34 Warga Kaltim dan Kaltara Dinyatakan Sehat, Warga Tak Perlu Risau
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara memfasilitasi pemulangan puluhan warga yang sudah melalui masa observasi di Natuna, Kepulauan Riau, dan dinyatakan sehat. Masyarakat diimbau tak perlu khawatir.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara akan memfasilitasi pemulangan puluhan warga yang sudah melalui masa observasi di Natuna, Kepulauan Riau. Masyarakat tidak perlu khawatir karena semua warga yang dipulangkan sudah dinyatakan sehat setelah melalui 14 hari masa observasi virus korona tipe baru atau Covid-19.
Sebanyak 20 warga Kalimantan Utara dan 14 warga Kalimantan Timur diberangkatkan dari Natuna ke Jakarta, Sabtu (15/2/2020) siang. Menurut rencana, mereka akan diberangkatkan ke Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur pada Minggu (16/2/2020) melalui bandar udara di Balikpapan, Samarinda, dan Tarakan.
Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor bahkan ikut menjemput mereka di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Karena semua sudah dinyatakan sehat, kami perlakukan semuanya sama seperti warga lain yang sehat. Oleh sebab itu, warga di Kaltim tidak perlu takut.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kaltim Andi M Ishak mengatakan, tidak ada penanganan khusus terhadap 14 warga yang dipulangkan dari masa observasi di Natuna. Semuanya sudah mendapat surat keterangan sehat dari Kementerian Kesehatan setelah melalui berbagai observasi kesehatan.
”Karena semua sudah dinyatakan sehat, kami perlakukan semuanya sama seperti warga lain yang sehat. Oleh sebab itu, warga di Kaltim tidak perlu takut,” kata Andi.
Ia memastikan, jika di antara 14 orang itu ada yang menderita gejala demam setelah dipulangkan, bukan berarti mereka terkena Covid-19. Gejala itu bisa jadi adalah demam biasa karena mereka sudah dinyatakan sehat setelah melalui berbagai pemeriksaan kesehatan di Natuna.
Hal serupa dilakukan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara. Kepala Dinas Kesehatan Kaltara Usman mengatakan, pihaknya akan tetap menjalankan prosedur pemantauan di berbagai pintu masuk ke Kaltara dengan alat pemindai suhu tubuh.
”Alat pemindai suhu tubuh menjadi pemantau pertama di pintu masuk ke Kaltara. Kami sudah menempatkan di Pelabuhan Tunon Taka dan Bandara Juwata Tarakan,” kata Usman.
Menurut dia, ini menjadi momentum bagi masyarakat untuk semakin meningkatkan pola hidup bersih dan sehat agar tak tertular berbagai virus. Dinas Kesehatan Kaltara sudah berkoordinasi dengan kader posyandu dan Dinas Pendidikan Kaltara untuk menggiatkan kegiatan pola hidup bersih dan sehat di sekolah dan tempat tinggal, seperti memperhatikan kebersihan diri dan menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan.
Koordinasi lanjutan
Pemerintah provinsi akan melakukan koordinasi lanjutan terkait warganya yang menjalani pendidikan di China. Opsi yang sudah disediakan antara lain menunggu sampai China dinyatakan aman dari Covid-19 atau melanjutkan pendidikan di dalam negeri.
”Sekarang kami fokus pemulangan warga terlebih dahulu. Untuk selanjutnya, kami akan berkoordinasi lagi, opsi apa yang paling tepat untuk mahasiswa yang menempuh pendidikan di China,” kata Gubernur Kaltara Irianto Lambire ketika dihubungi.
Warga yang diobservasi virus Covid-19 berjumlah 285 orang. Sebanyak 238 orang merupakan warga negara Indonesia yang dievakuasi dari China, 5 orang dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Beijing, dan 42 orang dari sejumlah kementerian.