Meskipun Diduga Kuat Bukan Korona, Pasien Dirawat di Ruang Isolasi
Seorang pasien penderita infeksi saluran napas akut, TH (62), dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Pusat Dr Mohammad Hoesin, Palembang, Selasa (18/2/2020), meski pasien diduga kuat tidak terinfeksi virus korona.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Seorang pasien penderita infeksi saluran napas akut, TH (62), dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Pusat Dr Mohammad Hoesin, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (18/2/2020). Namun, dari hasil pemeriksaan sementara, tim dokter menyatakan pasien warga Kabupaten Banyuasin, Sumsel, itu diduga kuat tidak terjangkit virus korona jenis baru (Covid-19).
Ketua Tim Penyakit Infeksi Emerging Rumah Sakit Umum Pusat Dr Mohammad Hoesin (RSMH), Palembang, Zen Ahmad mengatakan, TH merupakan pasien rujukan dari RS Charitas Palembang. Saat dibawa, dia mengalami sesak napas dan pernah mengalami demam dalam 14 hari ke belakang.
Karena pasien ini merupakan rujukan, maka sesuai prosedur, pihaknya harus melakukan observasi pada pasien di ruang isolasi sampai ada hasil dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) di Jakarta. ”Kami menghormati keputusan rumah sakit yang sudah merujuk pasien ke RSMH. Kami hanya menjalankan prosedur,” katanya.
Namun, Zen menegaskan, kondisi TH tidak memenuhi syarat jika dianggap sebagai terduga penderita virus korona. Itu karena radang paru yang dialami oleh pasien disebabkan oleh bakteri, bukan virus. Hal ini terbukti dari kadar darah putihnya yang naik. Kalau radang paru disebabkan oleh virus, tingkat kadar darah putihnya akan menurun.
Selain itu, TH datang dari Malaysia, negara yang belum ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai negara endemis virus korona. ”Itulah sebabnya, pasien tidak memenuhi syarat sebagai terduga penderita virus korona,” kata Zen.
Kondisi TH tidak memenuhi syarat jika dianggap sebagai terduga penderita virus korona.
Walau demikian, pasien akan tetap berada di ruang isolasi sampai ada hasil dari laboratorium Litbangkes di Jakarta. ”Mudah-mudahan dalam dua hari ke depan sudah ada hasilnya,” kata Zen.
Pelaksana Harian Direktur Utama RSMH, Palembang, Zubaedah menerangkan, pihaknya terus berkoordinasi dengan dinas kesehatan Sumsel dalam penanganan kasus korona. ”Pengiriman spesimen pasien ke Litbangkes pun melalui dinas kesehatan,” ujarnya.
Jika hasil dari Litbangkes menyatakan bahwa pasien negatif virus korona, maka akan kembali dirawat ke ruang biasa. Namun, jika positif, baru akan dilakukan tindakan selanjutnya di ruang isolasi. Ia berharap agar kasus ini tidak menimbulkan keresahan di masyarakat. Penyakit ini pun dapat ditangkal dengan pola hidup sehat.
Kepala Seksi Surveillance dan Imunisasi Dinas Kesehatan Sumatera Selatan Yusri mengatakan, ada 31 orang di Sumsel yang masuk dalam pemantauan. Mereka terdiri dari mahasiswa, tenaga kerja asing, dan turis.
Mereka tersebar di Palembang, Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Muara Enim, dan Musi Banyuasin. Namun, dari jumlah tersebut, 11 di antara sudah dinyatakan terbebas dari virus korona karena telah melewati masa inkubasi.
”Adapun 20 orang lainnya masih dalam pemantauan. Jika dalam satu minggu ke depan kondisi mereka baik, bisa dikatakan Sumsel bebas dari virus korona,” katanya.