ARGUMENTASI!
Memendam Amarah
Nur Hasanah, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Tidar, Magelang
Ketika marah, yang saya lakukan adalah diam, tetapi ekspresi wajah saya terlihat marah. Biarlah hati saya yang bergejolak daripada harus ada perdebatan panjang. Biarlah orang lain mau memahami saya atau tidak tanpa saya kasih tahu bahwa saya sedang marah.
Adapun jika sedang marah, saya akan menuliskannya dalam sebuah tulisan. Itu akan membantu melampiaskan perasaan kemarahan yang hanya diketahui oleh saya. Saya lebih suka menceritakannya kepada diri sendiri daripada dengan orang lain. Rasanya orang lain hanya ingin mengetahui masalah dengan berpura-pura mendengarkan.
Jadi, cara saya melampiaskan kemarahan tidak secara langsung, tetapi terpendam. Namun, kita tahu bahwa perasaan terpendam sering kali merepotkan. Namun, mungkin itu merupakan cara yang baik bagi saya karena seiring berjalannya waktu saya akan lupa akan hal yang membuat saya marah.
Kata Kasar
Erwin Fardlian, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus
Pelampiasan saya pada saat menghadapi kemarahan atau sakit hati biasanya secara refleks saya mengucapkan kata-kata kasar dengan lantang. Dengan cara mengucapkan kata-kata kasar, saya merasa kemarahan saya menjadi terlampiaskan dan membuat badan saya menjadi tenang, lega.
Selain itu, saya melampiaskan kemarahan dengan bermain futsal bersama teman-teman untuk menghilangkan rasa marah. Dengan futsal, saya mendapatkan ketenangan di pikiran saya.
Misalnya, saya sedang marah karena tugas kuliah yang tak kunjung reda. Terkadang saya akan mengucapkan kata-kata kasar dengan lantang. Kalau sudah begitu, emosi saya lampiaskan dengan mengajak teman-teman untuk bermain futsal.
febri novel sinagaMemilih Menyanyi
Febri Novel Sinaga, Fakultas Filsafat Universitas Katolik Santo Thomas, Medan
Marah ataupun sakit hati tentulah pernah dialami oleh setiap orang. Sebaik-baik dan sesabar-sabarnya seseorang, tentulah dia pernah sampai pada titik batas kemampuannya sehingga dia marah atau sakit hati. Yang perlu mendapat perhatian adalah bagaimana cara seseorang itu menghadapi rasa marah yang datang menghampirinya. Ada yang bereaksi keras, misalnya memukul. Ada yang menangis.
Dan, ada yang memilih untuk diam, menyimpan semuanya dalam hati. Sebagai orang yang hidup dalam komunitas asrama, sudah pasti bahwa pernah terjadi konflik ataupun sakit hati di antara kami. Ketika kesal terhadap teman dan membuat marah, saya tidak mau merugikan diri dengan memukul ataupun merusak barang-barang.
Satu hal yang saya lakukan untuk melampiaskan perasaan itu adalah mengambil waktu sendiri, jauh dari kerumunan, membawa gitar, dan bernyanyi sepuas-puasnya. Lagu yang saya pilih adalah lagu lama yang mengingatkan saya pada pengalaman SD dan SMP. Hal ini membuat saya kembali ke pengalaman ketika masih polos dan dekat dengan keluarga sehingga membuat saya tenang dan lega.
Mencegah Stres
Agnes Chintya, Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Pelita Harapan, Tangerang
Kemarahan adalah hal yang wajar terjadi. Terlebih ketika ekspektasi kita tidak sesuai dengan realitas. Kemarahan adalah bentuk rasa ketidakpuasan kita terhadap sesuatu. Kemarahan dapat memunculkan energi negatif dalam diri.
Biasanya emosi seseorang menjadi tidak stabil ketika sedang marah sehingga perlu melampiaskan kemarahan. Dengan melampiaskan kemarahan, kita dapat mengeluarkan energi negatif dari dalam diri.
Setiap orang memiliki bentuk pelampiasan kemarahan yang berbeda. Kebanyakan memilih melampiaskan pada hal-hal yang disukai, seperti gim, makanan, dan traveling.
Namun, beberapa orang justru melampiaskan kemarahan ke hal-hal yang negatif, seperti memarahi orang yang tidak bersalah, menggunakan narkoba. Saya memilih melampiaskan kemarahan dengan bernyanyi atau bermain alat musik.
Saya akan bernyanyi dengan keras sampai merasa puas dan lega. Melampiaskan kemarahan bukan hal yang salah. Justru akan mencegah kita dari stres akibat memendam amarah. Namun, diperlukan pengendalian diri ketika melampiaskan kemarahan. (SIE)