RSUD Dr Moewardi Siap Tangani Pasien Terinfeksi Virus Korona
Penyebaran virus korona tipe baru dari Wuhan, Provinsi Hubei, China di Solo, Jawa Tengah dan sekitarnya diantisipasi. Pihak RSUD Dr Moewardi, Solo menyatakan siap menangani pasien rujukan yang tertular virus tersebut.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·3 menit baca
SOLO, KOMPAS - Penyebaran virus korona tipe baru dari Wuhan, Provinsi Hubei, China di Solo, Jawa Tengah dan sekitarnya diantisipasi. Pihak RSUD Dr Moewardi, Solo menyatakan siap menangani pasien rujukan yang tertular virus tersebut.
Kepala Subbag Hukum dan Humas RSUD DrMoewardi, Solo Eko Haryati mengatakan, RSUD Dr Moewardi telah menerima surat edaran dari Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan adanya pasien tertular virus korona tipe baru. Pihaknya memastikan RSUD Dr Moewardi siap menangani pasien terinfeksi virus tersebut.
“RSUD Dr Moewardi salah satu RS rujukan untuk pasien-pasien dengan infeksius, termasuk misalnya flu burung. Kalau ada pasien (tertular virus korona tipe baru) nanti akan ditempatkan di ruang isolasi,” kata Haryati di Solo, Rabu (22/1/2020).
Menurut Haryati, ruang isolasi itu bisa menampung tiga orang pasien sekaligus. Selain itu, RSUD Dr Moewardi juga memiliki fasilitas instalasi gawat darurat khusus untuk menangani pasien terjangkit penyakit infeksius yang menular melalui udara berkapasitas dua tempat tidur.
“Ruangan IGD didesain khusus, udara di ruangan tersebut ditarik keluar untuk mencegah penularan ke sekitarnya. Pintu IGD airbone itu juga terpisah dengan pintu pasien yang lain,” katanya.
Haryati menambahkan, para tenaga medis juga telah disiapkan untuk menangani pasien. Para petugas medis dibekali dengan alat pelindung diri lengkap untuk mencegah tertular virus korona tipe baru. “Alat pelindung diri itu juga sudah lengkap tersedia di RSUD Dr Moewardi,” ujarnya.
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Semarang Wilayah Kerja Bandara Adi Soemarmo Solo juga telah menyiapkan antisipasi masuknya virus korona tipe baru itu melalui Bandara Adi Soemarmo di Boyolali. Kepala KKP Semarang Wilayah Kerja Bandara Adi Soemarmo Solo Arqu Aminuzzab mengatakan, ada satu alat thermoscan aktif di terminal kedatangan internasional Bandara Adi Soemarmo. Alat tersebut berfungsi memindai suhu tubuh penumpang.
Penumpang yang sakit dengan suhu badan 38 derajat celcius atau lebih akan ketahuan. (Arqu Aminuzzab)
“Penumpang yang sakit dengan suhu badan 38 derajat celcius atau lebih akan ketahuan. Nanti penumpang itu akan diperiksa di ruang karantina kesehatan,” katanya.
Menurut Arqu, selain memeriksa kesehatan penumpang itu, pihaknya akan meminta keterangan, misalnya, apakah baru saja melakukan perjalanan dari Wuhan, China atau apakah pernah bertemu orang yang terinfeksi virus korona. Jika penumpang tersebut menunjukan gejala terinfeksi virus korona tipe baru, misalnya mengalami pneumonia atau radang paru-paru maka akan dirujuk ke RSUD Dr Moewardi.
“Kalau sangat kuat dugaanya terinfeksi virus korona tipe baru, penumpang yang lain dalam satu pesawat itu boleh jadi akan dikarantina, ditempatkan di rumah singgah untuk dipantau kesehatannya, apakah akan berkembang menjadi ada yang sakit atau tidak,” katanya.
Arqu mengatakan, bila pasien yang dirujuk ke RS Dr Moewardi berdasarkan pemeriksaan lebih lanjut ternyata tidak kuat diduga terinfeksi virus korona baru maka akan dilepas. Namun, kesehatan penumpang itu akan dipantau dengan memberikan health alert card (kartu kewaspadaan dini).
Secara terpisah, Manajer Pelayanan dan Tanggungjawab Sosial Perusahaan (service and corporate social responsibility)PT Angkasa Pura I, Bandara Adi Soemarmo Solo Dedi Suwastono mengatakan, saat ini hanya ada satu penerbangan langsung China-Solo, yaitu rute Kunming-Solo. Penerbangan yang dilayani maskapai Citylink tersebut selama ini berjalan seminggu sekali dengan sistem carter untuk melayani wisatawan dari China.