Wapres Amin: RS Syariah Juga Perlu Meningkatkan Kualitas SDM Kesehatan
Wapres Ma\'ruf Amin mendorong RS syariah terus meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM kesehatannya. Sebab, SDM kesehatan adalah kunci dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat.
Oleh
NINA SUSILO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jumlah rumah sakit yang bersertifikasi syariah terus bertambah di Indonesia. Selain memahami dan menjalankan prinsip-prinsip syariah, pengelola rumah sakit bersertifikasi syariah juga perlu meningkatkan kualitas sumber daya manusia kesehatan.
Majelis Upaya Kesehatan Islam Seluruh Indonesia (Mukisi) saat ini memiliki anggota sekitar 500 rumah sakit (RS). Dari jumlah tersebut, 18 RS Islam dan 4 RS pemerintah telah tersertifikasi syariah. Sebanyak 65 RS lain didampingi untuk mendapatkan sertifikasi RS syariah. Adapun secara keseluruhan, di Indonesia terdapat 2.883 RS swasta dan pemerintah.
Dalam sambutannya saat membuka 3rd International Islamic Healthcare Conference and Expo (IHEX) di Jakarta, Sabtu (29/2/2020), Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyampaikan harapan agar RS syariah terus meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM kesehatannya. Sebab, SDM kesehatan adalah kunci dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat. Hal ini secara tidak langsung menjadi investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif.
Untuk itu, diperlukan upaya dan komitmen bersama, termasuk kesesuaian antara kebutuhan RS syariah dan perguruan tinggi Islam dalam mendidik tenaga kesehatan yang berkapasitas dan memahami kaidah Islam dalam pelayanan kesehatan baik dari sisi akidah, syariah, maupun akhlak.
RS syariah mendasarkan pengelolaannya pada prinsip Maqashid al-Syariah al-Islamiyah (tujuan syariah Islam), seperti memelihara agama (hifdz ad-diin), memelihara jiwa (hifdz an-nafs), memelihara keturunan (hifdz an-nasl), memelihara akal (hifdz al-aql), dan memelihara harta (hifdz al-mal).
RS Syariah juga wajib mengikuti dan merujuk fatwa MUI terkait dengan masalah hukum Islam kontemporer bidang kedokteran. Karena itu, kata Wapres Amin, SDM kesehatan di RS syariah pun perlu memiliki pemahaman atas prinsip-prinsip ini.
Seusai pembukaan acara, Wapres Amin menambahkan, selain SDM kesehatan, pemahaman pada standar RS syariah juga penting. Ke depan, literasi standar RS syariah ini diharapkan tak hanya dipahami pengelola RS, tetapi juga publik.
Keberadaan RS syariah juga diharapkan melengkapi produk wisata halal yang dikembangkan di Indonesia. Pasien atau keluarga pasien bisa berobat sembari menikmati wisata halal di Indonesia.
”Sambil berwisata sambil berobat di Indonesia,” ujar Wapres Amin.
Wisata halal ini menyediakan semua layanan mulai rumah makan, rumah sakit, hotel, dan berbagai kebutuhan wisatawan Muslim.
Ketua Umum Mukisi Masyhudi mengatakan, pada tahun 2020 akan ada 100 RS yang tersertifikasi syariah. Selain itu, Mukisi juga bekerja sama dengan beberapa negara untuk mengembangkan RS syariah. Beberapa negara, seperti Brunei Darussalam, Malaysia, dan Thailand, sudah menjalin komunikasi dengan Mukisi.