Cadangan Rp 10,3 Triliun untuk Cegah Dampak Ekonomi
Untuk mencegah dampak negatif dari virus korona dan pelambatan ekonomi dunia terhadap ekonomi Indonesia, Presiden Joko Widodo menerbitkan Paket Kebijakan Fiskal senilai Rp 10,3 triliun.
Oleh
TIM KOMPAS
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS—Untuk mencegah dampak negatif dari virus korona dan pelambatan ekonomi dunia terhadap ekonomi Indonesia, Presiden Joko Widodo menerbitkan Paket Kebijakan Fiskal senilai Rp 10,3 triliun. Anggaran itu diambil dari dana cadangan di APBN 2020. Dengan paket ini, berbagai insentif disiapkan.
Pemerintah menyiapkan tambahan manfaat Kartu Sembako dari Rp 150.000 menjadi Rp 200.000, diskon liburan, serta insentif bagi maskapai dan agen perjalanan yang bisa mendatangkan wisman dan turis lokal. Ada pula insentif bebas pajak hotel dan restoran serta kompensasinya ke pemerintah daerah ke 10 daerah tujuan pariwisata, serta tambahan subsidi bunga dan uang muka rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah.
”Total anggaran Rp 10,3 triliun berasal dari APBN 2020,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati seusai rapat terbatas di Kantor Presiden, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (25/2/2020).
Kita kurangi dampak negatifnya yang kemungkinan bisa menurunkan baseline growth kita dari 5,02 persen ke 4,7 persen.
Menurut Sri Mulyani, insentif diberikan untuk menjaga ekonomi Indonesia di tengah penyebaran virus korona yang melumpuhkan aktivitas negara dengan perekonomian terbesar kedua, yaitu China. ”Kita kurangi dampak negatifnya yang kemungkinan bisa menurunkan baseline growth (perhitungan angka dasar pertumbuhan) kita dari 5,02 persen ke 4,7 persen,” katanya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi, dalam pidato pembukaan rapat terbatas, menyatakan, pemerintah akan mengambil langkah cepat untuk menggenjot perekonomian dalam negeri yang terhambat virus korona.
Evakuasi WNI
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto mengungkapkan, sebanyak 188 warga negara Indonesia (WNI) awak kapal The World Dream telah dijemput tim evakuasi dengan kapal rumah sakit (KRI) dr Soeharso milik TNI Angkatan Laut. Proses pemindahan WNI direncanakan pada Rabu (26/2) pukul 10.00 dan tiba di lokasi observasi di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, pada Jumat (28/2) pukul 03.00.
Pemerintah menyiapkan pemeriksaan menyeluruh terhadap WNI itu di Pulau Sebaru Kecil yang telah dilengkapi sejumlah fasilitas. ”Masa observasi bisa diubah menjadi dua kali 14 hari,” kata Achmad.
Sementara itu, rencana pemulangan WNI dari kapal pesiar Diamond Princess di Yokohama, Jepang, menunggu keputusan dari Presiden. Dari 78 WNI di kapal itu, 9 orang terkonfirmasi terinfeksi Covid-19.
Penyebaran meluas
Penyebaran virus Covid-19 semakin meluas. Setelah sebagian Asia Timur, Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Eropa Barat, kini giliran di Eropa Timur ditemukan warga yang positif terinfeksi virus Covid-19.
Pengumuman adanya warga Kroasia yang positif terinfeksi virus Covid-19 disampaikan Perdana Menteri Kroasia Andrej Plenkovic, Selasa (25/2). Laki-laki itu diketahui tertular virus Covid-19 dan dirawat di salah satu rumah sakit di ibu kota negara.
Menteri Kesehatan Kroasia Vili Beros menambahkan, laki-laki tersebut terpapar virus Covid-19 setelah bepergian ke Milan—salah satu pusat penyebaran virus itu di Italia.
Dari Italia, Ketua Persatuan Pelajar Indonesia Milan Andrew Wibawa menuturkan, kawasan itu kondusif meski ada pasien kelima dengan virus Covid-19 yang meninggal pada Senin lalu. Namun, warga, termasuk WNI, kesulitan mendapatkan masker. ”Kami berharap KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) di Roma bisa membantu,” ujarnya. Di Milan ada 110 mahasiswa Indonesia.