logo Kompas.id
KampusUntung-Rugi Punya Nama Pasaran
Iklan

Untung-Rugi Punya Nama Pasaran

Oleh
· 3 menit baca

Kalau nama kamu dipanggil dan ternyata beberapa orang lain ikut menoleh, sangat mungkin nama kamu tergolong pasaran. Enggak usah galau. Banyak, kok, keuntungan yang diperoleh orang bernama pasaran. Setiap bulan Agustus, orang-orang bernama Agus seolah dapat berkah. Bagaimana tidak! Banyak perusahaan yang memberikan diskon produk atau jasa kepada para Agus di bulan Agustus. Salah satunya kolam renang ternama di Yogyakarta. Pengelola kolam renang menggratiskan biaya masuk untuk semua orang bernama Agus. Para Agus tinggal menunjukkan tanda pengenal dengan unsur nama "Agus", maka ia dapat berenang sepuasnya sembari merayakan Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia. Sebelumnya di Jakarta, ada toko burger yang memberikan diskon khusus kepada orang-orang bernama Agus, Budi, Ani, Ayu, Adi, Ari, Ati, dan Putra. Toko Burger itu memberi embel-embel "lucky name" untuk nama-nama pasaran yang ditawari diskon khusus.Jadi, kalau punya nama pasaran, kalian enggak perlu malu atau galau. Karena banyak sekali keuntungan yang diperoleh orang-orang bernama pasaran. Setidaknya nama pasaran mudah diingat orang. Karena mudah diingat, berarti susah dilupakan. Itu bisa membuat sang mantan kekasih jadi susah move on. Bayangkan saja, di mana-mana dia akan menemukan orang yang punya nama sama dengan mantan kekasihnya. Jadi, nama si dia akan terus terngiang. Setidaknya, itulah pendapat Yohanes Dwi Anugrahanto, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. "Untungnya punya nama pasaran adalah mudah diingat, susah dilupakan. Itu mempersulit mantan untuk move on," katanya sambil tertawa, Jumat (11/8). Keuntungan lain diperoleh jika orang-orang bernama pasaran itu kompak. Tengok saja orang- orang bernama Asep yang membentuk Paguyuban Asep Dunia (PAD). PAD yang didirikan oleh sejarawan Asep Kambali, sering mengadakan pertemuan. Salah satunya pertemuan untuk merayakan HUT Ke-7 Paguyuban Asep Sedunia pada 28-29 Oktober mendatang. Pada saat itu, para Asep akan menggelar acara Betawi Lautan Asep."Kami juga melakukan kampanye Asep Melawan Asap untuk mengatasi kebakaran hutan," ujar Asep ketika ditemui di acara #SenyumSatuIndonesia di Jakarta, Rabu (16/8).Para Asep merasa bertanggung jawab untuk melestarikan nama Asep di Indonesia dan nama-nama daerah yang mulai disingkirkan para orangtua. Untuk itu, para Asep membuat penghargaan kepada orangtua yang masih mau menamai anaknya Asep. Asep Kambali memberi contoh dengan menamai anaknya Zeno Asep Wiradirga. Paguyuban Asep Sedunia ternyata menginspirasi orang-orang bernama Ketut untuk melakukan hal yang sama. "Teman saya Ketut dari Bali sekarang ingin membuat paguyuban Ketut," ujar Asep diikuti tawa.Kerugian Bayangkan ketika ada orang memanggil nama Asep di tengah-tengah acara Asep Sedunia, mungkin semua orang yang hadir di sana akan serempak menoleh. Kira-kira itulah sedikit kerugian memiliki nama pasaran. Orang-orang bernama pasaran sering salah respons.Hal itu juga dialami Yohanes Dwi Anugrahanto yang biasa dipanggil Dwi. Dia sering menengok begitu namanya dipanggil. Ternyata yang dimaksud pemanggil adalah Dwi yang lain. Saking kesalnya, ia kini sering membiarkan orang-orang yang memanggil namanya sampai ia bisa memastikan dirinya yang dimaksud.Yustina Putri Nurisa, mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta, juga sering salah respons. Putri lain yang dipanggil, eh malah dia yang menjawab. "Kadang malu sih udah salah respons, kan, kesannya terlalu pede. Namun, aku menikmati kok kalau banyak cewek yang namanya sama denganku," ujar Putri. Bagaimana pun nama itu anugerah yang diberikan orangtua. Orang lain boleh menganggap nama kamu pasaran. Namun, kamu bisa menyebut nama kamu nama populer. Kenapa enggak! (SIE/*/**)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000