Pacitan Belajar Upaya Pencegahan Kematian Ibu dan Bayi
Oleh
Angger Putranto
·2 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Sebanyak 96 tenaga kesehatan dari sejumlah puskesmas di Pacitan belajar cara menekan angka kematian ibu dan bayi kepada Puskesmas Sempu, Banyuwangi. Puskesmas Sempu merupakan unit pelaksana teknis daerah yang berhasil menciptakan zero angka kematian ibu dan bayi sejak tahun 2016.
Keberhasilan Puskesmas Sempu tidak lepas dari inovasi Sakina, Stop Angka Kematian Ibu dan Anak. Inovasi tersebut juga sudah mendapat pengakuan karena dipercaya mewakili Indonesia pada kompetisi yang diselenggarakan oleh PBB.
Pemimpin rombongan sekaligus Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan Ratna Susi Rahayu mengatakan, kedatangannya ke Banyuwangi untuk mempelajari inovasi yang diterapkan Puskesmas Sempu sehingga mampu menekan angka kematian ibu dan bayi.
”Pada tahun 2017, ada tujuh ibu hamil meninggal. Tahun 2018, hingga saat ini ada 2 ibu hamil meninggal. Kami ingin agar tidak ada lagi ibu hamil yang meninggal di Pacitan,” ujarnya.
Ratna menyebutkan, studi banding ke Banyuwangi ini diharapkan dapat mendukung program kesehatan yang berkaitan dengan program kesehatan masyarakat di Pacitan. Beberapa program yang dirasa bisa diterapkan di Pacitan akan diadaptasi dengan kondisi di Pacitan.
Kepala Puskesmas Sempu Hadi Kusairi mengatakan, tahun 2012 hingga 2013 ada 16 kasus kematian ibu melahirkan. Sementara kematian bayi selama dua tahun tersebut mencapai 28 kasus kematian.
”Dari keprihatinan tersebut, kami melahirkan inovasi Sakina untuk menekan angka kematian tersebut. Caranya, dengan melibatkan para tukang sayur sebagai pemburu ibu-ibu hamil berisiko tinggi untuk kemudian didampingi oleh laskar Sakina agar risiko kematian ibu dan bayi bisa dicegah,” tuturnya.
Ibu hamil risiko tinggi ialah mereka yang hamil dalam kondisi umur muda atau umur di atas 35 tahun, jarak kehamilan yang terlalu dekat, dan sebagainya. Mereka yang masuk kategori risiko tinggi perlu mendapat perawatan khusus agar penanganan risikonya bisa ditekan.
Kematian ibu dan bayi, lanjut Hadi, sebagian besar karena kurangnya pengetahuan ibu hamil yang berisiko tinggi. Apabila mereka mendapat pengetahuan dan penanganan yang tepat selama masa kehamilan, kematian ibu dan bayi bisa dicegah.
”Sejak inovasi tersebut diterapkan pada 2015, angka kematian ibu dan bayi di Puskesmas Sempu bisa ditekan hingga tak ada lagi. Sejumlah penghargaan juga kami terima berkat inovasi tersebut,” ucap Hadi.