Pemerintah Kota Surabaya terus melakukan upaya antisipasi penyebaran virus korona dengan membagikan masker secara gratis, penyemprotan disinfektan, serta memasang wastafel di ruang publik.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·5 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya terus melakukan upaya antisipasi penyebaran virus korona dengan membagikan masker secara gratis, melakukan penyemprotan disinfektan, memasang wastafel di ruang publik, termasuk tempat ibadah dan sekolah, serta membagikan pembersih tangan. Sampai hari Rabu (18/3/2020), wastafel sudah terpasang di 140 titik di pasar, sekolah, taman, trotoar, dan fasilitas umum lain.
Tidak hanya memasang wastafel yang dilengkapi sabun cair dan tisu, Pemkot Surabaya juga semakin masif melakukan penyemprotan disinfektan di tempat publik. ”Semua ruang publik, seperti pasar tradisional, pasar krempyeng atau pasar kaget, sekolah, masjid, dan gereja, pasti disemprot walau dilakukan secara bertahap,” kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Rabu (18/3/2020).
Pemasangan wastafel di tempat umum dilakukan karena upaya mengantisipasi penyebaran virus korona salah satunya dengan rajin mencuci tangan hingga bersih. Untuk itu, Pemkot Surabaya terus memasang wastafel portabel agar bisa dimanfaatkan masyarakat mencuci tangan. ”Fasilitas cuci tangan terus digenjot, termasuk menyediakan hand sanitizer dan tisu. Paling tidak bisa pasang di 10 titik sehari,” kata Risma.
Menurut Risma, salah satu kunci agar tidak terkena virus Covid-19 adalah tangan dalam kondisi bersih. Sebab, penyebaran virus ini lebih cepat melalui tangan yang kotor. Oleh karena itu, pemkot terus membangun fasilitas mencuci tangan di taman, sekolah, dan tempat ibadah.
Semua ruang publik, seperti pasar tradisional, pasar krempyeng atau pasar kaget, sekolah, masjid, dan gereja, pasti disemprot walau dilakukan secara bertahap. (Tri Rismaharini)
Hingga saat ini pemkot sudah memasang 140 wastafel portabel sejak awal Februari lalu. Fasilitas cuci tangan itu dipasang di sekolah, gedung pemerintahan, taman, sentra wisata kuliner dan pasar, serta berbagai fasilitas umum lain di Kota Surabaya. Di sekolah sudah terpasang 59 unit wastafel, gedung pemerintahan 30 unit, taman 9 unit, sentra wisata kuliner dan pasar 24 unit, serta fasilitas umum lainnya 18 unit.
Risma memastikan wastafel portabel yang dipasang akan terus bertambah setiap hari sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Misalnya, di setiap sekolah harus terdapat lebih dari satu wastafel. Selain itu, pemkot juga memasang sarana serupa di tempat strategis agar warga Surabaya membiasakan mencuci tangan sesering mungkin di mana pun dan kapan pun mereka berada.
Selain terus menambah jumlah wastafel, Pemkot Surabaya juga tak henti melakukan penyemprotan disinfektan untuk mencegah tersebarnya virus korona.
Menurut Risma, saat ini Pemkot Surabaya masif melakukan penyemprotan di berbagai titik di Kota Surabaya, seperti di tempat keramaian, permukiman padat penduduk, fasilitas umum, tempat ibadah, dan sekolah.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat Kota Surabaya, Pemkot Surabaya melakukan penyemprotan di tiga kecamatan, yaitu Bulak, Kenjeran, dan Semampir. Di Kecamatan Bulak terdapat 40 titik yang dilakukan penyemprotan, Kenjeran 93 titik, dan Semampir 140 titik.
Dari titik-titik lokasi itu, 194 di antaranya adalah area sekolah, mulai dari SD, MI, SMP, hingga MTs. Selain tempat ibadah dan sekolah, gedung publik milik pemkot, seperti Convention Hall di Jalan Arif Rahman Hakim dan gedung Dharmawanita di Jalan Kalibokor, juga disemprot disinfektan.
Langkah lain yang dilakukan pemkot adalah membuka posko di Balai Kota Surabaya dan dapur umum di Taman Surya. Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat Kota Surabaya Eddy Christijanto menjelaskan, posko Covid-19 sudah ada sejak Selasa (17/3/2020). Posko ini nanti mengoordinasi penyemprotan disinfektan ke berbagai titik di Kota Surabaya.
”Di posko ini warga bisa menanyakan terkait dengan penyemprotan disinfektan yang dilakukan pemkot. Bahkan, warga juga bisa menanyakan mekanisme apabila menginginkan penyemprotan disinfektan,” kata Eddy.
Selain itu, Pemkot Surabaya juga membuat dapur umum sejak Rabu (18/3/2020). Di dapur umum ini, pemkot membuat minuman herbal pokak (ramuan rempah-rempah) dan merebus telur sebagai salah satu cara meningkatkan daya tahan tubuh. Selanjutnya, minuman pokak dan telur rebus itu dikirimkan ke warga di Kota Surabaya.
”Khusus hari ini, kami mengirim 1.000 gelas minuman pokak dan 1.000 butir telur rebus ke Kecamatan Semampir karena wilayah itu padat penduduknya,” ujarnya.
Sebanyak 1.000 gelas pokak dan 1.000 butir telur rebus itu diserahkan oleh pemkot kepada Camat Semampir. Selanjutnya, pihak kecamatan membagi-bagikan kepada warga karena lebih tahu kondisi lapangan.
Eddy pun memastikan bahwa yang paling penting dari pembuatan dapur umum hingga pembuatan pokak dan telur rebus itu adalah memberikan edukasi kepada warga Kota Surabaya agar membiasakan pola hidup sehat. Sebenarnya, meminum pokak dan mengonsumsi telur rebus tidak cukup sekali dua kali, tetapi harus berkali-kali.
Warga diharapkan bisa membuat sendiri pokak dan telur rebus itu. Apalagi resepnya sangat mudah. ”Jadi, tujuan utamanya memang untuk mengedukasi warga supaya membiasakan lagi pola hidup sehat semacam ini,” tegasnya.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surabaya ikut mencegah penyebaran virus Covid-19. Salah satunya dengan meningkatkan kandungan biocide atau bahan kimia pembunuh bakteri dalam air PDAM yang disalurkan ke rumah pelanggan dengan tingkat level aman dan efektif.
Tiga kegiatan ditunda
Upaya Pemkot Surabaya sebagai langkah antisipasi pencegahan penularan virus korona terus dilakukan. Caranya mulai dari sosialisasi langsung ke masyarakat, mengimbau agar peserta didik belajar di rumah, meniadakan sementara kegiatan car free day atau hari bebas kendaraan bermotor setiap hari Minggu, hingga menunda tiga kegiatan besar dalam rangkaian acara peringatan Hari Jadi Ke-727 Kota Surabaya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya Antiek Sugiharti mengatakan, penundaan sementara beberapa kegiatan dalam rangkaian hari jadi Kota Surabaya ini sebagai langkah untuk meminimalkan kontak atau hubungan langsung. Sebab, dalam kegiatan tersebut terjadi pengerahan massa yang cukup besar.
Antiek menjelaskan, tiga kegiatan besar yang ditunda adalah Festival Rujak Uleg yang sedianya berlangsung pada Sabtu (5/4/2020), Grand Final Cak dan Ning, Kamis (9/4/2020), dan Surabaya Vaganza, Sabtu (12/4/2020). Tiga acara besar tersebut dipastikan ditunda hingga kondisi memungkinkan.
”Jadi, tiga event besar itu kami tunda karena melibatkan banyak orang, seperti Festival Rujak Uleg lebih dari 1.500 peserta dan Surabaya Vaganza dengan banyaknya warga,” katanya.
Di samping itu, kata Antiek, beberapa pimpinan perusahaan atau instansi yang menjadi peserta Surabaya Vaganza juga menyatakan mundur. Hal ini tentu sebagai langkah antisipasi untuk mencegah penularan virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19.
Sementara kegiatan Surabaya Cross Culture Festival pada 5-9 Juli 2020 juga masih dipertimbangkan pelaksanaannya. Antiek menyebut, meski masih berlangsung pada beberapa bulan ke depan, pihaknya belum bisa memastikan apakah ajang tersebut ditunda atau tetap dilaksanakan.