Pemerintah mempertimbangkan evakuasi puluhan warga Indonesia yang berada di kapal pesiar Diamond Princess yang berlabuh di Yokohama, Jepang lewat udara dan dengan Kapal Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Soeharso.
Oleh
Adhitya Ramadhan/Anita Yossihara/Deonisia Arlinta Graceca Dewi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah menyiapkan dua opsi evakuasi puluhan warga Indonesia yang berada di kapal pesiar Diamond Princess yang berlabuh di Yokohama, Jepang. Selain evakuasi lewat udara, dipertimbangkan pula evakuasi dengan Kapal Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Soeharso.
Ada 78 WNI yang bekerja sebagai kru Diamond Princess. Empat orang di antaranya positif terinfeksi virus korona baru dan sedang dirawat di rumah sakit di Chiba dan Tokyo. Evakuasi akan dilakukan terhadap 74 WNI yang tidak terinfeksi virus korona baru pemicu wabah Covid-19. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, dua opsi evakuasi tersebut dikonsultasikan kepada Presiden Joko Widodo.
”Opsi pertama, dijemput dengan Kapal Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Soeharso. Kemudian yang kedua, dijemput melalui udara. Sudah dihitung apa kira-kira hambatan dan hal-hal yang akan diperhatikan dari segi efisiensi,” tuturnya, Kamis (20/2/2020), di Jakarta. Muhadjir menyampaikan, evakuasi akan dilakukan terhadap WNI yang dinyatakan sehat. Tidak ada opsi penjemputan terhadap WNI yang sakit.
Semua disiapkan, sampai opsinya diputuskan Bapak Presiden.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menambahkan, proses penjemputan akan diputuskan Presiden. ”Semua disiapkan, sampai opsinya diputuskan Bapak Presiden,” ucapnya. Dalam pelaksanaannya, menurut Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto, pemulangan WNI juga akan merujuk pada ketentuan dari pengelola Diamond Princess.
Alasannya, semua WNI yang berada di kapal itu merupakan anak buah kapal (ABK). ”Yang sudah dijemput saat ini (dari negara lain) adalah penumpang. Sementara kita sekarang bahas soal (WNI) ABK,” tuturnya.
Kemarin, Jepang melaporkan, dua penumpang berusia 80-an tahun yang dikeluarkan dari karantina di Diamond Princess karena terinfeksi virus korona baru telah meninggal. Jepang menyebutkan pula bahwa ada 13 kasus positif baru di Diamond Princess sehingga total terdapat 634 orang yang terinfeksi.
Di kapal pesiar Diamond Princess ada sekitar 3.700 penumpang dan kru yang berasal lebih dari 50 negara dan teritori. Sejak Rabu, Jepang memperbolehkan orang yang tidak terinfeksi virus untuk meninggalkan Diamond Princess mengingat masa karantina 14 hari telah berakhir.
Menurun
Jumlah kasus positif baru di China menurun lagi pada Kamis menjadi 394 kasus. Angka ini jauh lebih kecil ketimbang sehari sebelumnya, yakni 1.749 kasus baru Covid-19. Adapun jumlah korban meninggal di China, kemarin, bertambah 114 orang. Pada Kamis pukul 18.15 WIB, terdapat 75.751 kasus Covid-19 secara global. Adapun korban meninggal 2.130 orang.
Sementara itu, Iran melaporkan kasus kematian pertama akibat Covid-19 di Timur Tengah, yakni di Kota Qom, sekitar 140 kilometer dari Teheran. Terdapat pula dua kasus positif baru di Qom dan satu kasus lagi di Arak sehingga total ada lima kasus positif Covid-19 di Iran. Di Korea Selatan dilaporkan, kasus baru Covid-19 bertambah hampir dua kali lipat sehingga total warga yang terjangkit menjadi 104 orang.
Hampir separuh kasus positif baru terkait dengan kegiatan keagamaan di Gereja Shincheonji di Kota Daegu. Badan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Korsel menyatakan, sebanyak 25 dari 35 kasus baru memiliki riwayat berkunjung ke gereja tersebut. Seorang korban meninggal, yakni perempuan berusia 60-an tahun, pun tercatat memiliki riwayat datang ke gereja yang sama.
Wali Kota Daegu Kwon Young-jin mengimbau 2,5 juta warganya untuk tetap tinggal di dalam ruangan dan menggunakan masker meski berada di dalam ruangan. Dalam jumpa pers yang disiarkan stasiun televisi nasional, Kwon menyatakan kekhawatirannya bahwa peningkatan kasus positif Covid-19 akan membuat infrastruktur kesehatan Daegu kewalahan. Ia meminta bantuan pemerintah pusat.
Untuk pertama kali, Pemerintah Korsel mengakui bahwa penularan Covid-19 antarmanusia mulai terjadi di negara itu. ”Kita menyaksikan penularan di beberapa daerah, seperti Seoul dan Daegu. Sulit untuk menentukan penyebab atau jalur penularannya,” kata Wakil Menteri Kesehatan Korsel Kim Gang-lip
”Menurut penilaian kami, Covid-19 yang berasal dari luar Korsel mulai menyebar antarmanusia secara terbatas,” ujar Kim Gang-lip. Karena itu, pemerintah perlu mengubah strategi karantina guna mengatasinya.