Kesiapan Rumah Sakit Rujukan Covid-19 Belum Seragam
Pemerintah telah menyiapkan rumah sakit rujukan untuk pasien virus korona jenis baru atau Covid-19. Sayangnya, kesiapan 132 rumah sakit yang disiapkan tidak seragam kondisinya.
Oleh
Satrio Pangarso Wisanggeni
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jumlah kasus manusia yang positif terserang virus korona Covid-19 terus bertambah. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan tren peningkatan kasus positif dari hari-hari sebelumnya. Bersamaan dengan itu, kesiapan 132 rumah sakit rujukan di Indonesia masih belum seragam.
Di Jakarta, Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan hingga Rabu (4/3/2020) malam merawat 10 pasien dalam pengawasan Covid-19. Pihak rumah sakit sedang menunggu proses uji swab laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan. Hasil pengujian ini diperkirakan akan memakan waktu hingga empat hari.
Direktur Utama RSUP Persahabatan Rita Rogayah menyiapkan skenario khusus penanganan jika ada pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 yang dirujuk ke rumah sakitnya. ”Kami sudah siap. Memang kami selalu siap, baik itu ada Covid-19 ataupun tidak ada. Kami rumah sakit rujukan selalu siap. Kami ada skenarionya. Yang pertama, kami hanya punya enam ruangan. Kalau enam penuh, kami buka lagi,” tuturnya.
Rita mengatakan, pihaknya maksimal menampung 24 pasien dalam 12 ruangan isolasi khusus. Ruangan khusus tersebut memiliki tekanan udara negatif yang akan mencegah kebocoran udara ke luar ruangan isolasi.
Sementara itu, Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Muhammad Syafak Hanung mengatakan, pihaknya memiliki satu ruangan isolasi khusus dengan tekanan negatif berkapasitas satu tempat tidur. ”Saat ini kami sedang mempersiapkan alat pelindung diri dan menata sumber daya manusia,” ujarnya saat dihubungi Kompas, Rabu malam.
Selain sejumlah rumah sakit di atas, RSPAD Gatot Subroto, RSAL Mintoharjo, dan RS Bhayangkara juga disiagakan sebagai rumah sakit rujukan untuk DKI Jakarta. Untuk Jawa Barat, RSUP Hasan Sadikin, RS Paru Rotinsulu Bandung, dan RSUD Sekarwangi Sukabumi juga menjadi rujukan di antara delapan rumah sakit lainnya yang juga ditunjuk.
Di Jawa Timur, rumah sakit yang dijadikan rujukan adalah RSUD dr Soetomo Surabaya bersama delapan rumah sakit lainnya. RSUP Sanglah ditunjuk sebagai salah satu dari empat rumah sakit rujukan untuk melayani wilayah Bali.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Rumah Sakit Rujukan Penyakit Infeksi Emerging (PIE), ada 132 rumah sakit di 34 provinsi yang dijadikan rujukan untuk pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19.
Di Semarang, RSUP Dr Kariadi menjadi salah satu rumah sakit yang dijadikan rujukan pasien Covid-19. Saat ini, terdapat 18 ruang isolasi, dengan 14 ruang di Gedung Rajawali, 2 ruang di instalasi gawat darurat (IGD), dan 2 ruang di bagian perawatan intensif (ICU).
Bahkan, pada Selasa, menurut Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUP Dr Kariadi, Baskoro Nurdopo, apabila terjadi ledakan jumlah pasien, satu lantai di Gedung Rajawali akan digunakan seluruhnya sebagai ruang isolasi. Dengan demikian, ada tambahan kapasitas menjadi 40 unit tempat tidur.
Selain RSUP Dr Kariadi, RSUD Tidar Kota Magelang juga menjadi salah satu rumah sakit rujukan untuk Jawa Tengah. Menurut Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUD Tidar Kota Magelang Nofi Ahyana, pada Selasa, pihaknya sudah menyiapkan 10 ruang isolasi berstandar internasional untuk menerima pasien dalam pengawasan Covid-19. RSUD Tidar juga sudah memiliki tim dan fasilitas khusus untuk penanganan Covid-19 sesuai dengan prosedur operasional yang standar.
Sementara itu, RSUD Padang Sidimpuan, Sumatera Utara, hingga Selasa (3/3/2020) masih menyiapkan ruang isolasi. Menurut Direktur RSUD Kota Padang Sidimpuan Tetty Rumondang, pihaknya akan menyiapkan empat ruangan khusus untuk pasien terduga ataupun positif Covid-19.
Pihaknya juga sedang memberangkatkan petugas medis untuk mengikuti pelatihan penanganan dan peralatan yang dibutuhkan dari Kementerian Kesehatan.
”Sampai saat ini masih proses penyiapan ruangan, untuk pengobatan dan tindakan medisnya belum. Kelengkapan medisnya pun belum ada. Minggu depan akan kami kirim dokter dua orang, dokter spesialis paru-paru dan dokter spesialis penyakit dalam, serta satu orang petugas laboratorium,” tutur Tetty kepada Kompas.com.