuk isu-isu kelautan. Lautan menjadi titik tolak alami dalam hubungan kedua negara. ”Kami membicarakan banyak isu penting, terutama terkait hubungan bilateral yang produktif dan efisien. Kami berharap hubungan baik ini bisa terus berlanjut,” kata Kravik.