Sejak dua warga Indonesia diumumkan terinfeksi Covid-19, sejumlah pusat pelayanan kesehatan di Jakarta meningkatkan kesiapan mengantisipasi penyebaran virus itu.
Oleh
TIM KOMPAS
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah pusat pelayanan kesehatan di Jakarta tetap beroperasi normal melayani masyarakat. Ada pusat pelayanan kesehatan yang memperketat pemeriksaan untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 sejak masyarakat tiba di pintu masuk.
Di Badan Layanan Umum Daerah Puskesmas Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (4/3/2020), pemeriksaan suhu dilakukan petugas keamanan yang berada di depan pintu. Petugas itu juga menyarankan masyarakat agar sebelum mengantre di loket terlebih dahulu membersihkan tangan menggunakan hand sanitizer yang tersedia di setiap sudut puskesmas tersebut.
Saat mencoba melakukan pemeriksaan kesehatan di puskesmas itu dengan menyebutkan keluhan penyakit berupa demam, batuk, dan pilek, petugas kesehatan di loket kemudian mengarahkan agar melakukan pemeriksaan selanjutnya di bagian pemeriksaan umum di lantai empat. Mereka juga meminta pasien agar tidak perlu khawatir, termasuk bahaya terpapar Covid-19, karena sudah ada petugas medis yang melayani setiap keluhan pasien.
Di lantai empat, salah seorang petugas medis menjelaskan bahwa puskesmas hanya melakukan pemeriksaan awal. Jika gejala yang diderita pasien merupakan gejala biasa seperti batuk dan pilek, akan ditangani tenaga kesehatan di sana. ”Kalau memang penyakitnya serius, akan kami rujuk ke rumah sakit,” katanya.
Antisipasi penyebaran Covid-19 tampak lebih longgar di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanah Abang, Kebon Kacang, Jakarta Pusat. Di tempat itu, masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan kesehatan langsung diarahkan ke loket pendaftaran. Meski demikian, ada banyak hand sanitizer yang tersedia di dalam rumah sakit tersebut.
Sebagian masyarakat yang ditemui di Puskesmas Tanah Abang mengaku lebih sadar untuk memeriksakan kesehatan di pusat layanan kesehatan sejak dua warga negara Indonesia diumumkan terinfeksi Covid-19 oleh Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020. Ada warga yang memeriksakan kesehatan di puskesmas ketika salah satu anggota keluarga mengalami gejala pilek atau batuk.
”Anak saya dari kemarin batuk dan pilek. Saya langsung bawa ke sini. Enggak mau tunda-tunda,” kata Jesica (40), salah satu warga yang ditemui di Puskesmas Tanah Abang. Pengakuan serupa disampaikan Tuti (40), salah satu warga yang segera memeriksakan kesehatannya setelah mengalami gejala demam.
Padahal, sebelum ada kasus Covid-19 di Indonesia, dia biasanya mengandalkan obat-obatan yang dibeli di warung. ”Khawatir saja karena saya, kan, setiap hari jualan di pasar, jadi bertemu banyak orang. Lebih baik periksa sejak awal,” ujar pedagang pakaian di Pasar Tanah Abang itu.
Tambah RS rujukan
Menyadari kekhawatiran warga dan kebutuhan akan fasilitas kesehatan yang memadai terkait penanggulangan Covid-19, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta tengah memproses untuk menambah dua rumah sakit rujukan yang akan bisa melayani pasien dengan gejala terinfeksi, diduga terinfeksi, ataupun terinfeksi Covid-19. Dua rumah sakit yang diproses itu adalah RSUD Pasar Minggu dan RSUD Cengkareng.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti, Rabu, menjelaskan, untuk rumah sakit rujukan adalah kewenangan pemerintah pusat. Untuk itu, Dinkes DKI sedang berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk menambah RS rujukan. Jadi, jika sebelumnya di Jakarta sudah ada tiga RS rujukan, yaitu RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, RS Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, dan RS Persahabatan, maka dengan skala prioritas yang ditetapkan Kemenkes, RS usulan Dinkes adalah RSUD Pasar Minggu dan RSUD Cengkareng.
Dari 27 Januari sampai Rabu, kami menerima 2.000 telepon yang menanyakan informasi terkait korona
Ketiga rumah sakit yang sudah ditetapkan sebagai RS rujukan oleh Kemenkes itu adalah RS di bawah pengelolaan Kemenkes. Sementara dua RS yang diproses berada di bawah pengelolaan Pemprov DKI Jakarta. ”Kita tahu tiga RS yang sudah ditetapkan sebagai rumah sakit rujukan letaknya di utara, timur, dan pusat. Nah, dua lain yang kami usulkan itu ada di barat (RSUD Cengkareng) dan di selatan (RSUD Pasar Minggu),” ucap Widyastuti.
Widyastuti menambahkan, RS yang diusulkan itu akan memiliki fasilitas sesuai dengan standar dan prosedur Kemenkes. Semua kasus dalam pengawasan akan sesuai dengan buku pedoman yang ditetapkan Kemenkes. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kesehatan Dwi Oktavia TLH menjelaskan, sebetulnya untuk fasilitas kesehatan, baik puskesmas maupun RSUD di Jakarta, disiapkan untuk bisa melayani pasien pada tahap awal.
Baru setelah ada diagnosis, kalau memang harus dirujuk, akan dirujuk ke tiga RS rujukan yang ditetapkan. Menurut data Dinkes DKI, sudah ada 2.000 penelepon sejak call center kasus Covid-19 dibuka pada 27 Januari 2020. ”Dari 27 Januari sampai Rabu, kami menerima 2.000 telepon yang menanyakan informasi terkait korona,” kata Widyastuti.
Per hari Rabu, 121 orang yang dalam pemantauan sudah selesai menjalani masa pemantauan dan dinyatakan sehat, 120 orang masih dalam pemantauan, 30 pasien dalam pengawasan sudah pulang dalam kondisi sehat, dan 26 pasien dalam pengawasan masih dirawat. Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana menjelaskan, untuk kalangan pendidikan, pihaknya sudah mengeluarkan surat edaran kepada sekolah-sekolah di lingkungan Dinas Pendidikan DKI.
”Kami mengimbau agar kewaspadaan ditingkatkan, tidak panik, tidak menyepelekan, menjalankan pola hidup sehat, kalau ada yang sakit berobat secara medis karena kita tidak bisa menentukan terkena virus atau tidak. Namun, kami tidak mengeluarkan instruksi untuk meliburkan sekolah,” tutur Nahdiana.
Ruang isolasi
Wali Kota Bogor Bima Arya, kemarin, mengatakan, pihaknya telah menginstruksikan kepada sejumlah rumah sakit di Kota Bogor, Jawa Barat, untuk menjalankan prosedur tetap sesuai dengan standar operasi yang berlaku dari Kemenkes dalam menangani pasien yang mengalami gejala terinfeksi virus korona.
Direktur RSUD Kota Bogor Ilham Chaidir mengatakan, pihaknya menyiapkan dua ruangan isolasi untuk perawatan sementara pasien yang mengalami gejala Covid-19. Sebelum masuk ke ruang isolasi, pasien akan masuk ke ruang dekontaminasi dengan jalur khusus. Kesiapsiagaan serupa diutarakan oleh Direktur RS Siloam Bogor Finna Indriany.
Wali Kota Depok Mohammad Idris menyatakan, saat ini pihaknya masih memantau kondisi 73 orang yang merupakan tenaga medis dan staf dari RS Mitra Keluarga Depok, Jabar. Dari pemantauan yang dilakukan, lima dari 73 orang tersebut menunjukkan gejala flu dan batuk. Namun, gejala tersebut bukan karena virus korona. Adapun 68 orang lainnya terkonfirmasi dalam keadaan sehat. (VAN/MTK/GIO/RZF/HLN)