Antisipasi Covid-19 di Semarang hingga Tingkat Kecamatan
Gugus tugas penanganan Covid-19 yang dipicu virus korona jenis baru dibentuk. Gugus tugas itu akan berkoordinasi hingga tingkat kecamatan. Riwayat perjalanan warga dari luar negeri dalam dua minggu terakhir akan dilacak.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah, membentuk gugus tugas penanganan coronavirus disease 2019 atau Covid-19 yang dipicu virus korona jenis baru, yang akan berkoordinasi hingga tingkat kecamatan. Riwayat perjalanan warga dalam dua minggu terakhir akan dilacak guna mengantisipasi dini penyebaran virus.
Hingga Minggu (15/3/2020) terdapat satu kasus positif Covid-19 di Kota Semarang. Pasien tersebut berjenis kelamin perempuan berusia 63 tahun yang kini masih dirawat di RSUP Dr Kariadi Semarang. Sebelumnya, pasien tesebut memiliki riwayat perjalanan ke Bali.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di Balai Kota Semarang, Minggu, mengatakan, di tingkat kota, gugus tugas dipimpin Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu. Perwakilan forum komunikasi pimpinan daerah Kota Semarang akan masuk di dalamnya.
Lebih terinci, gugus tugas itu akan memiliki satuan di 16 kecamatan yang ada di Kota Semarang. ”Tugas utamanya mendata warga di setiap kecamatan yang pernah melakukan perjalanan dari luar negeri dalam dua minggu terakhir. Akan kami monitor,” ujar Hendrar.
Pada hari Minggu, Hendrar juga menerbitkan surat edaran terkait peningkatan kewaspadaan terhadap risiko penularan infeksi Covid-19. Disebutkan dalam surat itu antara lain agar seluruh instansi di Semarang berkoordinasi, sosialisasi, serta menyiapkan alat deteksi suhu tubuh dan antiseptik.
Tugas utamanya mendata warga di setiap kecamatan yang pernah melakukan perjalanan dari luar negeri dalam dua minggu terakhir. Akan kami monitor.
Pemkot Semarang juga menunda dan/atau membatasi kegiatan yang menghadirkan orang banyak di tempat umum, seperti hari bebas dari kendaraan, seminar, dan perkemahan. Selain itu, siswa TK, SD, dan SMP di lingkup Kota Semarang juga diliburkan pada 16-29 Maret 2020.
Kendati demikian, Hendrar menekankan kepada jajarannya agar tidak hanya fokus di Covid-19. ”Penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang saat ini sudah ada tiga korban dari 104 kasus juga menjadi perhatian. Begitu juga angka kematian ibu saat melahirkan,” ucap Hendrar.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Gunawan Saptogiri menuturkan, dalam dua minggu ke depan, guru sekolah akan masuk seperti biasa, sesuai jam masuk dan pulang kerja. Para guru bersama petugas sekolah akan membersihkan setiap sudut sekolah dengan cairan pembersih.
”Siswa diberi tugas dan belajar secara daring di rumah. Ini berlaku bagi semua tujuh TK negeri, 327 SD negeri, dan 44 SMP negeri di Kota Semarang. Juga berlaku bagi sekolah swasta,” katanya.
Belajar mandiri
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo juga meniadakan kegiatan belajar di sekolah bagi siswa TK, SD, SMP, SLB, SMA, dan SMK atau sederajat. Pelaksanaan ujian nasional juga ditunda serentak. Ia pun mengimbau perguruan tinggi untuk meliburkan mahasiswa atau belajar mandiri di rumah.
Hingga Minggu, tercatat empat kasus positif Covid-19 di Jateng. Setelah dua kasus di RSUD Dr Moewardi Kota Solo, pasien positif Covid-19 juga terkonfirmasi di RSUP Dr Kariadi Semarang dan RSUD Tidar Magelang pada Minggu (15/3/2020). Hingga kini, total sudah ada 57 pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 di Jateng.