Menghadapi anak yang sedang demam, apalagi bagi ibu baru, bisa memunculkan rasa panik. Ditambah reaksi anak yang cengeng, manja, lemas, tidak mau makan, atau tidak mau bermain, ada rasa sedih dan khawatir bagi ibu.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
Menghadapi anak yang sedang demam, apalagi bagi ibu baru, bisa memunculkan rasa panik. Ditambah dengan reaksi anak yang cengeng, manja, lemas, tidak mau makan, atau tidak mau bermain, ada rasa sedih dan khawatir bagi ibu. Tak jarang, ada ibu yang menangis saat menghadapi kondisi anak demam karena panik.
Para ibu, khususnya ibu yang baru memiliki anak, perlu pemahaman yang benar untuk dapat tenang menghadapi anak yang bisa demam sewaktu-waktu. Menghadapi demam anak tidak pakai drama, baik oleh ibu maupun anak, jadi ide peluncuran Hansaplast Cooling Fever dengan karakter Disney bertema #GakPakeDrama di Jakarta, pekan lalu.
Psikolog anak Jovita Ferliana menjelaskan, wajar jika seorang ibu khawatir dan sedih saat anak sakit, misalnya demam. Namun, perlu dipahami bahwa demam adalah reaksi tubuh. Anak yang aktif bisa meningkat suhu tubuhnya. Rata-rata anak kecil yang aktif bisa naik-turun suhu tubuhnya sekitar 0,5 derajat celsius.
Memastikan anak demam tentu saja dengan mengukur suhu tubuh anak. Para ibu perlu waspada jika suhu tubuh anak lebih dari 37,2 derajat celsius diukur dari ketiak; jika diukur dari lengan 37,8 derajat celsius atau 38 derajat jika diukur dari dubur.
Jovita menyebutkan, reaksi tiap anak saat demam beda-beda. Ada yang lemas dan tidur-tiduran. Ada anak yang terlihat tanda lelah dan kolokan atau mau di dekat ibu dan rewel. Ada anak yang menangis, teriak, atau tantrum karena enggak enak.
”Nah, kalau reaksi orangtua turut cemas dan panik, bahkan ikut nangis, anak bisa tambah rewel dan nangis. Reaksi anak yang nangis terus bisa meningkatkan suhu tubuh. Makanya, para ibu perlu dibantu untuk dapat menghadapi kondisi demam anak enggak pakai drama,” tutur Jovita.
Tetap tenang
Jovita mengatakan, wajar jika anak memunculkan perilaku drama saat demam. Orangtua justru tidak boleh panik, tetapi berusaha tetap tenang.
Orangtua yang menangani anak rewel saat demam bisa menarik napas panjang dan buang. ”Kita tenangkan anak dengan cara menyapa lembut dan penuh kasih, lalu memberi pelukan dan sentuhan pada anak. Di bagian punggung dan lengan akan efektif,” ujar Jovita.
Lalu, beri pertolongan pertama kepada anak, bisa berupa memberi sensasi yang membuat tenang dan rileks. Kondisi ini bisa berkaitan dengan pancaindera, penglihatan, perabaan, dan penciuman.
Kita tenangkan anak dengan cara menyapa lembut dan penuh kasih, lalu memberi pelukan dan sentuhan pada anak. Di bagian punggung dan lengan akan efektif.
Sensasi penglihatan misalnya dengan memperlihatkan tokoh kartun yang disukai dan diajak cerita. Lama-lama, anak akan lupa dengan rasa tidak enak di tubuh karena seru bercerita.
Sensasi dengan perabaan misalnya dengan tekstur tertentu yang bisa membuat anak tenang dan rileks, misalnya gel dan rasa dingin. Adapun dari penciuman didapat dari aroma tertentu yang memberi efek menenangkan.
”Situasi enggak enak yang dihadapi anak saat demam bisa diubah jadi enak dan membantu tumbuh kembang anak, terutama kreativitas dan imajinasi anak. Ini untuk melatih memori dan bahasa serta melatih kepekaan persepsi dan empati pada anak,” papar Jovita.
Pemain film dan penyanyi yang juga seorang ibu, Ayudia Bing Slamet, mengatakan, saat menjadi ibu baru yang pertama kali menghadapi anak demam, muncul rasa sedih, tidak tega melihat anaknya, Sekala, yang jadi nempel dan manja pada dirinya.
”Ya, saya harus berusaha menenangkan anak dulu dan menurunkan demamnya,” ujar Ayudia.
Ia tak memungkiri, saat anak sakit atau demam, bisa terjadi drama jika orangtua tidak bisa bersikap tenang dan tidak mengerti mengatasi keadaan. Saat demam, anak butuh perhatian lebih, susah lepas dari orangtua, hingga tidak mau makan. Terkadang, orangtua pun menghadapi sulitnya memberikan pertolongan kepada anak, seperti mengompres saat anak demam.
Saat anak sakit atau demam, bisa terjadi drama jika orangtua tidak bisa bersikap tenang dan tidak mengerti mengatasi keadaan.
Junior Brand Hansaplast Tessa Indira mengatakan, Hansaplast yang ahli dalam produk pertolongan pertama ingin membantu para ibu, terutama ibu baru, untuk mengatasi demam anak #GakPakeDrama.
”Saat demam, anak cenderung ogah-ogahan dan sulit dibujuk untuk diobati. Nah, dengan menghadirkan produk yang bergambarkan tokoh kartun Disney yang digemari anak-anak, harapannya anak-anak jadi lebih mudah dibujuk,” ujar Tessa.
Tokoh kartun itu, yakni Avengers dan Frozen, dihadirkan di produk pertolongan pertama Hansaplast untuk mengatasi anak demam. Ada aroma menenangkan untuk kompres anak.
”Menghadapi anak demam, ya, kuncinya menenangkan anak dulu. Dengan karakter dan gambar, ibu bisa mengajak anak cerita sehingga anak mau diobati dan tidak rewel,” ucap Jovita.