Pasien Terduga Virus Korona di Cirebon Terindikasi Infeksi Paru
Hasil pemeriksaan sementara tim dokter RSUD Waled Cirebon menunjukkan, SH (44), pasien terduga terjangkit virus korona jenis baru, ”novel coronavirus” (2019-nCoV), terindikasi infeksi paru-paru.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Hasil pemeriksaan sementara tim dokter RSUD Waled Cirebon menunjukkan, SH (44), pasien terduga terjangkit virus korona jenis baru atau novel coronavirus (2019-nCoV), terindikasi infeksi paru-paru. Meski demikian, pria yang sempat bepergian ke Taiwan tersebut masih dirawat di ruang isolasi.
Ahmad Fariz, dokter yang menangani SH, mengatakan, berdasarkan pemeriksaan laboratorium dan rontgen, SH didiagnosis terkena radang paru-paru. Namun, setelah evaluasi, yang bersangkutan sempat bepergian ke Taiwan.
”Kami akan cek apakah yang bersangkutan pernah terpapar virus korona jenis baru yang merebak di China. Apalagi, pasien tidak punya riwayat sakit infeksi paru-paru,” katanya, Selasa (28/1/2020), saat konferensi pers di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Kami akan cek apakah yang bersangkutan pernah terpapar virus korona jenis baru yang merebak di China. Apalagi, pasien tidak punya riwayat sakit infeksi paru-paru. (Ahmad Fariz)
Sebelumnya, SH yang merupakan warga Waled datang ke RSUD Waled pada Senin (27/1/2020) sekitar pukul 10.00. Pasien mengeluh batuk, bersin, demam, dan sesak napas. Korban yang bekerja di sebuah perusahaan di Indonesia ini diketahui baru pulang dari Taiwan.
Pasien ke Taiwan untuk mengikuti seminar pada 5 Januari dan pulang 15 Januari. Pasien pergi bersama lima rekan lainnya dari Jakarta, Semarang, dan Jawa Timur. Ketika kembali ke Cirebon, dia mengeluh demam dan sesak napas. Dia sudah periksa ke dokter praktik, tetapi belum sembuh dan dirujuk ke RSUD Waled.
Masuk ruangan isolasi
Pasien langsung dimasukkan ke ruangan isolasi, tidak melalui ruang instalasi gawat darurat seperti pasien pada umumnya. Prosedur itu diterapkan karena gejala yang dirasakan pasien diduga mirip virus korona jenis baru. Gejalanya, antara lain, demam di atas 38 derajat celsius ke atas hingga sesak napas.
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per 26 Januari 2020, ada 2.014 kasus infeksi virus korona dengan 56 korban meninggal. Virus yang bermula dari Wuhan, China, itu sudah menyebar ke negara lain, seperti Korea Selatan, Jepang, Thailand, dan Taiwan.
”Saat ini, kondisi pasien sudah membaik. Suhu tubuhnya 36,8 derajat celsius sampai 37 derajat celsius. Batuk dan sesak napas sudah berkurang. Pasien sudah bisa tidur nyenyak,” ungkap Fariz.
Meski demikian, pasien tetap dirawat di ruang isolasi. Menurut dia, pasien bisa di ruangan tertutup itu hingga 14 hari sesuai dengan masa inkubasi virus. Perawatan dibutuhkan hingga ada hasil pasti pemeriksaan laboratorium oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Jakarta melalui Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan (BBTKL).
Tim akan mengambil sampel swab nasofaring, sputum, dan serum. Pengambilan akan dilaksanakan Selasa siang ini di RSUD Waled.
Direktur Utama RSUD Waled Budi Soenjaya mengatakan, pihaknya menyiapkan tim dokter khusus yang menangani pasien tersebut. ”Setelah swab diambil, pasien akan dirujuk ke RSUD Gunung Jati yang termasuk dalam 100 RS rujukan penanganan virus korona tipe baru oleh Kementerian Kesehatan,” ungkapnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon Eni Suhaeni mengatakan, pihaknya sudah menurunkan tim epidemologi untuk mengivestigasi kondisi pasien dan keluarga. ”Pasien sempat kontak dengan istri, adik, dan dua anaknya. Kondisi mereka baik dan tidak ada gejala seperti SH. Kami tetap memantau,” ujarnya.