Sebanyak 188 warga negara Indonesia yang jadi awak kapal pesiar World Dream akan segera dievakuasi dan diobservasi di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu.
Oleh
Mediana/Rhama Purna Jati/Tatang Mulyana Sinaga/ Laksana Agung Saputra
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah bersiap mengevakuasi 188 warga negara Indonesia dari kapal pesiar World Dream yang berhenti beroperasi akibat wabah virus Covid-19 dan kini di sekitar Selat Johor yang ada di antara Malaysia dan Singapura. Para anak buah kapal itu akan menjalani observasi di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, Jakarta.
Kapal RI (KRI) dr Soeharso dalam perjalanan menjemput 188 WNI itu. ”Kami putuskan mengevakuasi WNI dari World Dream, dan diobservasi sesuai prosedur yang ditetapkan TNI,” kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy seusai menghadap Presiden Joko Widodo di Istana Negara Jakarta, Senin (24/2/2020).
Sebagaimana dilaporkan Reuters, World Dream ditolak masuk ke Taiwan sebelum berlabuh di Hong Kong awal Februari ini. Ada 1.800 penumpang yang turun, tetapi awak kapal tetap di kapal. Tiga warga negara China yang naik kapal itu pada 19-24 Januari lalu terpapar virus korona baru.
Kami putuskan mengevakuasi WNI dari World Dream, dan diobservasi sesuai prosedur yang ditetapkan TNI.
Kegiatan operasional kapal World Dream dari Hong Kong terhenti sejak 9 Februari 2020. Pihak Dream Cruises menyampaikan telah bekerja sama dengan otoritas setempat untuk memulangkan kru kapal World Dream ke negara asal. Selain itu, Dream Cruises juga mengklaim kapal World Dream mendapat sertifikat bebas virus korona dari departemen kesehatan di Hong Kong, termasuk 188 WNI yang jadi awak kapal.
Terkait hal itu, pemerintah melalui Angkatan Laut RI akan membawa pulang para WNI itu. Kapal penjemputan berangkat dari Surabaya, Minggu (23/2). Pemindahan dari kapal ke kapal dilakukan pada Rabu (26/2) di Selat Durian, Riau. Kapal yang membawa 188 WNI ini diperkirakan tiba di Pulau Sebaru Kecil pada Jumat (28/2).
Pulau Sebaru Kecil
Muhadjir menegaskan, Pulau Sebaru Kecil tak berpenghuni, sulit dijangkau karena ombak besar, dengan sumber air berlimpah. Pemerintah akan mengirim tim guna mengatasi trauma psikis. Mekanisme observasi 188 WNI itu akan sama dengan WNI di Natuna, Kepulauan Riau. ”Observasi selama 14 hari sejak kedatangan di Pulau Sebaru Kecil,” ujarnya.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menambahkan, Indonesia akan mengobservasi 188 WNI di kapal World Dream dari nol lagi. Terkait WNI di kapal pesiar Diamond Princess, Muhadjir mengatakan, pemerintah berkomunikasi dengan Jepang. ”Pemerintah hati-hati, penuh tanggung jawab mengamankan WNI anak buah kapal di dua kapal pesiar itu,” ucapnya.
Kapal pesiar Diamond Princess yang membawa sekitar 3.700 penumpang dan awak telah menjalani masa karantina pada 3-19 Februari 2020 di Yokohama, Jepang. Seorang perempuan usia 60 tahun turun dari kapal seusai masa karantina. Namun, setelah diuji di Prefektur Tochigi, Tokyo, dia positif terinfeksi virus korona baru. Ada sembilan WNI penumpang kapal yang positif menderita Covid-19. Menurut Terawan, karena virulensi virus korona naik sampai 20 persen, Pemerintah Indonesia berhati-hati.
”Kami memikirkan cara paling bijak agar tak timbul episentrum (penyakit) baru,” katanya. Terkait pria asal Jepang yang positif Covid-19 setelah menempuh perjalanan dari Indonesia, Sekretaris Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto mengatakan, Kemenkes melakukan riset epidemiologi atau surveilans aktif dengan dinas kesehatan setempat. Namun, ia tak menjelaskan lebih lanjut mengenai riset itu.